Selasa, 31 Maret 2015

ff chaeki | New Love | Chapter 5

Title : New Love
Genre : Romance, Comedy
Cast :
Song Joong Ki
Moon Chae Woon
Lee Seung Gi
Yura Girls day aka Yoo Se Mi

Ff yang akan anda baca ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan tempat, nama, tokoh, semuanya hanya khayalan saya semata. Hope you guys like it. Eitss jan lupa komen. Guys kalo ada nama-nama sesuatu yang agak aneh dan ngawur, tolong maklumi saya yakk.oh ya maapin juga bahasa ane yang rancu dan apalah-apalah. Typo bertebaran dimana-mana. Maakasih telah sudi membacaa. Yok cekidot.

Chae Won Pov
            Setelah Joong ki pergi aku pun masuk kedalam rumah. Aku pun melepas sepatuku. Kulihat ayah dan ibu sedang duduk menonton tv. Aku menghapiri mereka. Baru saja kau duduk tiba-tiba Nae Eun masuk dan berlari ke arahku kemudian menatapku dengan penuh tatapan curiga. Ayah dan Ibu juga bingung dengan apa yang Na Eun Lakukan.
            “Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan?” tanyaku sambil mendorong wajahnya menjauh dariku.
            Ia kemudian kembali mengakkan posisinya. Kemuian ia malah menatap ke arah Ayah dan Ibu. “Eomma, Appa Chae won Eonni tadi puang bersama seorang pria.” Ujarnya tiba tiba.
            Sontak aku langsung membungkam mulutnya. “YA! Na Eun Apa yang kau katakan? Jangan mengada-ada.” Ujarku sambil masih membekapnya.
            Na Eun mencoba melepaskan bekapanku. Kemudian dia malah menggigit tanganku. Akhirnya aku pun melepaskannya. Ayah dan ibu masih bingung meihat tingkah kami berdua. Sementara aku masih meratapi gigitan Na Eun di tanganku.
            “Eonni Sudah punya pacar.” Ujar Na Eun lagi.
            “Hya! Na Eun pacar apanya?” Ealakku.
            “Benarkah? Chae won akhirnya kau sudah punya pacar lagi?” Ujar Eomma bersemangat.
            “Tidak Eomma. Dia bukan pacarku.” Jawabku.
            “Waa Rupanya anakku sudah punya pacar lagi setelah dicampakkan oleh pria itu.” Ujar Appa kemudian.
            “Appa dicampakan apanya? Siapa yang dicampakkan? Ihh menyebalkan. Dia bukan pacarku. Dia hanya teman kerjaku. Kalian semua jangan salah sangka.” Jelas ku.
            “Ahh sudahlah mengaku saja dia pasti pacarmu. Kalau tidak mungkin dia menyukaimu. Aku lihat tadi dia menatap mu dengan tatapan cinta.” Kata Na Eun
            “Tatapan cinta? Hya au ini kebanyakan nonton ftv nih pasti. Kau Moon Na Eun sukanya bikin gosip aja! Sudahlah aku mau mandi.” Ujarku kesal.
“Hya sebenarnya siapa dia, katakan saja tidak perlu menutup-nutupi seperti itu.” Ujar ibu.
“Eomma, kenapa sepertinya kalian ingin sekali aku punya pacar sih? Sudah ku bilang dia hanya temanku.” Jawabku.
“Beneran nih Cuma temen? Kalau begitu berikan padaku saja. Oppa tadi sepertinya sangat tampan. Dan senyumnya itu lohh. Padahal aku hanya melihat dari jauh.” Kata Na Eun
“Ya sudah terserah kau saja. Aku ke atas dulu.”
 Aku pun bangkit dan berjalan menuju kamarku di lantai atas.
            Waduh si Na eun ini kenapa sempet liat aku dan Joong Ki sih. Ahh untung saja aku bisa mengelak. Jadi setidaknya keluargaku hanya mengenal Joong Ki sebagai temanku saja.
~~~
           
            Siang ini aku sedang di depan mesin minuman. Aku memasukan sebuah koin, kemudian memencet salah salah satu tombol. Tak lama sekaleng minuman pun telah keluar. Aku pun mengambilnya. Aku baru saja ingin membuka dan menyeruput minumanku. Kemudian seseorang menghampiriku. Ia berdiri tepat di depanku. Awalnya aku sedikit kaget. Hah dia gadis yang kemarin. Mau apa dia kesini. Dia menatapku sambil menyipitkan matanya. Kemudian memandangi ku dari atas sampai bawah. Ia bahkan sempat berjalan memutariku. Kemudian ia berhenti tepat didepanku dan berkata “Dokter, aku ingin bicara denganmu.”
            “Baiklah langsung saja katakan apa yang ingin kau katakan.” Jawabku.
            “aku tidak mau di sini.” Katanya yang kemudian menarikku menuju taman.
            Kami berdua duduk di salah satu bangku taman. Aku melihat ke jam tanganku kemudian berkata “ Yo Bi Shi aku tidak punya waktu banyak sebentar lagi aku harus bekerja.”
            “­­­­ajhuma!”
            “Ahjumma?”
            “Ne, kau dan joong ki oppa tidak benar-benar berpacaran kan?”
            Aku terdiam sejenak. “Ani, kami berpacaran.”
            “Pembohong! Aku tahu kau bukanlah tipe oppa ku.”
            “Kami memang berpacaran.”
            “Tidak mungkin! Kalian pasti sedang bersandiwara kan? Kau hanya berpura-pura berpacaran dengan oppa karena dia ingin menjauhiku.”
            “Yo Bi shi..”
            “Kalau memang benar begitu lebih baik kau jauhi oppa ku sekarang juga. Karena dia hanya akan menjadi milikku.”
            “Tapi yo bi shi..”
            “Sudahlah aku sibuk! Aku tidak punya banyak waktu. aku pergi.”  Ujarnya yang kemudian malah meninggalkanku begitu saja.
            Mulutku sempat mengagag beberapa saat. Perasaan tadi aku yang bilang sibuk sekarang malah dia yang bilang sibuk. Lagian siapa yang ngedatengin orang di waktu kerjanya tiba-tiba dan berbicara begitu. Aihh benar-benar tidak sopan nih anak. Ya terserah kau saja sana makan jong ki oppa mu sana sana huuu. Lagian siapa juga yang mau sama oppa mu. Mengganggu saja.
            Aku pun kembali ke dalam. Aku menatap joong ki kesal. kemudian menghampirinya. Ku lihat ke sekeliling ruangan.
“Wae cagia?” Tanyanya.
“Behenti memanggilku Chagi!”
“Wae? Kenapa kau tiba-tiba marah begitu eoh? Apa aku melakukan kesalahan?”
“Semua yang kau lakukan salah di mataku. Cepat ikuti aku. Aku ingin bicara seseuatu.”  Dengan cepat aku menarik lengan joong ki. aku pun mengajaknyake tangga darurat.
Di tangga darurat.
“Joong ki shi lebih baik kita cepat akhiri hubungan kita sebelum semuanya bertambah rumit.”
“Wae cagia, kenapa tiba-tiba memutuskan hubungan kita?”
“Yak!” aku pun mencubit perutnya. “berhenti bermain-main denganku. Aku sedang serius!” aku pun melepaskan cubitanku. Dia merintih kesakita.
“Aaappo, aish kenapa kau suka sekali menyakitiku sih?”
“Kau juga selalu saja mengganggu ku. Aah sudahlah balik ke topik.”
“Kau yakin ingin mengakhiri hubungan kita? baru saja kemarin kau bertemu dengan orang tuaku dan kalau tiba-tiba kita putus itu rasanya akan sangat aneh. Dan juga apa kau tidak ingin balas dendam kepada mantanmu?”
Kenapa dia tiba-tiba membicarakan mantan?
“Ma ma mantan apa?”
“dokter Lee Seung Gi.” Jawb joong ki seraya berbisik ke telingaku. Sontak saja aku langsung mendorong bahunya.
“Tidak! Aku tidak mau balas dendam balas dendaman seperti itu! aku hanya ingin hidup tenang. Akan lebih cepat jika kita akhiri semuanya dan kau berhenti menggangguku. oh ya aku juga ingin tenang dari ganguuan Gadis tidak sopan itu.”
“Yo Bi maksudmu?”
“Iya, kau dan dia sama saja nyebelinnya. Lebih baik kau pacaran saja dengan dia. kalian pasti akan cocok.”
“Cocok apanya? Kalau kita akhiri ini aku akan terperangkap lagi oleh nya. Chae won shi kau tega sekali.”
“Itu urusan mu apa peduliku wlee” jawabku sambil menjulurkan lidah ke arahnya.
“Chae won shi, jangan kita akhiri sekarang yaa. Ne?” Tiba-tiba saja ia berbicara begitu sambil melakukan aegyo ke arahku. Omo dia manis sekali. Eiitss Chae won jangan terpengaruh.
“Ku bilang sekarang ya sekarang!.”
“Chae won shi kumohon bantulah aku hanya sebulan saja.”
“Nggak mau.! Sekarang aku akan bilang ke So Ra bahwa kita putus dan hubungan pura-pura kita akan selesai!” Jawabku sambil melipat tangganku ke dada.
Aku pun meninggalkannya, kemudian kembali menuju ruanganku.
Di rungan tim chae won.
“Eomma? Na Eun? Sedang apa kalian.”
Kenapa eomma dan Na Eun ada disni? Mereka sedang makan bersama So Ra lagi. Aku pun menghampiri mereka bertiga.
“Chae won kemarilah ini sangat enak.” Ujar sora sembari mengunyah makanan di mulutnya.
Aku pun duduk di samping Eooma. “Eomma kenapa tiba-tiba kesini? Membawa makanan pula.”
“Memangnya salah jika Eomma mengunnjungi tempat kerja anaknya.”
“Eonni, dasar kau tukang bohong. Kenapa kau tidak bilang kalu dia adalah pacarmu. Cih bilangnya Cuma teman padahall.” Ujar Na Eun tiba-tiba.
“Ya NA Eun apa maksudmu.” Tanyaku.
“Kau dan Joong ki. Kenapa kau menutupinya dari keluargamu sih?” Kata So Ra kemudian.
“Chae won ah mana pacarmu Eomma ingin bertemu dengannya.” Ujar Eomma.
“Apa saja yang kau katakan ke eommaku?” tanyaku pada so ra.
“Seemuaanya” jawabnya santai.
“Heish, mana Joong ki itu apa dia sedang sibuk?” tanya eomma lagi.
“Ne aku dan dia memamng berpacaran, tapi kita sebenarnya sudah ....” Tiba-tiba seseorang membekap mulitku. Aku pun melepaskan tangannya secara paksa.
“Selamat datang eommoni, perkenalkan namaku Song Joong ki. aku adalah pacar dari anakmu Moon Chae Woon.” Kata joong ki sambil membungkuk ke arah Eommaku.
“Aniya kita sudah...”
“Omo jadi kau pacar putriku.” Kata Eomma sembari bangkit.
“Ne Eommoni senang bertemu denganmu untuk pertama kalinya.”
“Kemari, kemarilah nak duduklah.” Kata eomma sambil menarik joong ki duduk sambil memberinya sumpit.
“Ne khamsamida  Eommoni.” Kata joong ki yang kemudian melirikku dan tersenyum puas kearahku.
Aku memulai telepati kepadanya.
“YA! kenapa kau malah mengaku sebagai pacarku? Kubilang kita harus akhiri ini.”
“Chae won shi tolong bantu aku, hanya satu bulan saja. Ne,?”
“Gak mau cepetan kamu bilang kalo kamu Cuma becanda!”
Joong ki menggelengkan kepalanya. Aku memelototinya. Dia lagi-lagi menggeleng. Aku pun menginjak kakinya. Dia hanya diam menahan sakit. Sepertinya eomm menyadari yag kulakukan.
“Dokter Song joong ki,” Panggil eomma.
“Ne eommoni?”
“kau harus sabar menghadapi anakku ya, dia memang sedikit kasar.” Kata eomma.
“Animida, aku baik-baik saja eomoni.”
Akhirnya mereka malah makan bersama. Bahkan sepertinya Eomma ku menyukai Joong ki. Di tambah lagi Na Eun juga ikut-ikutan memuji Joong ki. Eommaku meng kepoin joong ki segala macem. Dan ditambah dengan bantuan So Ra Eommaku menjadi lebih yakin tentang hubungan kami. Aku sering mengelak jawaban Joong ki, namun tidak ada yang menghiraukannya. . Aku harus berbuat apa lagi sekarang. Aaaaaahhhhhhhhhhh.
~~~
            Beberapa hari setelah hari itu.
            Malam itu, Aku sedang berjalan ingin keluar dari rumah sakit. Aku sedang menunggu taksi. Nambun bukannya taksi yang berhenti di depanku tapi mobil joong ki. ia membuka jendela mobilnya dan melongok ke arahku.
            “Chagia mari ku antar pulang.” Katanya.
            “Gak mau.” Jawabku cuek.
            Aku pun melambai ke taksi yang sedang berjalan. Namun taksi itu tidak berhenti. Kulakukan hal yang sama pada beberpa taksi yang lewat. Namun hal yang sama ku alami pula.
            “Haissh kenapa tidak ada yang berhenti sih.”
            Aku melirik ke arah joong ki. dia mengangkat alisnya.
            “Sudahlah naik saja.” Kataya.
            “huuuh” Aku menghela nafas sambil memutar bola mataku. Kemudian aku berjalan dan memasuki mobilnya. Kemudian aku duduk dan memakai sabuk pengaman.
            “Jangan Geer ya, ini karena tidak ada taksi.” Kataku.
            “Arraseo.” Jawabnya.
            Mobil pun melaju. Di tengah perjalanan tiba-tiba hp ku berbunyi. Kulihat siapa nama yang tertera. Hah? Seung gi oppa? Beneran nih dia nelfon aku lagi. Aku masih belum menganggkatnya.
            “Siapa?” Tanya joong ki.
            “Bukan urusanmu.” Jawabku lalu kemudian mengangkatnya.
            “Yobseyo.”
            “Chae won ah, saranghae.” Kata suara di sebrang sana. Sepertinya Seung gi oppa sedang mabuk. Sebenarnya dia sedang kenapa?
            “Sunbae Gwenchana?” Tanyaku.
            “Sunbae? Sunbae siapa?” Tanya Joong ki lagi.
            Seung gi bilang dia sedang di bar biasa dan dia akan menungguku datang. aku mengiyakan perkataannya kemudian Aku pun menutup telfonnya. Aihh kenapa sih kok dia sampai mabuk begitu. Akupun langsung menyuruh Joong ki berhenti.
            “Joong Ki shi tolong berhenti di depan sana aku ada urusan.” Kataku.
            “Wae? Biar aku antar.”
            “gak usah. Cepet berhenti.”
            Akhirnya mobil joong ki pun berhenti. Aku pun turun dengan sedikit terburu-buru. Tak lupa aku mengucapkan terimakasuh kepadanya. Dia hanya kebingungan menatapku.
            Akupun menyetop taksi dan langsung menuju bar yang oppa maksud.
            Chae wo pov End.
           
            Joong Ki Pov
            Malam ini ku lihat chae won sedang berdiri menanti taksi. Kuhampiri saja dia. aku pun menawarinya untuk pulang bersama. Namun dia menolak. Tapi sayangnya tak ada satupun taksi yang berhenti. Haha ku lihat ekspresinya yang lucu itu. entah kenapa setiap melihatnya kesal aku jadi ingin tertawa. Dan alhasil dia mau ku antar pulang.
            Namun di tengah perjalanan dia sepertinya menerima telfon dari seseorang. Sempat ku lihat nama di telfonnya. Seung Gi Oppa. Dia hanya bilang bahwa ida ada urusan kemudian memintaku untuk berhenti. Aku pun menurut saja kepadanya.
            Waahh dia ingin menemui pria lain? Apa dia mencoba untuk berselingkuh? Sepertinya aku harus mengikitinya. Tunggu, kenapa juga aku mengurusi urusannya. Biarkan sajalah, diakan hanya pacar bohongan. Kenapa aku yang repot-repot mencari tahu apa yang akan dia lakukan dengan dokter Seung gi.
            Tapi, sepertinya aku juga harus tahu apa yang dia lakukan. Bagaimana kalau ada seseorang yang melihatnya. Dan ini adalah malam hari.  Aku harus mencegahnya. Iya itu benar. Akhirnya aku mengikuti taksi chae won. Taksi itu membawanya ke sebuah club malam. Aku mengikutinya masuk ke sana. Dari kejauhan ku lihat Chae won  menghampiri dokter Seung gi yang sedang mabuk. Aku tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Mereka terlihat serius. Bahkan Seung Gi sempat membelai pipi Chae won. Namun kemudian chae won memapah Seung gi keluar. Aku pun mengikutinya. Mereka menaiki taksi dan menuju ke suatu tempat.
            Sepertinya mereka menuju sebuah rumah. Rumah? Chae won membawa seung gi masuk. Ia bahkan sepertinya hafal apa sandi rumah itu. Aduhh sebenarya apa yang sedang mereka lakukan? Chae won apa yang sedang kau lakukan? Aku menunggu di depan rumah itu dengan gusar.
Beberapa lama kemudian.
            Apa aku harus ikut masuk saja. Bagaimana kalau Seung gi melakukan sesuatu kepada Chae won. Ahh itu bukan urusanku selagi semua orang tidak tahu itu tidak masalah untuk aku dan chae won. Tapi kenapa hati kecilku sepertinya tidak rela kalau mereka melakukan sesuatu yang terbayang-bayang di otakku. Apa aku masuk saja ya? tapi nanti chae won tahu kalau aku mengikutinya. Ia mungkin akan kegeeran.
            Chae won memapah seung gi ke kasur. Saat akan menidurkan seunggi chae won malah ikut terpelanting hingga ia ikut tiduran di samping seunggi. Tiba-tiba seung gi mengadap ke chae won.
            “Chae won ah aku ingin bersamamu.”
            “Ne oppa.” Jawab chae won. Kemudian seung gi menutupi tubuh mereka berdua dengan selimut
“Aniya tidak mungkin seperti itu. chae won pasti membenci seung gi. Chae won tidak mungkin semudah itu.” kataku meyakinkan diriku.
“Tapi bagaimana kalau ternyata chae won mau karena dia masih punya perasaaan kepada seung gi?”
Baiklah aku harus masuk ke sana. Aku harus kesana. Aku pun keluar dari mobilku dan menuju ke gerbang rumah itu. Namun ternyata chae won sedang berjalan keluar. Aku segera mencari tempat persembunyian. Akhirnya chae won pergi dari rumah itu. huft ternyata dia masih waras. Kufikir dia akan bermalam disana. Kenapa rasanya lega sekali mengetahui bahwa chae won ternyata pulang. Aku pun akhirnya juga pulang. Namun aku masih penasaran sebenarnya apa yang di katakan seung gi itu.
Joong ki pov end
            Keesokan harinya.
Author pov
            Chae won sedang duduk di meja kerjanya. Ia sepertinya sedang memikirkan sesuatu sambil memutar-mutar kursi yang sedang ia duduki itu. kemudiania mengacak rambutnya frustasi lalu menenggelamkan kepanya di meja.
            “Door!” namun kemudian joong ki mengagetkannya. Chae won pun kesal namun joong ki malah tertawa senang. Akhirnya joong ki dihujani oleh pukulan chae won.
            “Hya kenapa kau senang skali menggangguku sih?”
            “karena itu sangat menyenangkan.” Jawab joong ki santai.
            Tiba-tiba raut wajah Chae won berubah serius
            “Joong ki shi, bagaimana menurumu jika...”
“Jika kenapa?”
“hemm..... gak jadi deh, sepertinya tidak tepat aku bebicara seperti ini dengan orang sepertimu”
“Ahh wae? Jangan bikin orang penasaran deh.”
“Au ah. Minggir.” Kemudian chae won malah berjalan meninggalkan joong ki.
Chae won kembali melangkah, ia berencana ingin melanjutkan bekerja. Chae Won memebawa beberapa berkas pasian. Ia melangkah dengan santai menuju ruang perawatan pasien. Sementara itu Joong Ki kembali mengikutinya. Joong Ki masih penasaran dengan apa yang akan di katakan chae Won.
“Chae on Shi apa ada sesuatu yang ingin kau tanyakan padaku?” katanya sembari menyamakan langkahnya di samping chae won.
“Tidak ada.”
“Sepertinya ada tadi.”
“gak ada.”
“Chae Won Shi katakan saja aku akan mendengarkannaya.”
Namun kemudian Chae Won Berhenti. Ia meghadap ke arah Joong Ki.
“Kemarilah.”
Joong ki pun mendekatkan telinganya ke Chae Won
“AAAAAAAAAAAAAAAA” chae won malah berteriak di telinga joong ki. Chae won pun tertawa senang.
“Ahahaha sudahlah, dasar kepo.” Chae won melanjutkan jalannya.
“YA! tunggu aku.” Joong ki berlari kecil mengejar chae won.
~~~
            TBC
            No comment dah aku. Nyok readers nyang pada komen yah. Monggo.


Kamis, 26 Maret 2015

ff chaeki | New Love | Chapter 4

Title : New Love
Genre : Romance, Comedy
Cast :
Song Joong Ki
Moon Chae Woon
Lee Seung Gi
Yura Girls day aka Yoo Se Mi

Ff yang akan anda baca ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan tempat, nama, tokoh, semuanya hanya khayalan saya semata. Hope you guys lke it. Eitss jan lupa komen. Guys kalo ada nama-nama sesuatu yang agak aneh dan ngawur, tolong maklumi saya yakk.oh ya maapin juga bahasa ane yang rancu dan apalah-apalah. Typo bertebaran dimana-mana. Maakasih telah sudi membacaa. Yok cekidot.

            Author pov
            “Oppa???” teriak seorang wanita muda yang berlari ke arah Joong Ki dan memeluknya.
            “Yoo Bi ah jangan seperti ini.” kata joong ki seraya berusaha melepasakan pelukan Yo Bi. Yoo Bi pun terpaksa melepaskannya. Ia sedikit bingung kenapa Oppanya begiu.
            “Duduklah, kau mau pesan apa biar aku pesankan.” Joong ki pun bangun menyiapkan kursi untuk Yoo Bi duduk. Yoo bi pun menurut. Namun ia masih menatap chae woon dengan sinis. Joong ki kembali duduk di samping Chae Woon. Dia bahkan merapatka duduknya dengan chae won.
            “Oppa dia siapa?” tanya yoo bi.
            “Ah, dia pacarku.” Kata joong ki seraya menggenggam tangan chae won dan memandangnya. Chae woon hanya bisa tersenyum paksa mengikuti sekenario Joong ki.
            “Pa. Pa.. pacar? Oppa!!” kata yoo bi kaget. Ia sedikit kesal dengan orang yang ia sukai itu.
            “Ne panggil saja dia Dokter Moon Che Won.”
            Yoo Bi masih tidak percaya. “Tidak mungkin, dia bukan selera Oppa. Oppa tidak mungkin pacaran dengannya. Oppa sedang membohongi ku kan?”
            “Ya! siapa bilang. Unni ini selera Oppa. Dia cantik, dan hatinya baik.”
            “Ania oppa tidak boleh pacaran dengannya”
            “Wae? Oppa sangat mencintainya.” Kata joong ki. ia mengkode Chae woon agar membantunya. Chae won menggelengkan kepalanya. Chae won tidak ingin ikut campur dia hanya akan diam saja. Joong sedikit kesal.
            “Lalu bagaimana denganku?” tanya yoo bi sedih
            “Yoo Bi ah kau harus merelakanku. Maafkan Oppa.”
            Yo Bi bangkit dari tempat duduknya. “Oppa jahat!” kemudian ia pergi meninggalkan Joong Ki dan Chae won.
            Setelah yoo Bi pergi chae won menginjak kaki Joong ki. Joong ki mengaduh kesakitan sambil memegangi kakinya.
            “Aaaaww, wa geurae Sinca. Aissh.” keluh joong ki.
            “Joong Ki shi kau ini benar-benar jahat memperlakukan gadis tadi. Bagaimana mungkin kau seperti itu.”
            “Dia pasi bisa menjaga dirinya sendiri. Lagipula dia harus belajar hidup tanpaku. Dari pada terus menempel padaku.”
            “Dasar pria jahat!” kata Che woon yang kemudian bankit dan meninggalkan Joong ki.
            “Yaa mau kemana?” teriak Joong Ki.
            Chae won pergi tanpa menoleh lagi.

~~~~
            Joong Ki pov
            Akhirnya Yo Bi sudah menyerah. Dia tidak akan mengejarku lagi. Tapi kufikir sepertnya aku sedikit terlalu keras padanya. Sejak pertemuan kami yang pertama waktu aku berusia 10 tahun dan dia berusia 7 tahun, dia sepertinya sudah menyukaiku. Benar saja dia selalu mengikuti ku kemanapun aku pergi. Hingga sampai saat ini dia tetap saja begitu. Tapi aku hanya menganggapnya sebagai adikku.
            Ting tong
            Suara bel terdengar di apartemenku. Sebenarnya siapa yang datang? aku pun membukakan pintu. Ada apa aboji dan eomoni datang. aku mengajak mereka berdua duduk.
            Aboji hanya diam dan terlihat sedikt marah. tetapi berbeda dengan eomoni yang sedari tadi malah terus tersenyum.
            “aboji sebenarnya ada apa?” tanyaku.
            Pletak. Aww jitakan aboji sukses mengenai kepalaku.
            “Aaau, aboji?” keluhku bingung sambi memegangi kepalaku.
            “Kau ini bar saja pulang dari amerika dan sudah punya kekasih.” Ujarnya.
            “Kekasih apa?”
            “Ibu dengar di rumah sakit, kau sudah punya pacar benarkah itu? tanya ibuku.
            Duh kenapa sudah menyebar sampai ke kantor ayah sih.
            “benar.” Kataku.
            “Sudah berapa lama kalian berpacaran?” tanya ayah.
            “baru beberapa hari ini, aku menyukainya pada pandangan pertama.” Kataku santai.
            “Kalau begitu bagimana kalau kau peremukan dia dengan eomma ?”tanya eomma.
            “Hah? Tidak perlu begitu eomma. Kami baru saja berpacaran kenapa Eomma minta ketemu. Mungkin dia belum siap.” Waduh gimana juga aku bilang ke chae won dia pasti tidak mau.
            “kenapa kan hanya pertemuan biasa.” Lanjut eomma.
            “Baiklah ajaklah dia ke rumah.” Ujar appa.
            “kenapa kan kita hanya pacaran biasa, kenapa eomma dan appa sangat ingin bertemu dengannya?” tanyaku.
            “Joong ki ah usiamu kan sudah tidak muda lagi dan emma sudah sangat ingin menggendong cucu. Lagi pula baru kali ini eomma dengar kau punya pacar. Eomma fikir kau benar-benar mencintainya kalau begitu.” Jelas eomma.
            Apa? Menggendong cucu? Eomma ingin  aku menikah? Dengan chae won? Tidak-tidak jangan sampai.
            “Tidak begitu eomma. Kenapa terburu-buru sekali, aku belum siapa untuk menikah.” Jawabku.
            “Eomma dan appa hanya ingin tahu seperti apa pacarmu itu. lagi pula apa salahnya jika hanya bertemu.” Kata eomma.
            “Taapii.....”
            “Besok kami tunggu di rumah, kalau tidak, aboji yang akan langsung ke rumahnya.”
Jong Ki pov End
~~~~
Keesokan harinya
ChaeWon pov
            Pagi ini joong ki terlihat aneh. Kenapa dia tidak menggangguku. Dia beberapa kali seperi akan berbicara kepadaku tapi terlihat selalu tidak jadi. Sebenarnya da mau ngomong apa sih.
            Jam makan siang telah tiba aku kembali keruangan tim. Tiba-tiba saja joong ki datang dan menarikku ke luar. Aku mengikuti saja langkahnya dia mengajakku ke sebuah koridor. Aku menghempaskan genggaman tangannya di lenganku.
            “Ada apa? Pasti terjadi sesuatu.”
            Haish nih orang ditanyain juga malah diem aja.
            “aku ingin mengatakan sesuatu, “ katanya.
            “Mwo mwo?”
            “Ga deh gak jadi.” Katanya sembari berbalik badan hendak meninggalkanku.
            “Gimana sih? Cepet mau ngomong apa?” kataku sambil menarik lengannya.
            “Sebenarnyaa, hubungan kita sudah diketahui oleh kedua orangtuaku.”
            “APA????” hah kenapa bisaa. Ahhhh betein deh.
            “lalu bagaimana?” lanjutku.
            “Orang tuaku ingin bertemu denganmu... kamu tidak boleh menolak karena kalau tidak mereka yang akan mendatangi rumahmu dan menyuruh kita menikah. Bukankah akan lebih mudah jika hanya orang tuaku yang tahu?”
            “Kenapa mereka bisa tahu. Ahh rasanya ingin gila. Lalu bagaimana?”
            “Bagaimana bagaimana nanti sore ikut bersamaku ke rumah orang tuaku.”
            “Aku tidak mau, aku gak mau sana kenapa juga aku harus meuruti perintahmu aku gak mau titik.”
            “Apa kau tidak tahu siapa ayahku?”
            “siapa perduli siapa ayahmu.” Kataku acuh.
            “Ayahku adalah pemilik rumah sakit ini kau tahu?”
            “hah gak usah bercanda deh.” Enak saja emang aku bakal percaya begitu saja. Tidak akan.
            “Apa kau lupa namaku Song Joong Ki, ayahku adalah Song Il Kook dan nama rumah sakit ini adalah Song Nam”
            Apa? Benarkah itu kenaapa aku tidak tahuu aahh. Benarkah itu ayahnya kenapa? Kenapa?
            “Sudahlah menurut saja denganku aku yang akan mengatur semua ini hingga akhirnya kita tidak akan berhuabungan lagi. Jadi kau harus percaya padaku.” Jelasnya.
            “Tidak tidak mau.” Pokoknya aku gak mau yaaa dasar!
            “Kalau kau tidak mau aku akan..”
            “Apa? Kau akan apa?”
            Apa apa yang dia lakukan sekarang dia malah berlutut dan memegang tanganku. Lihatlah semua pasien dan beberapa suster memandangi kami. Aku mencoba melepaskan tanagnku. “Joong ki shi lepaskan, apa kau gila?!”
            “Aku akan bilang pada semua orang bahwa kau hamil.dan aku akan melamarmu.” Bisiknya.
            “Ya! apa kau gila kau ingin semua bertambah buruk. Cepat lepaskan.”
            Sial dia mengancamku. Song Joong ki cepat lepaskan sekarang semuanya bertambah ramai. Bahkan Dokter Kang juga ada. Ada beberapa senior juga. Haaaaish kenapa pada kesini sih?!
            “Kalau kau mau aku melepaskanmu, nanti sore kau harus mau ikut denganku.” Bisiknya lagi.
            “Baiklah baiklah. Cepat lepaskan!”
            Akhirnya dia mau melepaskan tanganku. Akupun menariknya pergi dari sana. Aku hanya tersenyum pada semuanya yang sedari tadi memperhatikan kami.
            Ahh aku harus bagaimana kenapa semua jadi begini. Ah sudahlah mau bagaimana lagi. Sepulang kerja dengan malas aku berjalan keluar rumah sakit. Kulihat di jalan sudah ada mobil jong ki. aku berjaan dengan malas ke arahnya. Aku tidak langsung masuk begitu saja, aku berhenti sebentar di depan pintu mobilnya. Aku masih bingung benarkah aku harus mengikuti orang ini.
            “Cagia kenapa diam saja cepat masuk.”Ujarnya. aih kenapa dia sempat-sempatnya ngledekin aku. Aku membuka dengan kasar pintu mobilnya lalu kemudian duduk sambil melipat tanganku didada dengan kesal.
            Tiba-tiba joong ki sedikit bangun dan mendekat ke arahku. Omo apa yang dia lakukan.? Wajahnya sangat dekat dengan wajahku. Ternyata dia hanya sedang memakaikan sabuk pengaman untukku. Apa apana coba? Ah bikin deg-degan aja. Aduh kenapa aku sedikit degdegan ya? Dia pun kembali ke posisinya semula. Aku menatapnya dengan heran tapi dia malah mengedipkan sebelah matanya kepadaku. Aih dasar.
            Mobil pun melaju.
            Di perjalanan.
            “apa aku tidak perlu membelikan sesuatu untuk orang tuamu?”
            “Untuk apa? Apa kau benar-benar ingin mereka merencanakan pernikahan kita?.”
“Heess tentu saja tidak.”
“Buatlah orang tuaku menentang hubungan kita agar lebih mudah nantinya.”
            Bagaimana akhirnya nanti ya? ku harap semuanya berjalan lancar dan aku dan dia tidak akan berakhir dalam sekenario bodoh yang diabuatnya ini untuk selamanya. Di perjalanan aku masih memiirkan kenapa dia bisa datang ke dalam kehidupanku dengan cara yang aneh.
            Akhirnya kami sampai di rumah orang tua song joong ki. seperti harapan dari rumah seorang pemilik rumah sakit besar yahh rumahya juga besar dan mewah. Aku dan joong ki pun keluar dari mobilnya. Aku masih berdiri di samping mobilnya sambil merapihkan bajuku.aku hanya mengenakan pakaian seadanya yakni celana hitam dan kemeja. Sementara Joong ki berjalan mendekatiku.
            “Kau sepertinya terlihat sedikit gugup. Apakah kau membayangkan ini seperti pertemuan sesunggunya antara kau dan calon meruamu.?” Katanya.
            Nyebelin sih dasar! Di saat seperti ini masih saja bersikap begitu.
            “Ya nggak lah, uad sih jangan bikin bete.” Kataku kesal.
            Tiba-tiba saja Joongki menyodorkan lengannya kepadaku. Dengan malas aku menggandengnya. Dan kami pun masuk kedalam rumahnya. Kami disambut oleh beberapa pelayan. Dan kemudian kulihat juga Kedua orang tuanya itu. apa mereka mengingatku atau tidak ya? waktu itu aku kan pernah bertemu dengan mereka dalam situasi yang aneh. Ibu joong ki tersenyum sangat ramah kepadaku. Sikapnya juga sangat hangat. Ia juga yang mmpersilahkan ku untuk dududk. Sementara ayahnya terlihat sangat berwibawa seperti yang biasa ku lihat di rumah sakit.
            Pertama-tama yang dilakukan adalah makan malam. Aku jadi ingat waktu itu aku numpang makan di aprtemen Joong ki. memikirkannya aku jadi malu sendiri. Ibu joong ki memulai pembicaraan.
            “Chae won Shi sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya. Apa itu benar?” tanyanya dengann suara halusnya.
            “Ne, aku yang waktu itu kopernya tertukar dengan Joong Ki shi.” Jawabku dengan sedikit gugup. Iyalah gugup secara.
            “Jadi itu awal pertemuan kalian?” Tanya Ayah Joong ki.
            “Ne.” Jawabku. Aku bakalan jadi pendiam aja lah.
            “Jadi kalian baru saling menganal?” Tanya Ayah Joong ki lagi.
            “Ne.” Jawabku.
            “Aboji jangan membuat Chae won ku tegang.” Ujanr joong ki tiba-tiba.
            “Lihatlah tangannya sediit berkeringat.” Lanjutnya sambil membuka telapak tanganku dan menunjukkannya.
            “Gerae Yobo kau jangan membuat caln menantu kita ini ketakutan.” Ujar Ibu Joong Ki sambil menepuk pundak suaminya itu.
            “Benar kah aku membuatmu takut Chae won?”Tanya Ayah Joong Ki kepadaku.
            “A a a animida, aku hanya sedikit gugup.” Jawabku.
            “Santai saja Chae won. Anggaplah kita seperti orang tuamu sendiri.” Kata Ibu Joong ki.
            “Iya tante.” Jawabku.
            “Jangan sungkan begitu panggil saja Emoni dan Aboji saja.” Ujar Ibu Joong ki.
            “Ah, Ne Eommoni.” Jawabku.
            Aku melirik ke Arah Soong Joong Ki yang dari tadi hanya diam saja. Dia balas melirikku. Dia malah mengedipkan sebelah matanya dan mengacungkan jempolnya di bawah meja makan. Aku menatapnya kesal dan mencubit pahanya. Dia meringis kesakitan. Kedua orang tuanya melirik ke arah kami karena kelakuan kami tadi sedikit menimbulkan suara. Aku pun hanay tersenyum
            “Moon Chae won, apakakah kau bersedia jika nantinya kalian berdua menikah?” Kata ayah joong ki tiba-tiba saja mebuatku sedikit tersedak dan batuk. Dengan sigap joong ki mengambilkan ku segelas air. Aku pun menerimanya.
            “Aboji kenapa berbicara pernikahan sekarang. Sepetinya Chae won ku belum siap.” Ujarnya.
            Chae won ku mbah mu.
            “Apa kau baik-baik saja Chae won?” Tanya ibu joong ki.
            Aku masih mengelap mulutku dengan serbet. “Ne, aku baik-baik saja eomoni.”
            “Bagaimana pendapatmu tentang pernikahan Chae won?” Tanya Ayah lagi.
            Waduh aku harus jawab apa  kenapa begini. Aku terdiam sebentar.
            “Ku fikir itu terlalu dini. Sepertinya aku dan Joong ki masih perlu saling mengenal untuk waktu yang lama aboji.” Ujarku. Ku lirik ke arah joong ki. di lagi-lagi mengacungkan jempolnya. Raut wajah Ibu Joong Ki sepertinya sedikit sedih.
            Akhirnnya kami melanjutkan makan sampai akhir. Setelah itu aku pun pamit pulang. Ibu Joong Ki menyruhku untuk sering main ke rumah. Aku hanya mengiyakan saja. Sementara Ayah Joong ki memintaku untuk santai saja tidak perlu terlalu tegang. Aku lagi-lagi mengiyakan. Joong ki mengantarku pulang.
            Di jalan pulang.
            “Uri Chae won sangat daebak.” Ujarnya.
            Aku hanya meliriknya sinis.
            “Ahh kuharap sekenario ini cepat berakhir. Aku sedikit merasa bersalah kepada orang tuamu. Dengan mudahnya kita membohongi mereka berdua. Dasar kau ini anak durhaka.”
            “Ya kita segera saja akhiri ini agar tidak bertambah panjang.”
            Chae Won Pov End.
            Author Pov
            Akhirnya mereka pun sampai di depan rumah Chae won. Mobil joong ki pun berhenti di depan rumah chae won. Ia menoleh ke arah Chae won. Ternyata ia tengah tertidur. Joong ki tersenyum memandangi Chae won. Ia bahkan memegangi kepala Chae won yang akan Terjatuh. Beberapa lama ia memandangi Chae won sebelum membangunkannya.
            “AAAAAA Kebakaraaaaan” teriak Joong ki.
            Dengan glagapan chae won akhirnya terbangun.
            “Mana kebakaran mana.”
            Joong ki tertawa senang melihat tingkah chae won yang kaget sebangunnya dari tidur. Dengan kesal Chae won mengeplak bahu Joong ki.
            “Yaaaish! Nyebelin banget sih! Mengagetkan ku saja!”
            “Ahahahahaha. Kita sudah sampai.”
            Chae won pun melepaskan sabuk pengamannya dan keluar dari mobil. Ia berhenti di samping mobil Joong ki. ia sedikit membungkuk menatap Joong ki yang berada di dalam mobil.
            “Cepat sana pulang sebelum keluargaku melihatmu.” ujar chae won sambil menggerakan tanggannya tanda mengusir.
            “Kau bahkan tidak mengucapkan terimakasih. Baiklah Ku pergi.”
            Mobil joong ki pun melesat pergi. Sementara Chae won Berjalan masuk ke rumahnya. Tanpa Ia sadari Na Eun Ternyata sudah memeprhatikan Chae won dan joong ki sedari tadi.
            “Waah Eonni ternyata sudah punya pacar toh. Awas sajayahh akan ku laporkan! Hahahahahahaah.” Ujar Na Eun yang kemudian tertawa licik.

           
TBC Guys

            Wadaww maapin nih lama ngaplot lagi nyaaa. Lanjut di chapter 5 yaaa. Janagn pada bosen nunggu yaa. Oh ya jangan lupa tinggalin jejak kalian. Makasih sudah sudi membaca.

Minggu, 15 Maret 2015

ff chaeki | New Love | Chapter 3


Title : New Love
Genre : Romance, Comedy
Cast :
Song Joong Ki
Moon Chae Woon
Lee Seung Gi
Yura Girls day aka Yoo Se Mi

Ff yang akan anda baca ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan tempat, nama, tokoh, semuanya hanya khayalan saya semata. Hope you guys lke it. Eitss jan lupa komen. Guys kalo ada nama-nama sesuatu yang agak aneh dan ngawur, tolong maklumi saya yakk. Maakasih telah sudi membacaa. Yok cekidot.

~~~

Aku dan beberapa dokter lainnya bernyanyi bersama. Kulihat di pojokan sana chae woon sedang duduk sambil minum. setelah kami bernyanyi dokter kang menanyai chae won yang sedang menundukan kepalanya.
            “Moon chae woon. Apa kau tidak ingin bernynyi?”
            Ia mulai memandang ke arah dokter kang sambil menyipitkan matanya.
            “Menyanyi? Ah aku suka menyanyi.” jawabnya.
            Ia pun maju ke depan. Ia berjalan dengan susah payah. Sepertinya ia sudah mabuk. Iapun mulai memegang mic. Semuanya menyorakinya. Lagu pun mulai menyala.
            “Lagu macam apa ini kenapa ia memilih lagu sedih seperti ini.” Keluh Go sunbae.
            Dan dokter lainnya juga ikut mengeluh.
            Dia mulai menyanyikan lagu itu sambil menangis.
            “Kau hancurkan aku dengan sikapmu, taksadarkah kau telah menyakitiku....” Nyanyinya.
            Dia sangat lucu.
            Dokter kang pun maju dan mennyeret chae woon turun. Tapi ia tetap tidak mau melepaskan micnya.
            “Dokter kang kenapa kau menyuruhku turun?” ia meronta. Kemudian malah melanjutkan menyanyi. “Kau hancurkan hatikuu hancurkan lagii..”
            “Chae woon ah sadarlah. Ckckc kau ini.” kata dokter kang sora. Dan iapun berhasil menyeret chae won ke tempat duduknya lagi.
            Go sunbae pun mengambil alih keadaan.
            “Chae woon ah kau harus cepat move on. Sudahlah, ayo kita nyanyi yang lain. Ca ca siapa yang ingin menyanyi lagi?”
            Akhirnya suasana kembali seperti semula. Sementara kulihat chae woon terantuk antuk di tempat duudknya. Akhirnya dokter kang sora memindahkannya ke tempat duduk sampingku yang agak kosong sehingga chae won bisa menelungkup dengan nyaman.
            Dia kemudian bangun. Ia memandang ke arahku. Akupun balas memandangnya. Apa yang akan dia lakukan kali ini?
            “Oh, Song joong ki,” Kemudian ia malah tertawa aneh. Lalau ia malah menunjuk-nunjuk wajahku.”pacar baruku hahhaha” Katanya lagi.
            Kemudian dengan sempoyongan dia mencoba berdiri.
            “Yorobun, kesini. Lihatlah. Dia pacarbaruku.”
            Mwoo apa yang dia katakan. Hahah sepertinyaia sudah sangat mabk. Semua orang akhirnya memandang kami berdua.
            “Tuhkan aku benar. Kau ternyata sudah move on.” Kata dokter kang so ra.
            “cukae chae woon ahh” kata dokter han jae he.
            “Ku fikir kalian baru mengenal. Waa daebak kau chae won.”kata Go sunbae.
            “Semuanya beri selamat kepada chae woon.” Kata dokter go.
            Semua akhirnya bertepuk tangan.
            “Ahhh semuanya dia sedang mabuk jangan dengarkan dia.” Kata ku.
            “Cagia, kenapa kau begitu? Kita kan pacaran itu yang kau bi...” ia malah pingsan dan terjatuh di pelukanku.
            Akhirnya aku malah yang disuruh untk mengantarnya pulang. Akupun menggendongnya menuju mobilku. Akupun mendudukkannya. Namun aku agak kesulitan ketika akan memakaikannya sabuk pengaman. Aku sempat memandangi wajahnya. Dia sangat lucu. Aku bahkan tersenyum sendiri. Aku pun duduk di tempatku.
            Aku sedikit mendorong bau“Chae woon shi, dimana rumahmu.”
            “Chae woon shi” aku mendorongnya sedikit lebih keras.
            Dia malah memelintir tanganku.
            “Aaaaaaaa” keluhku.
            “Shikero” Katanya kemudian melepaskan tanganku.
            Whaa bagaimana seorang wanita sekuat ini.   Sepertinya di atakkan sadar. Baiklah akan kubawa kau ke apartemanku.
            Dengan susah payanh aku kembali menggendongnya menuju apartemenku. Suara apa itu. hah?
            “Chae woon shi?” kataku.
            Dia malah menangis dengan keras.
            “Oppa wae? Wae? Kenapa kau meninggalkanku. Oppa.!!! Hiks hiks.”
            Eishh wanita ini dia malah menangis di punggungku. Ahh pasti kemejak basah oleh air mata dan ingusnya.
            Akhirnya kami sampai dai apartemenku. Kuleparkan dia ke atas tempat tidurku. Aku merenggangkan punggungku.
            Kenapa aku baru merasa pusing sekarang. Aaish.
            Song joong ki pov end.
            Author pov
            Kembali ke pagi yang menghebohkan ini.
            Soong joong pun terjatuh dari ranjang. Ia mencoba bangun.
            “Ya neo! Ap ayang kau lakukan.? Kenapa kau tidak memakai bajumu?” Kat chae woon sambil menunjuk jong ki.
            “jangan salah faham dulu aku tidak melakukan apapun.”
            Semalam sangat panas jadi aku melepaskan bajuku. Lagi pula kau juga melepaskannya.” Kat joong ki.
            Kemudian chae won melihat ke tubuhnya di balik selimut. Ia masih mengenakan pakaian. Yaitu short dan tengtopnya. Dan joong ki masih mengenakan bok­­sernya.
            “tetap saja aku tidak tahu apa yang telah kau lakukan padaku semalam.”
            “Eissh kau ini. aku ini innocet man. Aku tak akan melakukan hal buruk kepadamu. Akumalah khawatir jika kau yang melakukan sesuatu kepadaku.”
            “Mwo??? Tentu saja tidak.”
            Che won terdiam sejenak memikirkan sesuatu “Tunggu, kenapa aku bisa di rumahmu? Bisa saja kan sora yang mengantarkan ku kerumah.”
            “Semua ini kau sendiri penyebabnya.” Balas joong ki.
            “Naega” chae on kemudian terdiam sejenak. Ia teringat sesuatu.
            “Yeorobun, kesini lihatlah, di pacar baruku.”
            “Eish pabo.” Runtuk chae won pada dirinya sendiri.
            “sudahlah Aku lapar. Bisakah kau memasakkan sesuatu untukku?” tanya joong ki.
            “Kena aku harus melakukannya untukmu. Malesin banget.”
            “kau kan pacarku?”
            Jong ki pun mengambil kaosnya dan melangkah ke luar kamarnya sambil tersenyum.
            “Siapa juga yang pacarmu!” teriak chae won.
            Jong ki berjalan menuju dapur. Chae eon mencoba memakai bajunya lagi.
            Di dapur jong ki sedang sedang meminum segelas air. Chae won pun kemuar dari kamar joong ki.
            “Aku pulang..” pamit chae won.
            “Chagia, kenapa kau tidak masak. Aku lapar.” Kata jong ki yang kemudian menghentikan langkah chae won. Ia mengingat sesuatu lagi.
            “Cagia, kenapa kau begitu? Kita kan pacaran...
            Ia pun berbalik, kemudian melemparkan sebuah sepatu ke arah joong ki. untungnya joong ki bisa menghinda. Chae won keluar dengan kesal. semntara joong ki hanya tertawa senang.
~~~~
Chae won pov
            Ahhhhh dasar kau ini moon chae won. Kenapa kau begini? Apa kau sudah bosan hidup. Sekarang semuanya telah mengira bahwa kau pacaran dengannnya.
            Dan ini lah yang terjadi akhirnya, pagi ini para dokter dan suster yang berpapasan denganku menyelamatiku. Ah sungguh menyebalkan.
            Aku berjalan keruanganku. Disana sudah ada dokter kang dan senior Go. Aku mendekati mereka berdua yang kelihatannya sedang mengecek sesuatu.
            Go sunbae menoleh kearahku. “Dokter moon kau sudah datang rupanya.”
            “kenapa kau idak berangkat dengan pacarmu? Apa kalian sedang bertengkar?” tanya dokter kang.
            Aku menghela nafas kesal “bertengkar apanya? Aku dan dia tidak..”
            Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku. Tiba-tiba saja seseorang merangkulku.
            “Tentu saja kami tidak bertengkar.”
            Aku menoleh kearah orang itu. -_- dia lagi.
            Aku pun menatapnya dengan tajam “ya! jong ki shi, apa kau ingin mati? Cepat lepaskan”
            Dia tetap tidak melepaskannya? Rasakan ini! ku injak saja kakinya. Dia hanya tersenyum sambil meringis. Akhirnya dia melepaskan rangkulannya.
            “Omo lihatlah pasangan baru kita ini sangat romantis di pagi hari.” Ujar dokter kang.
            Romantis apanya.
            Go sunbae pun bangkit dari duduknya “sudahlah sudah sudah ayo kita bekerja dengan keras hari ini.”
~~~~
            Aku berjalan menuju loby dan menanyakan sesuatu kepada suster Seo.
            “Baiklah kalau begitu. Terimakasih suster seo.” Kataku sembari mengecek lagi dokumen yg kupegang.
            “Dokter seo, selamat yaa.”
Aku menoleh ke arahnya. “selamat apanya.”
            “kudengar kau berkencan dengan dokter baru itu. apa kalian sudah saling mengenal sebelumnya?” tanyanya makin kepo.
            “aku malas membicrakan itu. sudahlah.”
            “Heish, doker moon tak perlu malu begitu.”
            Aku pun berbalik hendak meninggalkan loby. (sebebernya aku gak namanya loby. Pokoknya yg kalo di drakor itu banyak susternya kaya adsmininstrasi atau apalah. Bayangin aja kaya gitu.)
            Namun langkahku berhenti begitu melihat sesorang di hadapanku.
            “moon chae won.”
            Aku sedikit kaget.
            “oh, op.. sunbae.”
            Aku dan seung gi sunbae pun akhirnya mengobrol di taman. dia berjalan sambil membawakan sekaleng minuman ke arahku. Kemudian duduk di sampingku.
            Dia lalu mnyodorkan kaleng minuman itu ke arahku.
            “Gomawo”
            Kami saling diam beberpa lama.
            “sudah lama ya kita tidak mengobrol seeperti ini.” katannya memulai pembicaraan.
            “ne,”
            “Chukkae. Ku fikir waktu itu kalian hanya sedang bercanda.”
            Aduh aku harus jawab apa? Oppa aku gak beneran pacaran sama dia, aku masih cinta sama kamu, iya kamu. Tapi kalo aku bilang kan malu-maluin banget ga sih? Nanti keahuan banget aku galmup.
            “Maafkan aku sudah menyakitimu, kuharap kau akan bahagia bersamanya. Aku sungguh minta maaf”           
            Kenapa mesti bilang gitu sih? Aku Cuma bahagianya kalo sama kamu. Tidak, moon chae won sadarlah dia sudah meninggalkanmu dan memilih dijodohkan dengan wanita itu dan kau masih berharap bisa bersamanya? Sadarlah chae won.
            “Chae won ah? Gwenchana? Kenapa diam saja?”
            Aku sedikit menggelengkan kepalaku. “ah, gapapa.”
Seseorang berlari ke arah kami,
            “Chae won ah kau dari mana saja? Aku mencarimu kemana-mana.”
Aish song joong ki kenapa kau datang disaat yang tidak tepat. Aku mau nostalgiaan bentar.
            Aku pun bangkit dan memelototi joong ki yang masih menata nafasnya. Dia balik menatapku.
            “waa, rupanya kau besama dokter lee.”
            Seung gi pun bangkit dan menyapa joong ki.
            “Ne anyeonghaseo dokter song.”
            Jong ki melangkah mendekati seung gi dengan berdiri diantara kami berdua. Yyaishh kenapa dia malah memegang tanganku.
            “Apa pembicaraan kalian sudah selesai? Bolehkah ku bawa dia pergi?” ujarnya.
            “silahkan, kami sudah selesai.”
            “baiklah smpai jumpa.”
            Sebelum pergi joong ki menatapku dan berkata “cagia kalau kau ingin menemui pria lain sebaiknya kau bilang dulu.” Katanya sambil melirik ke arah seung gi.
            “sunbae aku permisi.” Kataku sebelum meninggalkan sunbae.
           
             Di tangga darurat.
            Aku menatap tajam song joong ki yang sedari tadi hanya bersiul dan memandang ke atas.
            “Heishh.” Aku mengacak rambutku frustasi.
“Kwencana?” tanyanya tanpa dosa.
“bagaimana aku bisa tidak kenapa-kenapa. Semuanya jadi begini gara-gara kau!”
“Sudahlah jalani saja.” Balasnya.
Bagaimana dia bia sesantai ini.
“Mwo?”
“berpura-pura saja lah berpacaran denganku. Setelah beberapa lama. Kita bilang saja kalau kita sudah putus. Masalah selesai. Gampang kan.”
Aku terdiam sejenak. Hah iya benar juga. Lagipula ini hanya pura-pura. Nanti kalau rumor sudah reda, tinggal sebarkan rumor lagi kalau aku dan dia putus. Jadi kami tidak ada hubungan apa-apa deh.
PLAK kuhempaskan tanganku ke punggungnya.
Ia mengaduh kesakitan sambil memegangi punggungnya. “aaaaa, appo. Yaish.”
“Gerae kau benar. Waa kau ternyta kau cukup pintar joong ki shi.”
Ia kembali menegakkan tubuhnya.
“Tentu saja aku pintar.”
            “Kalau begitu mari kita pacaran” kataku sambil menggandeng lengan joong ki, kami pun kembali bekerja.
~~~~
Jam makan siang pun tiba. aku telah selesai mengecek pasien. Huaah sungguh melelahkan, aku menuju ruanganku. Wa dia tidak ada rupanya. Tumben sekali dia tidak menggangguku. Sebenarnya kemana dia? huh kenapa aku jadi mencarinya. Cihh apa aku sudah gila. Yaa pasti aku sudah gila. Ah sudhlah lebih baik aku ke kantin bareng So Ra aja.
Di kantin, aku sedang makan bersama So Ra.
“Moon Chae Won kenapa kau tidak makan siang dengan pacarmu?”
Aku menatapnya dengan sedikit malas. “memangnya kalau pacaran harus nempel terus gitu?”
“iya.”
“pacaran seperti itu bukan gayaku.” Jawabku.
“Heleh, kau juga dulu menempel terus ke Seung Gi sunbae.”
Aish So Ra ini mengapa mengungkit masa lalu. Haish bikin betmut aja.
“Itu kan dulu. Aku sekarang tidak begitu. Kau ini bikin betmut aja. Kenapa mengungkit masa lalu.” Kataku.
“ne mian, mian.”
Setelah makan siang aku dan sorapun berjalan menuju ruangan kami. Namun tiba tiba saja joong ki berlari kearahku.
“Chae won ah, ayo cepat ikut aku.” Katanya sambil menarik tanganku.
“Mwoya?”
“Dokter Kang bolehkah aku membawa Chae Woon ku pergi.” Katanya pada sora. Apa? Chae woon ku?
“ne, monngo.”
“Matur suwun.”
“Tapi..”
Tanpa babibu dia malah berlari. Sehingga mau tidak mau aku harus mengikutinya.
~~
Dia malah mengajakku duduk di kafe.
Aku meminum minuman yang telah ku pesan.
“kenapa kau malah mengajakku kesini. Kau datang seperti orang kesetanan, dan kau malah mengajakku minum kopi bersama.sebenarnya apa yang kau inginkan joong ki shi?” Kataku kesal.
Joong ki terlihat mencari seseorang “bisa tidak jangan ngomong mulu. Sebntar lagi dia akan datang sepertinya.”
“Siapa?”
“hheeh di sudah datang.”
Heh apa yang dia lakukan. Kenapa dia malah menggeser kursinya berdekatan denganku dan merangkulku. Tentu saja aku tak mau. Ku keplak saja pundaknya. Dia hanya mengaduh kesakitan.
“Sebenaranya apa yang kau lakukan?”
“Ssst berpura-puralah kau sedang berpacaran denganku.”
Kemudian seorang wanita muda mendekati kami berdua.
TBC
Maapin nih baru aplot lagi. Lagi UTS nig gays. Selanjutnya ditunggu ya. oh ya barangkali ada saran atau apapun. Nyokk ditunggu. maap lagi nih chap ini dan sebelumnya dikit banget piss. ini juga tak aplot berhubung ada wifi KFC. makasih yang sudah sudi membaca.