Title : New
Love
Genre :
Romance, Comedy
Cast :
Song Joong
Ki
Moon Chae
Woon
Lee Seung
Gi
Yura Girls
day aka Yoo Se Mi
Lee Yo Bi
Dan masih
banyak yang lainnya.
Ff yang akan anda
baca ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan tempat, nama, tokoh, semuanya
hanya khayalan saya semata. Hope you guys like it. Eitss jan lupa komen. Guys
kalo ada nama-nama sesuatu yang agak aneh dan ngawur, tolong maklumi saya
yakk.oh ya maapin juga bahasa ane yang rancu dan apalah-apalah. Mongkin saat
membaca ini kebosanan akan melanda di benak anda. Typo bertebaran dimana-mana.
Maakasih telah sudi membacaa. Yok cekidot.
Masih Author pov
Joong ki menoleh ke orang di
dalam tirai itu. joong ki melihat dari bawah, dilihatnya gaun putih yang
panjang sampai terurai kebelakang. Delanjutkan sampai kebagian ats tubuh chae
won dan terakhir adalah wajah chae won.
joong ki terbelalak menyaksikan kecantikan chae won dibalik balutan baju
pengantin putih panjanjang yang memperlihatkan bahu dan punggung chae won.
Ditambah dengan tatanan rambut yang dibuat seindah mungkin sesuai selera
pembaca.
Chae won
tersenyum manis di hadapan joong ki. joong ki tak bisa menahan rahangnya.
Mulutnya ternganga karena kecantikan chae won. Belum pernah ia melihat chae won
berdandan apa lagi ditambah dengan senyuman chae won. Jantung joong ki terasa
akan melompat. Ia bahkan tidak sadar bahwa hpnya sudah jatuh ke lantai beberapa
waktu yang lalu.
Senyum chae
won memudar, ia melemparkan sebuah buket bunga kecil hinga mengenai wajah joong
ki. joong ki akhirnya sadar dari lamunannya dan menegakkan tubuhnya.
“Kenapa kau
memandangiku seperti itu? apa kau sedang berfikiran kotor?” ujar chae won
sambil menylangkan kedua tangannya ke dada.
Joong ki
bangkit dari duduknya dan memungut hpnya. Dan juga buket bunga kecil yang
dilemparkn chae won tadi. Lalu berjalan mendekati chae won.
“Kau sangat
cantik.” Ujarnya sambil mengulurkan tangannya memberikan buket bunga tadi
kepada chae won.
Chae won
kaget dengan pujian joong ki. ia sedikit tersipu. Bisa dibayangkan sekarang
pipi
chae won sedikit memerah.
Tak lama
kemudian joong ki malah tertawa dan berkata “Chae won shi kenapa pipimu
memerah? Ahahah kau bahkan tersipu oleh pujianku.” Ujar joong ki.
Chae won
menghela nafas dan memutar bola matanya kesal. ia mencincing roknya dan
berusaha turun dari sebuah panggung bulat kecil. Namun karena dress yang ia
kenakan ini memang panjang dan sedkit ribet, chae won pun terserimpung dan
jatuh. Hampir saja chae won ngelabrug di lantai kalau saja tidak ada song joong
ki yang menangkapnya. Terciptalah pose mainstream yang sering kita lihat di
tipi-tipi. Joong ki menahan punggung chae won dengan tanagn kirinya dan tangan
kanannya memegangi pinggang chae won. Sementara tangan kanan chae won meraih
leher joong ki.
Sebuah
perasaan hangat menyelimuti mereka. Joong ki tidak dapat menahan debaran
jantungnya. Mata joong ki semakin lekat memandangi wajah chae won. Mata, hidung
dan bibir....
Etdah si abang tiba-tiba pengen ngomong
Joong ki pov
Bi. Bibir? Song joong ki apa
yang sedang kau fikirkan? Kenapa kau memikirkan hal itu? bibir yang waktu itu
tak sengaja menempel dengan bibirku adalah bibir chae won. Oh tuhan setan apa
yang menghampiriku saat ini. aku menelan ludahku karena membayangkan hal aneh
itu.
Menyadari
posisi aneh kami, kami pun saling memisahkan diri. Aku dan chae won saling
membelakangi dan berusaha menetralkan perasaan canggung yang melanda. Dan
beberapa pelayan tersenyu dan saling berbisik setelah melihat adegan tadi.
Ku lirik
chae won mengipasi wajahnya dengan tangannya. Entah karena dia gugup atau
memang memakai pakaian itu membuatnya kepanasan. Sementara aku masih berusaha
menetralkan detak jantungku yang sempat berdebar kencang tadi.
Dengan
sekuat tenaga aku pun mencoba memulai pembicaraan terlebih dahulu.
“Ekhem,
aahh, baiklah lebih baik kita pilih gaun itu saja sesuai yang diinginkan
ibu-ibu kita.” Ujarku sedikit terbata.
Chae won
menggaruk engkuknya “ne, kau benar juga. Baiklah aku akan berganti baju.”
Ujarnya yang kemudian kembali masuk bersama pelayan untuk berganti pakaian.
Sekarang giliran si einni mau cerita nih.
Chae won pov
Yaatuhan situasi apa yang baru
sja terjadi tadi. Aaahh kenapa udaranya jadi panas begini. Padahal ada beberapa
pendingin ruangan di sini. Kenapa aku jadi deg-degan gini ya? apa lagi tadi
saat dia menatapku. Chae won kau ini yang benar saja kenapa jantungmu berdebar
untuk si jong ki gila itu.
Aahh aniya
aniya bukan! itu pasti bukan karena dia, tadi aku hampir jatuh, jadi mungkin
aku
sedikit kaget sehingga terasa panas dan menjadi berkeringat seperti ini.
sudahlah sepertinya aku harus sedikit jaga jarak dengannya.
Setelah ini
aku dan joong ki masih harus memilih cincin pernikahan. Apa? Membeli cincin?
Ini bukan mimpi kan? Aniya, ini bukan pernikahan impianku. Seharusnya harus ada
lamaran dulu oleh kekasih ku. tapi nggak joong ki juga.
Aku pun
keluar dari butik. Kulihat joong ki sudah bertengger di mobilnya di pinggir
jalan. Aku pun menghampirinya.
“mon chae
won, kenapa tidak kau saja yang membeli cincinnya sendiri. Aku sangat lelah
hari ini.” ujarnya tiba-tiba.
Aku menoleh
kepadanya dengan kesal “Mwo? Gak mau. Enak saja, kenapa harus aku. Kau saja
sana yang beli. Siapa juga yang menginginkan pernikahan ini.”
“Haaaaah”
jjong ki menghela nafas kesal.
“Sudahlah
kau sedang tidak mood bertengkar. Cepat naik.”
aku
menghentakkan kaki ku kesal. kemudian berjalan memasuki mobil joong ki. kamipun
melesat menuju toko perhisan.
~~~
Aku dan
joong ki berdiri di depan etalase (etalase berasa kaya warung sembako.
#lupakan) dan melihat-lihat beberapa cincin.
“Kau ingin yang mana?” tanyaku
padanya.
“Terserah, kau saja yang
memilih.” Kata joong ki yang kemudian memasukkan tangannya kedalam saku
celananya. Joong ki berdiri di
belakangku sementara aku melihat-lihat cincin-cincin itu.
“Joong ki
shi, lebih baik yang ini saja.” Kataku sambil menunjuk sebuah cuncin dengan
berelian kecil diatasnya.
“Tidak mau,
itu terlalu bling bling.” Ujarnya datar.
Aku pun
melangkahkan kakiku ke etalase sampingnya. “Ahh bagaimana kalau yang ini saja.”
Ujarku menunjuk sebuah cincin polos yang haya dihiasi sedikit lekukan.
“Shireo,
itu terlalu biasa.” Ujarnya datar.
Aku kembali
berjalan ke etalase sebelahnya lagi diikuti dengan joongki dibelakangku. Aishh
kenapa jadi dia yang nolak-nolak. Padahal tdi dia bilang aku saja yang memilih.
Aku pun
berhenti dengan tiba-tiba sehinnga membuat joong ki yang berada di belakngku
sedikit menabrakku. Aku berbalik menghadapnya.
“joong ki
shi sebenarnya apa maumu. Kau bilang terserah padaku. Kenapa kau malah
menolak-nolak pilihanku.” Kataku kesal.
“Tadi kau
menanyakan pendapatku. Jadi aku jawab saja.” Ujarnya santai.
“Aish.
Sudahlah aku malas. Kau saja yang pilih.”
Aduh kenapa
rasanya jadi kaya calon pengantin beneran yaa? Aduhh emang mau nikah beneran
sih. joong ki kenapa ku membuatku berada di posisi seperti ini? pelayan toko
perhiasan
memandangi kami sambil senyum-senyum sendiri. Aduh mbak , mbak bisa
diem gak lama-lama ak jotos dah.
“yasudah
ini saja.” Ujar-joong ki tiba-tiba sambil menunjuk sebuah cincin berwarna emas
dengan batu akik merah besar di atasnya. Aku menatapnya dengan kesal.
“iya iya
baiklah itu saja. Jadi batu merah besar itu bisa kugunakan untuk menggetok
kepalamu setiap hari.” Ujarku kesal.
~~~
Aku dan
joong ki pun selesai memilih cincin pernikahan kami. Adum menyebut kata
pernikahan membuatku geli sendiri. Akhirnya cincin perak dengan beberapa titik
berlian kecil yang kami pilih. Tanpa sadar ternyata hari sudah gelap. Aku
memiringkan kepalaku menghadap jendela dari dalam mobil joong ki.
Klonteng
klonteng hp joong ki berbunyi.
“Ah eomma.”
Ujarnya. Rupanya emaknya yang nelpon. Emaknya mau ngomong apa ya? aku sedikit
memiringkan kepaaku mencoba menguping pembicaraan mereka.
“Ne,....”
kata joong ki.
“Apa chae
won?”
Omo ia menanyakanku?
Aku langsung kembali menegakkan posisiku.
“ne, dia
ada di samping ku sekarang. Apa emma ingin bicara dengannya?”
Aku
menoleh, dan mnggelengkan kepalaku tanda tak mau. Namun joong ki tetap
menyodorkan ponselnya kepadaku. Aku mendorong tangannya yang mencoba memberikan
ponsel itu. joong ki meloot kepadaku..
Terpaksa aku
menerimanya.
“Yobseyo ne ahjuma ada apa?”
“Aigoo, kenap kau masih memanggilku
begitu.sebentar lai kau akan menjadi menantuku. Panggil saja eommoni.”
“hehe ne eomoni.”
“Bagaimana? Apakah kalian sudah
mencoba gaun yang kami pilihkan?
“Ne sudah eommoni. Kami sudah
menentukan akan memakai gaun itu saja.”
“Aah bagus kalau begitu. Ya sudah
emma akan tutup telfonnya, sepertinya eomma mengganggu kalian.”
“Tidak begitu eomm-“ belum
selesai aku ngomong telfonnya malah udah dimatiin. Aku pun mengembalikan
telfonnya ke pada joong ki.
“Apa kau
dengar tadi? Sekarang aku bahkan memanggil ibumu eommoni.” Ujarku.
“ya memang
harus begitu.”
Aku
menghela nafas lagi. Dan menggelang-gelengkan kepalaku dan mengacak-acak
rambutku.
“Apa kau
ingin makan sesuatu?” tanyanya tiba-tiba. Tumben sekali ia sedikit peka. Aku
menoleh ke arah joong ki. “aku mau makan daging.” Kataku.
Joong ki
sedikt tertawa mendengar cara bicaraku. “kedengarannya kau sangat kelaparan,
baiklah akan kuturuti daripada aku yang akan kau makan nantinya.”
~~~
joong ki mengajakku makan di
sebuah restoran daging sapi. Aku membalik-balikan daging di panggangan. Tak
beberapa lama pelayan membawakan dua botol soju ke meja kami. Aku menuangkannya
ke dalam gelas kemudian meminumnya.
“kkhhhh”
rintihku.
Aahh
rasanya aku ingin mabuk sekali tapi apa dayaku. Aku tidak mau sesuatu yang aneh
terjadi saat kau mabuk. Joong ki memandangiku aneh.
“Apa?”
tanyaku pdanya.
“Aniya.” Jawabnya
datar. Ia pun juga kemudian menuangkan soju kedalam gelasnya lalu kemudian
meminumnya.
Aku
mengambil selembar selada dan meletakan potongan daging keatasnya lamu
membungku dan kemudian memakannya.
“Joong ki
shi, aku ingin bertanya sesuatu.” Tanyaku sambil masih mengunyah makanan yang
kumasukan kedalam mulutku tadi. Kemudian mencoba menelannya.
“tanyakanlah,
tumben sekali kau menanyakan izinku jika ingin bertanya sesuatu. Biasanya saja
kau langsung menanyakannya.”
“heish, apa
setelah kita menikah, rumah sakit itu akan menjadi milikmu?”
“aniya.”
Jawabnya datar sambil menuangkan soju kedalam gelas lalu meminumnya.
“Aniya?
Jadi kau tidak akan mendapatkan rumah sakit itu?’
“Yaa wanita
ini, tentu saja rumah sakit itu akan menjadi milikku. Tapi tentu saja tidak
secepat itu.”
“Aaah ku
fikir aku akan lagsung menjadi istri pemilik rumah sakit yang sangat kaya
raya?”
“Memangnya
kenapa? Apa yang akan kau lakukan dnegan kekayaanku? Apa kau akan menaikan
pangkat pacarmu?” tananya sambil meminum soju di gelasnya.
“YA! tidak
seperti itu. kenapa kau berfikiran sempit seperti itu. aish dasar. Tentu saja
yang kan kulakukan pertama kali adalah memamerkan kekayaanku kepada
teman-temanku wkwkwkw” ujarku geli sendiri membayangkan aku menjadi ibu-ibu
sosialita dan mengenakan banayak perhiasan.
“Aigoo aku
geli sendiri membayangkannya.” Ujarku.
“Joong ki
shi, kenapa sepertinya kau tidak banyak bicara hari ini?” tanyaku padanaya.
Joong ki
tak kunjung menjawab. ia tertunduk di depan ku.
“Joong ki
shi?” tanyaku sambil sedikit mengguncangkan bahunya. Namun tubuhnya malah
terdorong ke belakang hingga bersender ke tembok di belakangnya. Aishh kenapa
dia malah tertidur di saat seperti ini.
“joong ki
shi. Kenapa kau tertidur , aaaaisshh. Bagaimana nanti aku akan membawamu
pulang?”
Ah tau ah,
aku mau makan dulu biarin aja dia tiduran disitu.
~~~
Akhirnya
dengan susah payah aku berhasil membawanya ke dalam mobilnya. Apakah dia sangat
kelelahan apa gimana sih? kenapa sampai ketiduran gini. Dibangunin susah banget
lagi. Apa dia juga mabuk? Ahh molla. Jadi ini dia mau aku bawa kemana ya? aku
bawa ke rumahnya saja apa ya? atau ke apartemennya? Lebih baik aku bawa ke
rumahnya saja lah.
Aku duduk
di kursi kemudi. Ku lihat sabuk pengaman joong ki belum terpasang. Aku pun
memajukan tubuhku untuk mencoba menggapai sabuk pengaman di samping jong ki.
aku menahan tubuhku dangan tangan kiri memegang samping kursi. setelah aku berhasil menggapai sabuk pengaman
itu tanpa sengaja wajahu bepapasan dengannya.
Deg...
Deg...
Deg...
Ternyata
sangat tampan dan cool jika sedang tidur begini. Lihatlah kulitnya begitu
mulus. Aku heran kenapa kulit pria bisa semulus ini. eitss kenapa kau jadi
memandanginya begini. Kulihat matanya perlahan mulai terbuka. Sontak aku pun
langsung kembali keposisiku.
Joong ki
menggeliatkan tubunya. Aigoo apa dia menyadari tadi aku memandanginya? Aniya
aniya tidakkan? Dia tidak melihatnya kan??
“Aaaahhhh,
apa aku keiduran disana tadi?”
“ya! aishh
merepotkan sekali memang kau ini.”
“tapi,
kenapa tadi kau ada di depanku?” tanyanya.
“oo, ooh aa
aku tadi mau memakaikan sabuk pengaman.
Kami pun
bertukar posisi dan kami pun pilang.
~~~
h-4
seharian
ini aku dipingit dan tidak boleh keluar rumah. Bahkan mereka (ibu-ibu rempong)
hanya memberiku makan setengah mangok nasi dan seonggok tempe rebus. Selain melakukan
pernikahan kenapa aku juga harus melakukan ahal-hal yang membuatku tersiksa
semacam ini ohh tuhaaaan. Mereka bilang itu dmei pernikahan agar aku tidak
gendut. Bahkan joong ki sepertinya sangat senang mereka melakukan semua ini
padaku. Awas saja kau joong ki.
h-3
Hari ini
masih sama. Sekarang bahkan mereka menyita hp ku. dan si kupret Na Eun ini
selalu menggangguku dengan seperangkat lingrine dan mengoceh tentang malam
pertama. Ingin ku bejeksekali nih bocah.
h-2
kali ini
apa lagi yang mereka akan lakukan padaku? Mereka membawaku untuk tritmen dan
spa. Semua penyiksaan ini mereka lakukan dengan sangat sempurna. Joong ki
dimana dirimu? Kenapa kau tidak menerima penyiksaan yang sama dengan ku? aku
tidak terima kenapa hanya aku yang disiksa seperti ini. tapi untungnya aku gak
perlu ribet ngurusin persiapan pernikahan
yang lain karena semuanya sudah disiapkan oleh emak-emak. Tapi tetap
sajaaa.
h-1
h-1, apa? H-1?
Dan besok aku akan menikah? Hahaha hari yang dinanti akan segeratiba. Aku seorang
calon pengantin wanita seharusnya sangat senang. Tapi apa daya diriku yang
terpaksa menerima pernikahan ini tidak merasa senang. Hiks siks pada siapa aku
bisa mencurahkan isi hatiku? Pada emak dan adikku? Itu tidak mungkin. Pada ayahku
appaku apa lagi. Sama oppa ku, hpnya aja disita. Sma temen-temenku? Aku naanti
yang bakal maru sendiri aaaaaaa pada joong ki? sepertinya aku dilarang berteu
dengannya karena aku sedang dipigit. Dan walupun jika aku bertemu dengannya dan
mengungkapkan perasaanku dia pasti nanti hanya menanggapinya dengan candaan. Menyebalkan,
dia memang susah diajak serius, males deh. Jadinya aku hanya bisa bercerita
pada readers aja hiks, hiks.
Ketika aku
sedang ngejungkel di kamar, tiba-tiba appa ku masuk. Tumben sekali nih. Aku pun
membenarkan posisiku menjadi duduk sempurna di atas kasur.
“Ahh, appa
waeyo?” tanyaku.
Appa
kemudian duduk di sampingku. Ia memandangku dengan tatapan sendu sambil
mengelus rambutku. Aku menggeser posisi dudukku menghadapnya.
“Appa, apa
kau sedang sembelit sekarang? Kenaa tiba-tiba aneh begini?”
Ia menotok
kepalaku “Heish, kau ini. ayahmu lagi so sweat begii dibilang smebelit.”
“Lagian aneh
banget”
Appa berdesisi
“Ck, Chae won ah, besok kau akan menikah dan kau seseorang akan mengambilmu
dari kami.”
“Appa, aku
akan tetap menjadi anak eomma dan appa.”
“heis tetap
kau akan menjadi tenggung jawab suamimu. Kau harus menurut dan jangan
melawannya.”
“kenapa
seolah-olah aku tidak akan pulan lagi sih? aku pasti akan sering mengunjungi
appa. Sudahlah appa idak perlu lebay seperti itu.”
“Heiss appa
lagi pengin edisi sedih malah kamu seperti itu. ya sudahlah yang pnting apa
blangin aja kau tuh harus nurut sama suamimu.”
“Ne appa”
Aku jadi
ikut sedih dennger appaku ngomong seperti itu. prtnikahan itu hal yang sanagt
penting dan aku malah bilang mau cerai kalau udah setahun. Aku juga belum blang
joong ki tentang kesepakatan itu. aaahh aku jadi tambah sedih.
Hari H
Aku telah
selesai di makeup dan segala macam tetek bengek. Aku menunggu di ruang tunggu
pengantin wanita. Teman-temanku banyak yang datang dan berfoto denganku. Dengan
terpaksa aku harus selalu memasang senyum ceria walaupun hati ini teriris-iris,
elah alay banget deh gue.
Huah ternata cho Na eun dan shin Ae ri juga
datang. Na eun kau yang menyebarkan foto ku masuk mobil joong ki waktu
dibandara. Dan kau Ae Ri berkat gosip pacaran ku dan joong ki menyebar dengan
sangat cepat.
“Chae won
Ah” Pa nggil Ae ri sambil berlari ke padaku dan memelukku. Diikuti dengan cho
Na eun yang juga menghampiriku.
“Chukkae,
ahirnya kau berhasil menikah juga.” Ujar Ae ri setelah melepaskan pelukannya.
“kaan
ternyata kau menikah dengannya. Sebenarnya pelet apa yang kau gunakan sehingga
bisa membuat pria itu menikahimu?” ujar Na eun. Kampret si na eun ini kumplang
banget ngomongnya seceplosnya. Apa pelet? Ya nggak lah enak aja. Awas kalian,
sekarang saatnya aku pamer hahaha.
“Hahahaha
tidak begitu lah Na eun. Aku tidak menggunakan pelet apapun. Tentu ia terpikat
oleh kecantikan dan kemampuanku. Dan perasaan kami memang menyatu.” Ujarku. Yampun
kau mau muntah denger omonganku sendiri.
“chae won
ah bagaimana cara dia melamarmu? Pasti sangat so sweat.” Pertanyaan Ae ri
membuatku mual. Shin ae ri kenapa kau menanyakan hal aneh seperti itu? aku
tentu tidak mengalami hal yang semacam itu dengan joong ki.
“Ahh
lamaran? Hemm dia tipe yang sedikit cool dan dia bukan tipe yang melakukan hal
romantis. Dia hanya mengajakku makan malam ditengah danau dan hanya kita berdua
lalu memberikanku bunga dan cincin.” Ujarku. Hahahah ngarang banget eang. Mana mungkin
joong ki itu cool. Da apa? Makan malam di tengah danau? Aku pasti sedang
bermimpi jika memang hal itu terjadi. Chae won, chae won sepertinya kau sudah
mulai tidak waras setelah beberapa hari ini hanya makan nasi dan tempe saja.
“aahh
begitukah?”
“Bagaimanapun
sekali lagi selamat ya atas pernikahanmu. Bagaimana kalau kita berfoto?” ujar
Na eun.
Kami pun
berfoto.
Tak lama
setelah itu adikku datang dan memberikanku secarik kertas.
“Apa ini?”
tanyaku.
“Itu dari
Joong ki Oppa, dia memintaku memberikannya padamu.”
Na eun pun
kembali. Dan aku membaca isi dari secarik kertas itu.
“Chagiya, apa kau sudah makan? Kau terlihat
lebih kurus.. sepertinya nanti kalau aku menggendongmu agi akan lebih terasa
enteng. Oh ya, smapai bertemu di pelaminan. :*”
Sepertinya dia memang sedang
ngajakin perang. Joong ki menyebalkan sekali sih kamu ini. sepertinya dia
sangat senang melihat penderitaanku dan mengejekku seperti itu. Aku ini sedang
lapar ya jangan sampai kau ku makan nanti.
Tak lama
setelah itu rekan se tim ku pada dateng. Mereka masuk dan meneriakkan selamat
pernikahan kepadaku dengan heboh, apa lagi si sora ini.
“Chae won
ahh nae chingu chukkahae” Ujarnya sambil cipika cipiki sama aku. Dan teman-teman
tim ku yang lain termasuk sunbae kepa tim juga. Sekedar tahu aja nanti sunbae
kepala tim yang akan menjadi mc pernikahanku.
“Hei
semuanya, sepertinya uri chae won ini memang sudah benar benar move on dari
yang lama.” Ujar Sora selanjtnya.
“Hya kang
So Ra tentu saja di asudah move on. Lihat saja sekarang dia sudah mengenakan
baju pengantin dan akan menjadi istri orang sebentar lagi.” Ujar sunbae. Dan
yang kulakukan hanya senyumin aja.
“Sepertinya
aku melihat yang lama di uar sana sdang
bersalaman dengan yang baru.” Ujar dokter chun Song yi. Ap? Yang lama
bersalaman dnegan yang baru? Yang benar saja Oppa datang.
“Hei
ihatlah wajah calon pengantin kita setelah mendengar berita itu.” ujar So Ra
menyadari wajahku yang berubah kaget dan melamun.
“Aniya,
tidak begitu.” Ujarku sedikit gugup.
“Heish
sudahlah jangan bahas yang lama. Emnding kita foto-foto aja.” Ujar sunbae
menetralkan suasana. Fiuh.
Dan kami
pun berfoto-foto ria. Tak lupa aku memasang fake smile dengan sangat rapi.
~
Omo siapa
ini. waduh bencana datang bung. Si bocah kucrut itu datang. ia menatapku dangan
sangat menakutkan dari kejauhan sana. Si bocah yang selalu mengikuti joong ki
itu kini sudah berada di hadapanku. Lee yoo bi menghampiriku. Aku tersenyum
canggung kepadanya. Dia malah melipat kedua tangannya dna membuang muka. Ahh apa
yang akan dia lakukan kali ini.
“yoo bi
shi, apa kau baik-baik saja?”
Ia tiba-tiba
menghadap ke pada ku. “Dokter moon, kali ini pasti oppa ku salah memilih. Lihat
sjaa nanti oppa ku pasti akan menyesal telah menikahimu.” Ujarnya. Terserah kau
saja lah nak.
“Tapi yoo
bi shi sebaiknya kau mengikhlaskan opa mu. Dia akn segera menjadi miliku
sebentar lagi.”
Wajahnya berubah
cerah. Kemudian ia tersenyum sedih kepadaku. “Huuuufft eonni sebenarnya aku
belum rela melepaskan oppa ku. tapi melihatnya waktu itu, aku menyadari
ternyata dia memang mencintaimu. Dan aku sudah sadar, semua yang ku lakukan
sia-sia saja. Tapi jika suatu hari nanati kau menyakiti perasaan oppa ku,
jangan slahkan aku jika nanti aku merebutnya dari mu.” Ujarnya yang kemudian
mengajakku selfie. Aku jadi memikirkan kata-kata si yoo bi kucrut itu, “Melihatnya
waktu itu, menyadari dia memang mencintaiku?” waktu itu kapan? Mungkin itu
salah satu acting joong ki.
~
“Na eun ah, bisa tolong ambilkan
aku makanan ata sesuatu untuk ku makan di luar sana? Kau tahu kakak mu ini
snagat tersiksa beberapa hari ini. tapi jangan bilang-bilang eomma. Jebbal?”
“Haish, baiklah aku tidak mau
melihat kakaku pingsan saat berjalan di altar nantinya.
Na eun pun keluar. Mataku mengikuti
langkahnya hingga sampai pintu masuk. Mataku berubah terbelalak setelah emlihat
seseorang yang berdiri di sana.
“O..Oopp ppa” ujarku spontan.
Ia tersenyum kepadaku lalu
mendekatiku. Setelah sampai dihadapanku, dia menjulurkan tangannya kepadaku
emngajak salaman. “chukkae” ujarnya setelah itu.
Aku menatapnya dnegan sendu. Mataku
mulai memanas. Dan sudah sedikit ber air.
“Kwenchana” ujarnya
menenangkanku.
“Tapi oppa,-“ rasanya aku sangat
sedih. Dan meninggalkan oppa dan malah menikah dnegan orang lain.
Belum selesai aku berbicara
dengan seung gi oppa, Na Eun pun datang dan berkata bahwa acaranya akan segera
di mulai. Erpaksa aku pun harus meninggalkan oppaku.
~~~
Di altar.
Di altar.
Kulihat joong
ki sudah berdiri di ujung sana. Dan aku akan berjalan menghampirinya didampingi
oleh ayahku. Aku menatap ayahku. Dia tersenyum kepadaku aku pun membalas senyumannya.
TBC
yeeeeeeee akhirnya menikah juga.
Gimana- gimana? Ayo komen-komen. Banyak bahasa yang
amburegul nih, maaapin dan maklumin yaa. Kalo gak suka bisa langsung komen aja.
Nyokk kritik dan sarannya monggo disamplongin ke admin alias author alias
happyreading. Oya maapin nih covernya juga ngawagan wkwkw. Duh banyak banget
kurangnya yah jadi sedih deh.