Kamis, 30 April 2015

ff chaeki | New Love | Chapter 9



Title : New Love
Genre : Romance, Comedy
Cast :
Song Joong Ki
Moon Chae Woon
Lee Seung Gi
Yura Girls day aka Yoo Se Mi
Lee Yo Bi
Dan masih banyak yang lainnya.

Ff yang akan anda baca ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan tempat, nama, tokoh, semuanya hanya khayalan saya semata. Hope you guys like it. Eitss jan lupa komen. Guys kalo ada nama-nama sesuatu yang agak aneh dan ngawur, tolong maklumi saya yakk.oh ya maapin juga bahasa ane yang rancu dan apalah-apalah. Mongkin saat membaca ini kebosanan akan melanda di benak anda. Typo bertebaran dimana-mana. Maakasih telah sudi membacaa. Yok cekidot.


Masih Author pov

            Joong ki menoleh ke orang di dalam tirai itu. joong ki melihat dari bawah, dilihatnya gaun putih yang panjang sampai terurai kebelakang. Delanjutkan sampai kebagian ats tubuh chae won dan terakhir adalah wajah chae won.  joong ki terbelalak menyaksikan kecantikan chae won dibalik balutan baju pengantin putih panjanjang yang memperlihatkan bahu dan punggung chae won. Ditambah dengan tatanan rambut yang dibuat seindah mungkin sesuai selera pembaca.

            Chae won tersenyum manis di hadapan joong ki. joong ki tak bisa menahan rahangnya. Mulutnya ternganga karena kecantikan chae won. Belum pernah ia melihat chae won berdandan apa lagi ditambah dengan senyuman chae won. Jantung joong ki terasa akan melompat. Ia bahkan tidak sadar bahwa hpnya sudah jatuh ke lantai beberapa waktu yang lalu.

            Senyum chae won memudar, ia melemparkan sebuah buket bunga kecil hinga mengenai wajah joong ki. joong ki akhirnya sadar dari lamunannya dan menegakkan tubuhnya.

            “Kenapa kau memandangiku seperti itu? apa kau sedang berfikiran kotor?” ujar chae won sambil menylangkan kedua tangannya ke dada.

            Joong ki bangkit dari duduknya dan memungut hpnya. Dan juga buket bunga kecil yang dilemparkn chae won tadi. Lalu berjalan mendekati chae won.

            “Kau sangat cantik.” Ujarnya sambil mengulurkan tangannya memberikan buket bunga tadi 
kepada chae won.

            Chae won kaget dengan pujian joong ki. ia sedikit tersipu. Bisa dibayangkan sekarang pipi 
chae won sedikit memerah.

            Tak lama kemudian joong ki malah tertawa dan berkata “Chae won shi kenapa pipimu memerah? Ahahah kau bahkan tersipu oleh pujianku.” Ujar joong ki.

            Chae won menghela nafas dan memutar bola matanya kesal. ia mencincing roknya dan berusaha turun dari sebuah panggung bulat kecil. Namun karena dress yang ia kenakan ini memang panjang dan sedkit ribet, chae won pun terserimpung dan jatuh. Hampir saja chae won ngelabrug di lantai kalau saja tidak ada song joong ki yang menangkapnya. Terciptalah pose mainstream yang sering kita lihat di tipi-tipi. Joong ki menahan punggung chae won dengan tanagn kirinya dan tangan kanannya memegangi pinggang chae won. Sementara tangan kanan chae won meraih leher joong ki.

            Sebuah perasaan hangat menyelimuti mereka. Joong ki tidak dapat menahan debaran jantungnya. Mata joong ki semakin lekat memandangi wajah chae won. Mata, hidung dan bibir....


            Etdah si abang tiba-tiba pengen ngomong
            Joong ki pov


            Bi. Bibir? Song joong ki apa yang sedang kau fikirkan? Kenapa kau memikirkan hal itu? bibir yang waktu itu tak sengaja menempel dengan bibirku adalah bibir chae won. Oh tuhan setan apa yang menghampiriku saat ini. aku menelan ludahku karena membayangkan hal aneh itu.

            Menyadari posisi aneh kami, kami pun saling memisahkan diri. Aku dan chae won saling membelakangi dan berusaha menetralkan perasaan canggung yang melanda. Dan beberapa pelayan tersenyu dan saling berbisik setelah melihat  adegan tadi.

            Ku lirik chae won mengipasi wajahnya dengan tangannya. Entah karena dia gugup atau memang memakai pakaian itu membuatnya kepanasan. Sementara aku masih berusaha menetralkan detak jantungku yang sempat berdebar kencang tadi.

            Dengan sekuat tenaga aku pun mencoba memulai pembicaraan terlebih dahulu.

            “Ekhem, aahh, baiklah lebih baik kita pilih gaun itu saja sesuai yang diinginkan ibu-ibu kita.” Ujarku sedikit terbata.

            Chae won menggaruk engkuknya “ne, kau benar juga. Baiklah aku akan berganti baju.” Ujarnya yang kemudian kembali masuk bersama pelayan untuk berganti pakaian.
           
            Sekarang giliran si einni mau cerita nih.
            Chae won pov

            Yaatuhan situasi apa yang baru sja terjadi tadi. Aaahh kenapa udaranya jadi panas begini. Padahal ada beberapa pendingin ruangan di sini. Kenapa aku jadi deg-degan gini ya? apa lagi tadi saat dia menatapku. Chae won kau ini yang benar saja kenapa jantungmu berdebar untuk si jong ki gila itu.

            Aahh aniya aniya bukan! itu pasti bukan karena dia, tadi aku hampir jatuh, jadi mungkin aku 
sedikit kaget sehingga terasa panas dan menjadi berkeringat seperti ini. sudahlah sepertinya aku harus sedikit jaga jarak dengannya.

            Setelah ini aku dan joong ki masih harus memilih cincin pernikahan. Apa? Membeli cincin? Ini bukan mimpi kan? Aniya, ini bukan pernikahan impianku. Seharusnya harus ada lamaran dulu oleh kekasih ku. tapi nggak joong ki juga.

            Aku pun keluar dari butik. Kulihat joong ki sudah bertengger di mobilnya di pinggir jalan. Aku pun menghampirinya.

            “mon chae won, kenapa tidak kau saja yang membeli cincinnya sendiri. Aku sangat lelah hari ini.” ujarnya tiba-tiba.

            Aku menoleh kepadanya dengan kesal “Mwo? Gak mau. Enak saja, kenapa harus aku. Kau saja sana yang beli. Siapa juga yang menginginkan pernikahan ini.”
            “Haaaaah” jjong ki menghela nafas kesal.
            “Sudahlah kau sedang tidak mood bertengkar. Cepat naik.”

            aku menghentakkan kaki ku kesal. kemudian berjalan memasuki mobil joong ki. kamipun melesat menuju toko perhisan.
            ~~~

            Aku dan joong ki berdiri di depan etalase (etalase berasa kaya warung sembako. #lupakan) dan melihat-lihat beberapa cincin.

“Kau ingin yang mana?” tanyaku padanya.

“Terserah, kau saja yang memilih.” Kata joong ki yang kemudian memasukkan tangannya kedalam saku celananya.  Joong ki berdiri di belakangku sementara aku melihat-lihat cincin-cincin itu.

            “Joong ki shi, lebih baik yang ini saja.” Kataku sambil menunjuk sebuah cuncin dengan berelian kecil diatasnya.
            “Tidak mau, itu terlalu bling bling.” Ujarnya datar.

            Aku pun melangkahkan kakiku ke etalase sampingnya. “Ahh bagaimana kalau yang ini saja.” Ujarku menunjuk sebuah cincin polos yang haya dihiasi sedikit lekukan.
            “Shireo, itu terlalu biasa.” Ujarnya datar.

            Aku kembali berjalan ke etalase sebelahnya lagi diikuti dengan joongki dibelakangku. Aishh kenapa jadi dia yang nolak-nolak. Padahal tdi dia bilang aku saja yang memilih.

            Aku pun berhenti dengan tiba-tiba sehinnga membuat joong ki yang berada di belakngku sedikit menabrakku. Aku berbalik menghadapnya.

            “joong ki shi sebenarnya apa maumu. Kau bilang terserah padaku. Kenapa kau malah menolak-nolak pilihanku.” Kataku kesal.
            “Tadi kau menanyakan pendapatku. Jadi aku jawab saja.” Ujarnya santai.
            “Aish. Sudahlah aku malas. Kau saja yang pilih.”

            Aduh kenapa rasanya jadi kaya calon pengantin beneran yaa? Aduhh emang mau nikah beneran sih. joong ki kenapa ku membuatku berada di posisi seperti ini? pelayan toko perhiasan 
memandangi kami sambil senyum-senyum sendiri. Aduh mbak , mbak bisa diem gak lama-lama ak jotos dah.

            “yasudah ini saja.” Ujar-joong ki tiba-tiba sambil menunjuk sebuah cincin berwarna emas dengan batu akik merah besar di atasnya. Aku menatapnya dengan kesal.

            “iya iya baiklah itu saja. Jadi batu merah besar itu bisa kugunakan untuk menggetok kepalamu setiap hari.” Ujarku kesal.

            ~~~

            Aku dan joong ki pun selesai memilih cincin pernikahan kami. Adum menyebut kata pernikahan membuatku geli sendiri. Akhirnya cincin perak dengan beberapa titik berlian kecil yang kami pilih. Tanpa sadar ternyata hari sudah gelap. Aku memiringkan kepalaku menghadap jendela dari dalam mobil joong ki.

            Klonteng klonteng hp joong ki berbunyi.

            “Ah eomma.” Ujarnya. Rupanya emaknya yang nelpon. Emaknya mau ngomong apa ya? aku sedikit memiringkan kepaaku mencoba menguping pembicaraan mereka.
            “Ne,....” kata joong ki.

            “Apa chae won?”

            Omo ia menanyakanku? Aku langsung kembali menegakkan posisiku.
            “ne, dia ada di samping ku sekarang. Apa emma ingin bicara dengannya?”

            Aku menoleh, dan mnggelengkan kepalaku tanda tak mau. Namun joong ki tetap menyodorkan ponselnya kepadaku. Aku mendorong tangannya yang mencoba memberikan ponsel itu. joong ki meloot kepadaku..
            Terpaksa aku menerimanya.

            “Yobseyo ne ahjuma ada apa?”
            “Aigoo, kenap kau masih memanggilku begitu.sebentar lai kau akan menjadi menantuku. Panggil saja eommoni.”
            “hehe ne eomoni.”
            “Bagaimana? Apakah kalian sudah mencoba gaun yang kami pilihkan?
            “Ne sudah eommoni. Kami sudah menentukan akan memakai gaun itu saja.”

            “Aah bagus kalau begitu. Ya sudah emma akan tutup telfonnya, sepertinya eomma mengganggu kalian.”

            “Tidak begitu eomm-“ belum selesai aku ngomong telfonnya malah udah dimatiin. Aku pun mengembalikan telfonnya ke pada joong ki.
            “Apa kau dengar tadi? Sekarang aku bahkan memanggil ibumu eommoni.” Ujarku.
            “ya memang harus begitu.”

            Aku menghela nafas lagi. Dan menggelang-gelengkan kepalaku dan mengacak-acak rambutku.

            “Apa kau ingin makan sesuatu?” tanyanya tiba-tiba. Tumben sekali ia sedikit peka. Aku menoleh ke arah joong ki. “aku mau makan daging.” Kataku.

            Joong ki sedikt tertawa mendengar cara bicaraku. “kedengarannya kau sangat kelaparan, baiklah akan kuturuti daripada aku yang akan kau makan nantinya.”

            ~~~
            joong ki mengajakku makan di sebuah restoran daging sapi. Aku membalik-balikan daging di panggangan. Tak beberapa lama pelayan membawakan dua botol soju ke meja kami. Aku menuangkannya ke dalam gelas kemudian meminumnya.
            “kkhhhh” rintihku.

            Aahh rasanya aku ingin mabuk sekali tapi apa dayaku. Aku tidak mau sesuatu yang aneh terjadi saat kau mabuk. Joong ki memandangiku aneh.
            “Apa?” tanyaku pdanya.

            “Aniya.” Jawabnya datar. Ia pun juga kemudian menuangkan soju kedalam gelasnya lalu kemudian meminumnya.

            Aku mengambil selembar selada dan meletakan potongan daging keatasnya lamu membungku dan kemudian memakannya.

            “Joong ki shi, aku ingin bertanya sesuatu.” Tanyaku sambil masih mengunyah makanan yang kumasukan kedalam mulutku tadi. Kemudian mencoba menelannya.
            “tanyakanlah, tumben sekali kau menanyakan izinku jika ingin bertanya sesuatu. Biasanya saja kau langsung menanyakannya.”
            “heish, apa setelah kita menikah, rumah sakit itu akan menjadi milikmu?”
            “aniya.” Jawabnya datar sambil menuangkan soju kedalam gelas lalu meminumnya.
            “Aniya? Jadi kau tidak akan mendapatkan rumah sakit itu?’
            “Yaa wanita ini, tentu saja rumah sakit itu akan menjadi milikku. Tapi tentu saja tidak secepat itu.”
            “Aaah ku fikir aku akan lagsung menjadi istri pemilik rumah sakit yang sangat kaya raya?”

            “Memangnya kenapa? Apa yang akan kau lakukan dnegan kekayaanku? Apa kau akan menaikan pangkat pacarmu?” tananya sambil meminum soju di gelasnya.

            “YA! tidak seperti itu. kenapa kau berfikiran sempit seperti itu. aish dasar. Tentu saja yang kan kulakukan pertama kali adalah memamerkan kekayaanku kepada teman-temanku wkwkwkw” ujarku geli sendiri membayangkan aku menjadi ibu-ibu sosialita dan mengenakan banayak perhiasan.

            “Aigoo aku geli sendiri membayangkannya.” Ujarku.
            “Joong ki shi, kenapa sepertinya kau tidak banyak bicara hari ini?” tanyaku padanaya.
            Joong ki tak kunjung menjawab. ia tertunduk di depan ku.

            “Joong ki shi?” tanyaku sambil sedikit mengguncangkan bahunya. Namun tubuhnya malah terdorong ke belakang hingga bersender ke tembok di belakangnya. Aishh kenapa dia malah tertidur di saat seperti ini.

            “joong ki shi. Kenapa kau tertidur , aaaaisshh. Bagaimana nanti aku akan membawamu pulang?”
            Ah tau ah, aku mau makan dulu biarin aja dia tiduran disitu.

            ~~~

            Akhirnya dengan susah payah aku berhasil membawanya ke dalam mobilnya. Apakah dia sangat kelelahan apa gimana sih? kenapa sampai ketiduran gini. Dibangunin susah banget lagi. Apa dia juga mabuk? Ahh molla. Jadi ini dia mau aku bawa kemana ya? aku bawa ke rumahnya saja apa ya? atau ke apartemennya? Lebih baik aku bawa ke rumahnya saja lah.

            Aku duduk di kursi kemudi. Ku lihat sabuk pengaman joong ki belum terpasang. Aku pun memajukan tubuhku untuk mencoba menggapai sabuk pengaman di samping jong ki. aku menahan tubuhku dangan tangan kiri memegang samping kursi.  setelah aku berhasil menggapai sabuk pengaman itu tanpa sengaja wajahu bepapasan dengannya.

            Deg...

            Deg...

            Deg...

            Ternyata sangat tampan dan cool jika sedang tidur begini. Lihatlah kulitnya begitu mulus. Aku heran kenapa kulit pria bisa semulus ini. eitss kenapa kau jadi memandanginya begini. Kulihat matanya perlahan mulai terbuka. Sontak aku pun langsung kembali keposisiku.

            Joong ki menggeliatkan tubunya. Aigoo apa dia menyadari tadi aku memandanginya? Aniya aniya tidakkan? Dia tidak melihatnya kan??
            “Aaaahhhh, apa aku keiduran disana tadi?”
            “ya! aishh merepotkan sekali memang kau ini.”
            “tapi, kenapa tadi kau ada di depanku?” tanyanya.
            “oo, ooh aa aku tadi mau memakaikan sabuk pengaman.
            Kami pun bertukar posisi dan kami pun pilang.

~~~

h-4
            seharian ini aku dipingit dan tidak boleh keluar rumah. Bahkan mereka (ibu-ibu rempong) hanya memberiku makan setengah mangok nasi dan seonggok tempe rebus. Selain melakukan pernikahan kenapa aku juga harus melakukan ahal-hal yang membuatku tersiksa semacam ini ohh tuhaaaan. Mereka bilang itu dmei pernikahan agar aku tidak gendut. Bahkan joong ki sepertinya sangat senang mereka melakukan semua ini padaku. Awas saja kau joong ki.

h-3
            Hari ini masih sama. Sekarang bahkan mereka menyita hp ku. dan si kupret Na Eun ini selalu menggangguku dengan seperangkat lingrine dan mengoceh tentang malam pertama. Ingin ku bejeksekali nih bocah.

h-2
            kali ini apa lagi yang mereka akan lakukan padaku? Mereka membawaku untuk tritmen dan spa. Semua penyiksaan ini mereka lakukan dengan sangat sempurna. Joong ki dimana dirimu? Kenapa kau tidak menerima penyiksaan yang sama dengan ku? aku tidak terima kenapa hanya aku yang disiksa seperti ini. tapi untungnya aku gak perlu ribet ngurusin persiapan pernikahan  yang lain karena semuanya sudah disiapkan oleh emak-emak. Tapi tetap sajaaa.

h-1
            h-1, apa? H-1? Dan besok aku akan menikah? Hahaha hari yang dinanti akan segeratiba. Aku seorang calon pengantin wanita seharusnya sangat senang. Tapi apa daya diriku yang terpaksa menerima pernikahan ini tidak merasa senang. Hiks siks pada siapa aku bisa mencurahkan isi hatiku? Pada emak dan adikku? Itu tidak mungkin. Pada ayahku appaku apa lagi. Sama oppa ku, hpnya aja disita. Sma temen-temenku? Aku naanti yang bakal maru sendiri aaaaaaa pada joong ki? sepertinya aku dilarang berteu dengannya karena aku sedang dipigit. Dan walupun jika aku bertemu dengannya dan mengungkapkan perasaanku dia pasti nanti hanya menanggapinya dengan candaan. Menyebalkan, dia memang susah diajak serius, males deh. Jadinya aku hanya bisa bercerita pada readers aja hiks, hiks.

            Ketika aku sedang ngejungkel di kamar, tiba-tiba appa ku masuk. Tumben sekali nih. Aku pun membenarkan posisiku menjadi duduk sempurna di atas kasur.
            “Ahh, appa waeyo?” tanyaku.

            Appa kemudian duduk di sampingku. Ia memandangku dengan tatapan sendu sambil mengelus rambutku. Aku menggeser posisi dudukku menghadapnya.
            “Appa, apa kau sedang sembelit sekarang? Kenaa tiba-tiba aneh begini?”

            Ia menotok kepalaku “Heish, kau ini. ayahmu lagi so sweat begii dibilang smebelit.”

            “Lagian aneh banget”

            Appa berdesisi “Ck, Chae won ah, besok kau akan menikah dan kau seseorang akan mengambilmu dari kami.”
            “Appa, aku akan tetap menjadi anak eomma dan appa.”

            “heis tetap kau akan menjadi tenggung jawab suamimu. Kau harus menurut dan jangan melawannya.”

            “kenapa seolah-olah aku tidak akan pulan lagi sih? aku pasti akan sering mengunjungi appa. Sudahlah appa idak perlu lebay seperti itu.”

            “Heiss appa lagi pengin edisi sedih malah kamu seperti itu. ya sudahlah yang pnting apa blangin aja kau tuh  harus nurut sama suamimu.”
            “Ne appa”

            Aku jadi ikut sedih dennger appaku ngomong seperti itu. prtnikahan itu hal yang sanagt penting dan aku malah bilang mau cerai kalau udah setahun. Aku juga belum blang joong ki tentang kesepakatan itu. aaahh aku jadi  tambah sedih.
Hari H

            Aku telah selesai di makeup dan segala macam tetek bengek. Aku menunggu di ruang tunggu pengantin wanita. Teman-temanku banyak yang datang dan berfoto denganku. Dengan terpaksa aku harus selalu memasang senyum ceria walaupun hati ini teriris-iris, elah alay banget deh gue.

             Huah ternata cho Na eun dan shin Ae ri juga datang. Na eun kau yang menyebarkan foto ku masuk mobil joong ki waktu dibandara. Dan kau Ae Ri berkat gosip pacaran ku dan joong ki menyebar dengan sangat cepat.

            “Chae won Ah” Pa nggil Ae ri sambil berlari ke padaku dan memelukku. Diikuti dengan cho Na eun yang juga menghampiriku.
            “Chukkae, ahirnya kau berhasil menikah juga.” Ujar Ae ri setelah melepaskan pelukannya.
            “kaan ternyata kau menikah dengannya. Sebenarnya pelet apa yang kau gunakan sehingga bisa membuat pria itu menikahimu?” ujar Na eun. Kampret si na eun ini kumplang banget ngomongnya seceplosnya. Apa pelet? Ya nggak lah enak aja. Awas kalian, sekarang saatnya aku pamer hahaha.

            “Hahahaha tidak begitu lah Na eun. Aku tidak menggunakan pelet apapun. Tentu ia terpikat oleh kecantikan dan kemampuanku. Dan perasaan kami memang menyatu.” Ujarku. Yampun kau mau muntah denger omonganku sendiri.

            “chae won ah bagaimana cara dia melamarmu? Pasti sangat so sweat.” Pertanyaan Ae ri membuatku mual. Shin ae ri kenapa kau menanyakan hal aneh seperti itu? aku tentu tidak mengalami hal yang semacam itu dengan joong ki.

            “Ahh lamaran? Hemm dia tipe yang sedikit cool dan dia bukan tipe yang melakukan hal romantis. Dia hanya mengajakku makan malam ditengah danau dan hanya kita berdua lalu memberikanku bunga dan cincin.” Ujarku. Hahahah ngarang banget eang. Mana mungkin joong ki itu cool. Da apa? Makan malam di tengah danau? Aku pasti sedang bermimpi jika memang hal itu terjadi. Chae won, chae won sepertinya kau sudah mulai tidak waras setelah beberapa hari ini hanya makan nasi dan tempe saja.
            “aahh begitukah?”

            “Bagaimanapun sekali lagi selamat ya atas pernikahanmu. Bagaimana kalau kita berfoto?” ujar Na eun.
            Kami pun berfoto.

            Tak lama setelah itu adikku datang dan memberikanku secarik kertas.
            “Apa ini?” tanyaku.
            “Itu dari Joong ki Oppa, dia memintaku memberikannya padamu.”

            Na eun pun kembali. Dan aku membaca isi dari secarik kertas itu.

            “Chagiya, apa kau sudah makan? Kau terlihat lebih kurus.. sepertinya nanti kalau aku menggendongmu agi akan lebih terasa enteng. Oh ya, smapai bertemu di pelaminan. :*”

            Sepertinya dia memang sedang ngajakin perang. Joong ki menyebalkan sekali sih kamu ini. sepertinya dia sangat senang melihat penderitaanku dan mengejekku seperti itu. Aku ini sedang lapar ya jangan sampai kau ku makan nanti.

            Tak lama setelah itu rekan se tim ku pada dateng. Mereka masuk dan meneriakkan selamat pernikahan kepadaku dengan heboh, apa lagi si sora ini.

            “Chae won ahh nae chingu chukkahae” Ujarnya sambil cipika cipiki sama aku. Dan teman-teman tim ku yang lain termasuk sunbae kepa tim juga. Sekedar tahu aja nanti sunbae kepala tim yang akan menjadi mc pernikahanku.

            “Hei semuanya, sepertinya uri chae won ini memang sudah benar benar move on dari yang lama.” Ujar Sora selanjtnya.

            “Hya kang So Ra tentu saja di asudah move on. Lihat saja sekarang dia sudah mengenakan baju pengantin dan akan menjadi istri orang sebentar lagi.” Ujar sunbae. Dan yang kulakukan hanya senyumin aja.

            “Sepertinya aku melihat yang lama di uar sana sdang  bersalaman dengan yang baru.” Ujar dokter chun Song yi. Ap? Yang lama bersalaman dnegan yang baru? Yang benar saja Oppa datang.

            “Hei ihatlah wajah calon pengantin kita setelah mendengar berita itu.” ujar So Ra menyadari wajahku yang berubah kaget dan melamun.

            “Aniya, tidak begitu.” Ujarku sedikit gugup.

            “Heish sudahlah jangan bahas yang lama. Emnding kita foto-foto aja.” Ujar sunbae menetralkan suasana. Fiuh.

            Dan kami pun berfoto-foto ria. Tak lupa aku memasang fake smile dengan sangat rapi.

            ~

            Omo siapa ini. waduh bencana datang bung. Si bocah kucrut itu datang. ia menatapku dangan sangat menakutkan dari kejauhan sana. Si bocah yang selalu mengikuti joong ki itu kini sudah berada di hadapanku. Lee yoo bi menghampiriku. Aku tersenyum canggung kepadanya. Dia malah melipat kedua tangannya dna membuang muka. Ahh apa yang akan dia lakukan kali ini.
            “yoo bi shi, apa kau baik-baik saja?”

            Ia tiba-tiba menghadap ke pada ku. “Dokter moon, kali ini pasti oppa ku salah memilih. Lihat sjaa nanti oppa ku pasti akan menyesal telah menikahimu.” Ujarnya. Terserah kau saja lah nak.

            “Tapi yoo bi shi sebaiknya kau mengikhlaskan opa mu. Dia akn segera menjadi miliku 
sebentar lagi.”

            Wajahnya berubah cerah. Kemudian ia tersenyum sedih kepadaku. “Huuuufft eonni sebenarnya aku belum rela melepaskan oppa ku. tapi melihatnya waktu itu, aku menyadari ternyata dia memang mencintaimu. Dan aku sudah sadar, semua yang ku lakukan sia-sia saja. Tapi jika suatu hari nanati kau menyakiti perasaan oppa ku, jangan slahkan aku jika nanti aku merebutnya dari mu.” Ujarnya yang kemudian mengajakku selfie. Aku jadi memikirkan kata-kata si yoo bi kucrut itu, “Melihatnya waktu itu, menyadari dia memang mencintaiku?” waktu itu kapan? Mungkin itu salah satu acting joong ki.

            ~

“Na eun ah, bisa tolong ambilkan aku makanan ata sesuatu untuk ku makan di luar sana? Kau tahu kakak mu ini snagat tersiksa beberapa hari ini. tapi jangan bilang-bilang eomma. Jebbal?”

“Haish, baiklah aku tidak mau melihat kakaku pingsan saat berjalan di altar nantinya.

Na eun pun keluar. Mataku mengikuti langkahnya hingga sampai pintu masuk. Mataku berubah terbelalak setelah emlihat seseorang yang berdiri di sana.
“O..Oopp ppa” ujarku spontan.

Ia tersenyum kepadaku lalu mendekatiku. Setelah sampai dihadapanku, dia menjulurkan tangannya kepadaku emngajak salaman. “chukkae” ujarnya setelah itu.

Aku menatapnya dnegan sendu. Mataku mulai memanas. Dan sudah sedikit ber air.

“Kwenchana” ujarnya menenangkanku.

“Tapi oppa,-“ rasanya aku sangat sedih. Dan meninggalkan oppa dan malah menikah dnegan orang lain.

Belum selesai aku berbicara dengan seung gi oppa, Na Eun pun datang dan berkata bahwa acaranya akan segera di mulai. Erpaksa aku pun harus meninggalkan oppaku.

~~~
            Di altar.
            Kulihat joong ki sudah berdiri di ujung sana. Dan aku akan berjalan menghampirinya didampingi oleh ayahku. Aku menatap ayahku. Dia tersenyum kepadaku aku pun membalas senyumannya.
        

    TBC yeeeeeeee akhirnya menikah juga.

Gimana- gimana? Ayo komen-komen. Banyak bahasa yang amburegul nih, maaapin dan maklumin yaa. Kalo gak suka bisa langsung komen aja. Nyokk kritik dan sarannya monggo disamplongin ke admin alias author alias happyreading. Oya maapin nih covernya juga ngawagan wkwkw. Duh banyak banget kurangnya yah jadi sedih deh.

14 komentar:

  1. ih kenapa seung gi jadi penganggu sih :'( ngapain jugak si chaewon masih pengen dengan seung gi. :'( emang apa sih yang diomongin joongki dgn lee yoo bi min? penasaran bangettttt >.< keren,ngakak banget waktu baca surat joongki dan waktu milih cicin :3 rasanya terbang terbang gitu hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya begitulah saya menciptakan konfliknya nak. kalau tidak seperti itu nanti adem ayem gak seru. wkwkwk terbang-terbang gimana tuh. seremntar kalo terbang-terbang sendiri.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. iya jugak ya hoho gak sabar buat lihat yang lebih lucu ,bisa senyam senyum sendiri bacanya :D

      Hapus
  2. tumben admin banyak typonya? biasanya cuma dikit ini banyakan apa mimin lagi galau? :p tapi gak apa-apa aku akan selalu mendukung pasangan ini >.< setiap hari dong uploadnya :p hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin karena aku terlalu bersemangat melihat chaeki di ff ku ini nikah. jadi aku kebut dan langsung di upload. wkwkwk. pengennya juga tiap hari. tapi ff ini kan kejar tayang. kalo mood lagi bagus yaa bisa cepet upload. elah kejar tayang berasa sinetron dah

      Hapus
    2. HAHA harus semangat,aku aja lagi semangat-semangatnya promoin ini blog :D hihi

      Hapus
  3. min silahkan komentarmu dicerita yang aku post ya :3

    BalasHapus
  4. min aku buat twoshoot nih hehe karena habis dapet ide mohon dikomentari ya min , maaf ya banyak meminta :D

    BalasHapus
  5. hahaha. batu akik? dasar Joong ki, gadak habisnya godain eonni
    kasian bgt onnie cuma di kasih nasi sama tempe
    makasihh authorr udah buatin ff chaeki
    smoga makin byk ff chaeki yg laiin yg di tuliss authorr
    semangatt thorr buat nglanjutin ff nya dan mmbuat ff chaeki lainnya. hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkw iya tuh emang abangnya ngajakin ribut mulu emang.
      amin
      amin
      amin

      Hapus
  6. Paling suka pas adegan x appa chaewonx,char won mw sedih2an mlah diancurin ma chaewon wkwkw. Penasaran ma ucapan x yoo bi tadi?

    BalasHapus