Sabtu, 09 Mei 2015

FF Chaeki | New Love | Chapter 10


­­Title : New Love
Capter : 10
Author : Happyreading
Genre : Romance, Comedy,
Cast :
Song Joong Ki
Moon Chae Woon
Lee Seung Gi
Yura Girls day aka Yoo Se Mi
Lee Yo Bi
Dan masih banyak yang lainnya.

Ff yang akan anda baca ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan tempat, nama, tokoh, semuanya hanya khayalan saya semata. Hope you guys like it. Eitss jan lupa komen. Guys kalo ada nama-nama sesuatu yang agak aneh jarang didengar dan sedikit nyleneh, tolong maklumi saya yakk.oh ya maapin juga bahasa ane yang rancu dan apalah-apalah. Mungkin saat membaca ini kebosanan akan melanda di benak anda. Typo bertebaran dimana-mana. Maakasih telah sudi membacaa. Yok cekidot.

Chae Won pov
            “Pertama tama kita sambut pengantin pria dengan tepuk tangan yang meriah. Mempelai pria masuk.” Suara Sunbae kang terdengar di seluruh penjuru gedung pertemuan.

Joong ki berjalan menuju altar dengan disambut oleh tepuk tangan para hadirin sekalian. Senyum manisnya tak lupa ia lemparkan kepada seluruh tamu undangan. Ia berhenti tepat di depan seorang pendeta. Joog ki berdiri dan menatap sekeliling sambil sedikit membenarkan jasnya. Ia terlihat gugup. Bagaimana tidak gugup perniakahan yang tidak pernah kami banyangkan akhirnya terjadi.

Bagaimana denganku? Tentu aku juga gugup setengah mati. Aku tidak tahu kenapa aku gugup bahkan disaat ini bukan pernikahan yang benar-benar ku inginkan.
“Sekarang pengantin yang cantik akan masuk ke altar. Mari kita sambut dengan tepuk tangan. Mempelai wanita masuk.” Ujar sunbae lagi.
Aku menggandeng lengan ayahku. Dan menatapnya, ia juga menatapku dan melemparkan senyumannya kepadaku. Aku pun membalas senyumannya. Aku memantapkan langkahku dan mulai berjalan. Lagkahku di sambut oleh tepuk tangan para tamu undangan. Selangkah demi selangkah aku mulai mendekat ke pada joong ki. joong ki menatap ku. aku tidak tahu apa yang ada di fikirannya sekarang, namun dai hanya tersenyum. Dan sesekali mengalihkan pandangannya kepada penonton. Langkahku pun terhenti beberapa meter didepan nya. Dia maju beberapa  langkah menghampiriku. Tak lupa setelah itu dia membungkukkan badannya memberi hormat kepada ayahku.
Tugas ayahku telah selesai. Kini ia menyodorkan lengannya untuk ku gandeng. Aku melirik kepadanya dan menggandengnya dengan sedikt canggung. Inikah pernkahanku??
           
Kami pun maju beberapa langkah ke arah pendeta.
“Apa kalian sudah siap?” tanya si pendeta seraya membenahi tata letak kacamatanya. Kami berduapun megangguk pasrah.
“Apakah kau, Song Joong Ki, bersedia mencintai Moon Chae Won disaat suka maupun duka sampai maut mesihkan kalian berdua?” ucap pendeta tersebut dengan lantang.
“Saya bersedia,” jawab joong ki lancar. Aku tidak tahu dia sedang khlaf atau bagaimana. Kini pendeta itu beralih menatapku.
“Apakah kau Moon Chae Won, bersedia mencintai Song Joong Ki disaat suka maupun duka sampai maut memisahkan kalian berdua?”
Aku menunduk untuk menghilangkan rasa gugupku .
            “A–ku bersedia,” aku melihat sang pendeta tersenyum ke arahku. Haaaah apa yang barusan aku katakan?
            Setelah itu kami pun mengucapkan janji pernikahan.  Maafkan aku ya tuhan telah melakuak kebohongan ini. Dan sekarang aku sudah menerima hukuman yang setimpl. Entah apa yang akan terjadi setelah pernikahan ini, kami pun tidak tahu. Bagaimana dengan hbunganku dengan oppa ku aku pun tidak tahu. Dan pakah setelah setahun kami akan berpisah au belum tahu. Semua ini adalah raahasia ilahi.
            “Baiklah sekarang mempelai pria sudah boleh mencium mempelai wanitanya.” Ucapan sunbae ini membuatku sedikit kaget.     
            Apa? Kisseu? Aku melotot kepada joong ki yang kini sudah menghadapku. Kami memulai telepati lagi.
            “song jong ki! aku tidak mau melakukan itu.”
            “Ah, wae kau lihat semua penonton menyoraki kita. Apa yang akan mereka katakan jika di acara pernikahan pengantinnya tidak berciuman?”
            “Aniya, aku tidak mau.”
            “CIUM CIMU CIUM” Suara sorak sorai para hadirin semakin meriah. Kata-kata itu semakin terngiang di telingaku. Aku menggeleng kecil ke pada joong ki. mwo?? Dia malah tersenyum licik seoperti itu.
            “Wae kita sudah pernah meakukannya beberapa kali.”
            “Song joong ki jika kau berani akan ku-“
            Joong ki mengangkat kedua bahunya. Sedetik kemudian tangan kananya telah meraih pinggangku. Dan tangan kirinya meraih tengkukku. Aku menutup mataku segera ketika bibirnya telah menyentuh bibirku.
            Moon chae won kuatkan dirimu. Oppa maafkan aku. Aku harus melakukan ini didepanmu. Tenang saja hatiku ini masih milikmu.
            Setelah beberapa lama kemudian joong ki pun melepskan ciuman kami. Kami masih saling bertatapan dimana dalam acara saling tatap ini aku sedang memarahinya. Sementara para tamu bertepuk tangan. Terutama kedua orang tua kami. Dan ku lihat Na eun di ujung sana mempriwitin kami.
            Tanpa sadar ternyata lengan joong ki masih memeluk pinggangku. Aku pun menginjak kakinya dan mundur selangkah darinya. Ia memutar bola matanya menahan sakit.
            ~~~
Aku dan joong ki hanya saling terdiam di perjalanan kami menuju apartemen joong ki. aku menyandarkan kepalaku di kaca jendel mobilnya. Aku mengetukkan kepalaku ke kaca beberapa kali.
Benarkah kami sepasang suami isteri sekarang? Aku masih tidak percaya ini. aku harus patuh dan menjadi bayangannya? Dan melayaninya? Tidak mungkin. Walaupun begitu tetap sja aku tidak akan melakuka semua itu. Kita ini kan Cuma pura-pura.
“Hei apa yang kau lakukan, kau akan memecahkan kaca mobilku?” katanya mendapati diriku yang sedang mematuk-matuk kaca mobilnya dengan kepalaku.
Aku menghentikan kegiatanku dan hanya bersender di kursi mobil sambil menutup mataku.
~~
19.55
Kami pun sampai di apartemennya. Aku berjalan masuk ke apartemen dengan menyincing rok putih panjang yang super ribed ini. beberapa orang yang melewatiku menatap ku sambil senyum-senyum. Aku menghentikan langkahku dan berbalik.
“Song joong ki shi pallio.” Kataku kesal kepada joong ki yang bejalan dengan santai di belakangku.
Kami pun sampai di depan pintu aparteman joong ki. aku bersender di dinding menunggunya memencet pasword.
Pintu apartemenpun terbuka. Aku mengikuti langkah joong ki. ia berjalan masuk kedalam kamarnya. Rasnya kakiku mau patah setelah berdiri lama karena salam-salaman dan foto-foto. (yg kaya nagita smaa rafi itu lho). Apalagi beberapa hari sebelumnya aku melakukan olahraga aneh yang ibuku perintahkan. Dan perutku ini rasanya sangat lapar. Tapi, melihat kasur, aku jadi hanya ingin tidur saja.
Joong ki masuk ke ruang pakaiannya. Sementara aku, melemparkan diriku keatas kasurnya. Dan sepertinya mataku rasanya mulai berat.

~~~
Joong ki pov
            Aku melapasakn jas ku. dan menggantungkannya. Kemudian melepaskan dasi ku. namun kegiataku terhenti ketika sebuah kata terlintas di benakku.
            Menikah, aku terkekeh sendiri. Aku sudah menikah. Kenapa rasanya seperti ada manis-manisnya gitu. Memikirkan pernikahanku dengan chae won membuatku merasa aneh sendiri. Rasanya baru beberapa bulan sejak pertemuan awal kami yang sedikit terasa aneh. Dan sekarang aku sudah resmi menjadi suaminya.
            Aku melepas jas ku. dan membuka lemari. Heehh?? Apa ini? kenapa ada pakaian wanita disisni? Beberapa dress sudah tergantung. Aku membuka beberapa laci dibawhnya. Seketika aku melongo melihat apa yang ada didalamnya. Segera aku tutup laci berisi pakaian dalam wanita itu. Aku pun membuka lemari disampingnya. Beberapa jeans dan kemeja yang kurasa bukan milikku sudah tertata rapi di sana. Dan aku baru sadar ternyata di sini bukan hanya ada barang-barangku tetapi barang-barang wanita.
Aahh, sepertinya ibu sudah memindahkan baran-barang chae won ke dalam rumahku.  Pantas saja dia tidak membawa koper saat kemari.sekarang kami bahkan berbagi lemari pakaian.
            Aku kemudian mandi dan selesai mengganti pakaian ku dengan kaos dan celana selutut. Aku pun keluar dari ruang pakaianku. Kulihat sesosok buntalan putih tengah tergeletak di atas kasurku. Aku menghampiri sosok itu. chae won telah tergeletak tengkurep di atas kasurku. Apa dia benar-benar berniat tidur dengan pakaian seperti itu.
            Ia kemudian menggeliat dan membalik badannya sehingga posisinya tak lagi tengkurep. Namun roknya ikut terpelintir. Dan juga ia sepertinya kesakitan dengan hiasn di rambutnya yang belum di lepas. Aku rasa dia tidak akn bertahan dengan keadaan seperti itu. aku masih memperhatikannya di samping kasur sambil berdiri dan elipat kedua tanganku.
            “Eommaa, tolong aku.” Jeritnya tiba-tiba. ia berusah abangun namun sepertinya roknya yang panjang itu membelit kakinya. Dia kemudian menoleh ke arah ku dan baru menyadari keberadaanku.
            “Joong ki shi.” Katanya sambil menatapku dengan tatapan memelas. Ckck dasar wanita ini.
            Aku membantunya membenarkan roknya dan membantunya berdiri.
            “Gomawo.” Ujarnya datar.
            “apakah ada bajumu yang bisa ku pakai, ibuku tidak membawakan baju-bajuku.” Ungkapnya.
            “Aniya, semuanya sudah ada di sana.” Jawabku sambil menunjuk ruang pakaian.
            “Benarkah? Waaa benar-benar.” Gumamnya. Ia kemudian melangkah kesana. Ia kemudian masuk ke dalam sana. Aku berniat keluar kamar untuk mengambil minum. namun kemudian suara pintu ruang pakaian terbuka lagi. Kulihat kepala chae won muncul di sela-sela pintu.
            “Joong ki shi, “
            Aku pun berhenti melangkah dan menoleh padanya.
            “Wae.”
            “Itu, hmm... tidak jadi deh.”
            Aku berniat melanjutkan jaanku. Namun kemudian
            “Joong ki shi,”
            “Ahh wae” ujarku sambil sekali lagi menghadap ke arahnya.
            “Bantu aku.”
            Aku pun menghampirinya.
            “Tolong tarikkan itu, tanganku tidak sampai.” Ujarnya sambil emnunjuk resleting di belakang gunnya.
            Aku berdecak kesal. dan meraih resletingnya itu. aku menurunkannya perlahan.
            Glup glup
            Suara air ludahku yang tertelan secara refleks terdengar lirih. Untung saja chae won tidak menyadarinya. Bagaimanapun juga aku ini lelaki, aniya joong ki jangan bayangkan hal-hal seperti itu. sudah cukup. Aku pun menarik dengan cepat resleting itu dan langsung beranjak keluar.
            “Gomawo” teriaknya dari dalam sana.
~~
Song joong ki, apa yang barusan kau bayangkan eoh? Aku pun menenggak segelas air di tanganku dengan cepat.
Aku pun menenggelamkan diriku di depan layar kaca. Sebenarnya aku masih merasa lelah setelah kemarin.
~~~
Chae won pov
aku telah selesai berganti pakaian. Ternyata semua barang-barangku sudah tertata rapi di rumah joong ki. huft. Aku pun keluar dari kamar mandi mengenakan celana training dan kaos seperti yang biasa ku pakai di rumahku. Sambil menggosok-gosokan handuk di rambutku yang basah.
“Joong ki shi, mapa yang kau lakukan disitu?” tanyaku mendapati joong ki tengah berbaring di kasur sambil membaca buku.
“Aku ingin tidur. apa lagi?” jawabnya santai. Aku berjalan menghampirinya.
“Kenapa kau tidur disini? Aku tidak mau tidur di samping mu. Kau tidur di sofa saja sana.” Ujarku sambil menunjuk ke arah pinntu. Bagaimana mungkin aku tidur dengannya. Aku tidak mau laa.
“kenapa aku yang harus tidur di sana? Ini kamarku jadi kau saja yang tidur disana.” Ujarnya yang kemudian menjulurkan lidah kepada ku.
“Tidak mau. Apa kau tega membiarkan seorang wanita tidur di sofa? Aihh lelaki macam apa itu.”
            “kau bilang kau bukan lelaki di amatamu? Yasudah kenapa tidak tidur bersama saja?” ujarnya sambil menepuk bagian kasur di sampingnya. Apa dia tidak waras? Ahh iya sih aku pernah bilang bergitu. 
            ~
            21.11
            Akhirnya perbincangan kami berakhir dengan aku berbaring di sebelah kiri dan dia di sebelah kanan. Aku bangun dengan posisis duduk. “Kalau kau kedapatan menyentuhsehelai rambutpun dari ku-“ aku menunjukkan kepalan tanganku padadnya. “kau tahu kan akibatnya?” lanjutku.
            Ia berdecak “Apanya yang mau di sentuh” Ujrnya datar sambil menarik selimutnya lalu kemudian mematikan lampu. Hanya cahaya redup dari lampu tidur disamping kiri dan kanan tempat tidur yang menyala.
            Aku mendesis kesal. aihh benar-benar. Moon chae won tenangkanlah dirimu. Sabar, sabar. Aahh aku masih terlalu elah untuk berkelahi dengannya. Lalu kemudian kembali berbaring memunggungi joong ki.
            Sejenak suasana kamar ini pun menjadi hening. Sesuatu terlintas di benakku. Malam pertama, ya ketika sepasang engatin telah smelakukan pernikahan. Dan malam pertamaku dengan song joong ki . ahh kenapa aku jadi memikirkan tentang malam pertama. Segera kusingkirkan fikiran itu dari benku. Kenapa jantungku berdebar ya? mungkin aku merasa sedikit khawatir tentang apa yang joong ki akan lakukan jika aku terlelap nantinya. Tapi aku kan sudah memperingatkannya. Awas saja kalau dia berani.
            21.50
            Aihh kenpa kau belum bisa tidur juga. Apakah joong ki sudah tertidur ya? apa aku lihat saja? Aahh tidak nanti dikiranya aku mau macem-macem lagi.
            22.15
Kruyuk kruyuk.
Omo? Suara apa itu? ahh perutku. Sngguh perutku sangat lapar. Aku lupa aku belum makan apapun setelah hanya makan kue dari na eun tadi siang. Ahh aku mau ke dapur ah mencari makanan.
Aku menyibkkan selimut dan bangun. Aku berhenti sebenter di pinggir kasur. Kulirik joong ki yang tidur memunggungiku. Apa dia sudah tidur? kuharap dia tidak mendengar suara perutku tadi. Kalau dia masih angun, dia pasti akan tertawa senang. Ah sudahlah, Lalu aku pun berjalan keluar kamar menuju dapur.
Aku pun keluar dari kamar. Semua lampu sudah dimatikan. Hanya beberapa lampu yang tidak begitu terang. Begitu pula di area dapur. Suasananya terasa sedikit mencekam. Yaa ini bukan rumah yang biasa aku tinggali. Auuhh aku jadi membayangkan adegan film horror yang pernah ku tonton waktu itu.
Kruyuk kruyuk
Namun sepertinya semua itu terkalahkan oleh rasa laparku. Ahh aku tidak perduli. Yang penting aku mau makan. Aku pun melanjutkan lankahku mendekati kulkas. Yaa di situ pasti banyak makanan. Ku buka kulkas itu. ahh untungnya cahaya dari kulkas membuatku sedikit tenang. Namun tetap saja disamping kanan dan kiriku masih sedikit gelap.
Aku membungkukkan tubuhku melihat seisi kulkas.  “Kenapa hanya ada makanan mentah disini?” gumamku lirih.  Sayur, daging semuanay mentah. Aku hanya ada air putih dan beberapa minuman lainnya. Apakah dia memakan semuanya. Hanya ada kimchi. Hahh tadi aku melihat banyak makanan di pesta pernikahanku namun hanya sepotong kue yang aku makan. Kenapa ibu ku juga tidak membawakan kami makanan sih? aku berjongkok dan mengamati isi kulkas lagi.
Oh, ada beberapa buah di bawah sini. Aku mengambil beberpa buah apel, kemudian memakannya smbil berjongkok. Namun pintu kulkas belum ku tutup. Sehingga aku tidak bisa melihat sebelah kanan dan kiriku.
Sreekk sreekk
Heh? Suara apa itu? aku menelan buah apel yang sedang ku kunyah ini. menengok ke atas sebelah kanan ku.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.”
~~
Joong ki pov
Aku berniat untuk tidur. apakaha aku tidur disaii saja an membiarkan dia beristirahat di kamarku ya? ahh fikiran macama apa ini. tidak aku tidak mau. Lagi pula kami hanya kan tidur saja.
“Kau bukan lelaki di mataku”
 Aahh dia pernah bilang kalau aku bukan lelaki di matanya.
Akhirnya aku pun masuk dan berbaring di kasur sambil membaca buku. Kudengar suara pintu kamar mandi yang terbuka. Chae won keluar dari sana sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk.
Deg deg
Deg deg
Nafasku rasanya terhenti melihat rambutnya yang basah itu. aku menggelengkan kecil kepalaku dan kembali mencoba fokus dengan bacaanku meskipun sepertinya fikiranku sudah kemana-mana.
 “Joong ki shi, apa yang kau lakukan disitu?” tanyanya padaku.
 “Aku ingin tidur. apa lagi?” jawabku agar terdengar santai. Iakemudian menghampiriku.
“Kenapa kau tidur disini? Aku tidak mau tidur di samping mu. Kau tidur di sofa saja sana.” Ujarnya.
“kenapa aku yang harus tidur di sana? Ini kamarku jadi kau saja yang tidur disana.” Jawabku. Hah kenapa aku berkata seperti itu.
“Tidak mau. Apa kau tega membiarkan seorang wanita tidur di sofa? Aihh lelaki macam apa itu.”
            “kau bilang kau bukan lelaki di amatamu? Yasudah kenapa tidak tidur bersama saja?” jawabku. Aihh apa lagi ini? kenapa aku malah mengatakan hal semacam ini. seharusnya aku tidur saja di sofa sehingga aku tidak emmbayangkan hal aneh lainnya jika berada disampingnya.
21.11
Aku fikir chae won akan menyeretku keuar atau semacamnya. Kali ini dia malah setuju dan kami pun akhirnya tidur berdampingan.
Ia berbaring memunggungiku. Sementara aku masih bersender. aku meliriknya. Ahh sudahalh song joong ki. ayo tidur.
21.30
 aahh sungguh jantungku berdegup kencang seperti ini. aku mencoba terlihat biasa, dan megubah posisi tidurku menjadi memunggungi chae won. Song joong k tidurlah.
22.13  
Aku masih saja belum bisa tidur. sungguh aku sudah tidak tahan lagi. Aku ingin pindah ke sofa saja. Ahhhh.
22.15
Aku perlahan mengangkat kepalaku dan selembut mungkin menyibakkan selimut. Namun,
Kruyuk kruyuk
Heh? Suara apa itu. bbbhaahahahahahhahaha apa dia kelaparan? Aku ingin tertawa keras sekarang. Aku berusaha keras menahan tawaku ini. sungguh moon chae won kau ini. ahh iya aku baru igat dia hanya makan nasi dan tempe belakangan ini.
Kurasakan kasurku mulai bergerak ia telah bangun dan keluar dari kamar. Dia pasti ingin mencari makanan. aku meliriknya yang keluar dari kamar.
Aku penasaran apa yang akan dia lakukann. Aku pun mengikutinya dengan mengendap-endap. Oohh ia sedang mencari makanan di kulkas. Kudengar dia berguma,. Sepertinya dia tidak menemukan makanan matang di kulkasku. Ya benar saja. Aku memang selalu masak sendiri. Walaupun terkadang ibuku membawakan makanan.
aku enyalakan senter di hp ku dan mengarahkannya ke wajahku. Kemudian dengan langkah kecil aku menghampirinya yang sedang berjongkok di depan kulkas. Aku melongokkan kepalaku ke bawah.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA” lengkingan teriakannya terdengar sagat keras. Ia sedikit terduduk kebelakang dan apel yang di pegangnya tadi terlempar entah kemana.
Aku pun menutup pintu kulkas dan tertawa terbahak-bahak melihatnya ketakutan seperti itu. tak kusangka ternyata chae won begitu penakut seperti ini. kukira dia sorang preman yang tidak takut apapun. Tapi ternyata ia takut akan hal-hal seperti ini.
Chae won pov
Aku ketakutan setengah mati hingga tubuhku sedikit terduduk ke belakang. Aong joong ki ternyata kau di balik semua ini. sekarang ia tertawa terbahak-bahak.
Aku pun bengikit dari keterpurukanku.
“Yaaaa!!!! Soog joong ki!”
Aku pun mengeplaki punggungnya dengan sandal. Plak plak pluk der dor
“apa kau senang eoh? Rasakan ini” ujarku di sela-sela pengeplakanku.
Ia merintih keskitan “ Chae own sudah cukup cukup aahh appoyo.” Ujarnya sambil memegangi punggungnya.
Aku berhenti dari kegiatanku. Apakah beneran sakit? Dia sepertinya benar-benar kesakitan. “apakah benar-benar sakit?”
Ia menatapku kesal. “tentu saja.” Ujrnya. Aku menatap sandal swallow yang ku gunakan unuk memukulinya ini.
Akhirnya aku pun membantunya mengobati punggungnya dengan salep di sofa depan tv. Ahh iya sepertinya memang beneran sakit. Beberapa bekas merah yang membentuk sandal tergambar jelas di punggungnya. Joong ki mengangkat kaosnya hingga terlihat punggungnya. Sementara aku mengoleskan salep di punggungnya.
“Aaa, jangan terlalu keras. Itu sakit.” Ujarnya karena aku mengusapi salep di punggungnya dengan sembarangan.
“Heiis bael sekali. Aku tahu. Kau ini cengeng sekali. Merah sedikit saja sudah mengeluh seperti itu.” ujarku kembali melanjutkan mengolesi salep keseluruh punggungnya.
“ini memang benar-benar skit” ujarnya. Ia kemudian menurunkan kaosnya dan berbalik menghadapku.
“apa kau ingin mencobanya.” Katanya setelah mengambil sandal dan memperlihatkannya padaku.
Aku menggertaknya “coba saja kalau berani”
Kruyuk kruyuk
(hening)
“Heh suara apa itu?  ahahahahaha apa seekor singa mulai kelaparan sekarang?” katanya kemudian.
Aku memegangi perutku sambil cembetut. “Tentu saja aku sangat lapar. Kau tahu aku bahkan tidak makan apapun dari tadi siang.”
“Aahh, jadi karena itukah kau mengendap-endap kedapuruku?”
“Siapa yang mengendap-endap. Lagipula kenapa di kulkasmu tidak ada makanan? apa kau punya ramyeon?”
“Aku tidak punya.”
“Lalu aku harus makan apa?”
“Makan saja seadanya. Atau masaklah sesuatu sesukamu. Aku mau tidur.” ujarnya seraya bangkit dari posisinya tadi. Iapun berjalan menuju kamar.
“Joong ki shi kau tega sekali. Dasar jahat!”
~~~
            23.23
Aku menatap kulkas dengan sedih “ Ahh apa yang bisa kumasak? Aku tidak bisa masak T_T” gumamku.
Namun tiba-tiba sebuah langkah menghampiriku. Aku menatap pemilik langkah itu. joong ki berjalan menghampiriku.
“Aku tidak mau kau menghancurkan dapurku.”ia mendorongku menjauh dari kulkas, kemudian mengambil beberapa bahan makanan.
“apa kau akan masak untukku? Kau bisa masak? Benarkah?” tanyaku kepo padanya yang masih sibuk menyiapkan bahan-bahan.
Aku memandanginya dari meja makan. Waaa kufikir dia seratus persen lelaki meyebalkan. Tetapi ternyata dia sedikit baik juga. Tangannya sangat lihai mengolah bahan-bahan makanan itu. benarkah dia song joong ki? dia begitu cool ketika sedang diam dan fokus seperti itu. aku sedikit terkesima melihat kemampuannya itu.
Ekspresinya bisa berubah begitu mudah. Kenapa terkadang aku merasa dia seperti orang y ang sangat periang dan jahil. Tapi kali ini dia terlihat begitu keren dan cool.
Glotak. Suara piring yang diletakan di meja kayu ini menyadarkanku dari lamunanku.
“Hei? Apa yang sedang kau fikirkan? Apa kau terpesona melihatku tadi?” ujarnya sembari duduk di kursi yang berada di hadapanku.
Aku menaikkan sebelah bibirku. “aniya.”
“hwaa kelihatanya enak. Aku tidak menyangka kau bisa memasak.” Ujarku. “makananya dibayangin terserah readers aja)
“Aku uga tidak menyangka kau tidak bisa memasak.” Ujarnya . aku mengerutkan dahiku kesal.
“siapa bilang, aku bisa memasak ramyeon.” Jawabku.
Aku meraih sendok di samping piringku. Kemudian bangkit dan mengangkat piringku.
“Ya kau mau kemana?” tanyanya.
~~~
            Kami pun makan di depan tv.
            “Kenapa tidak makan di meja makan saja?” tanyanya.
            Aku menyuap sesendok makanan kedalam mulutku. “aku lebih suka makan di depan tv.” Jawabku kemudian. Aku terdiam. Terkejut merasakan masakn buatan joong ki ini. (anggap saja nasi goreng korea)
Ia pun menyantap makanannya. Kemudian melirikku yang masih terdiam dari tadi. “wae? Pasti enak sekali kan.” Ujarnya.
“yaa lumayan” jawabku yang kemudian kembali melanjutkan makanku.
            Kami menatap layar kaca. “aihh kenapa acaranya seperti ini sih. Ganteng-Ganteng Harimau  appan kaya gini.” Ujarku. Aku pun mengganti ke chanel yang lain beberapa kali karena tidak juga menemukan tontonan yang menyenangkan.
            “Hya apa kau ingin merusakkan televisiku?” ujarnya.
            Aku pun menghentikan kegiatanku mengganti-ganti chanel. Dan meletakkan remote ke atas meja. “ah benar-benanr menyebalkan” karena sudah terlanjur kesal aku pun melanjutkan makanku saja.
            “berikan itu padaku.” Ujarnya sambil menunjuk remote. Aku pun memberikan remote itu kepadanya dan kembali melanjutkan makan. Tiba-tiba suara dari televisi itu berubah mencekam. Aku melihat ke tv dan yang sedang berjalan adalah acara horor malam hari [MASIH] Dunia Lain. Seketika aku langsung menelan makanan di dalam mulutku ini.
                “joong ki shi, kenapa ak menyetel acara seperti ini. sungguh tidak menyenangkan. Sudah ganti saja.” Ujarku seranya menggeser posisi dudukknu mendekatinya.
            Joong ki terdengar seperti menahan tawanya. “apa kau takut tentang hal semacam ini? ahh sungguh cemen sekali.” tanyanya.
            Aku berdekhem “ khem, tidak aku tidak takut. Ya sudah biarkan itu berjalan. Tidak usah diganti.”
            “lalu kenapa kau deket-deket aku begitu.”
            Aku menyadari apa yang ku lakukan. Dan berganti menggeser dudukku ke arah lain.
            “kenapa kau malah menyalakan ini sih. ahh males deh.” Aku dengan cepat ,menghabiskan makananku dengan cepet. Aku pun bangkit dan meletakkan piring di westafel.
            “Kau yang cuci.” Ujarku datar.
            Joong ki tidak terima. Ia merik kerah belakang bajuku.
            Ia melipat tangannya didada. Mengawasiku yang sedang berdiri di depan tepat cuci piring (elah namanya apa sih gatau ah) .
            “aku yang emmasak dan sekarang kau menyuruhku untuk mencuci piring?”
            “Arraseo. Baiklah aku yang cuci.” Aku pun memakai sarung tangan karet dengan malas. Selagi aku mengelapi piring dengan busa, ia malah membawa seperangkat wajan kotor dan meletakannya di hadapanku kemudian melangkah pergi.
            Aku menghea nafas kesal. ya sudahlah setidaknya aku harus membayar kebaikannya karena sudah mau memasakanku.
            Tunggu, dia mau kemana? Kenapa aku ditinggal sendirian? Aisshh aku menengok kebelakan perlahan, karena kurasa suasana rumah ini mulai hening lagi.
            Aku berlari menuju kamar dengan maish mengenakan sarung tangan karet yang bahkan masih dipenuhi busa sabun cuci. Aku menghampiri joong ki yang sedang besiap tidur.
            “moon chae won apa yang kau lakukan, kau bisa mengotori kasurku.”
            “Jangan tinggalkan aku, temani aku mencuci.”
            “kau bilang tidak takut.?” Tanyanya dengan wajah mengejek.
            Aku berkilah “ bukannya takut, apa kau tidak khawatir aku akan memecahkan piringmu?”
            “aaigoo.”

            Selesai mencuci piring
            Aku dan joong ki berbaring di tempat tidur. lampu belum di matikan. Kami sama-sama saling menghadap ke langit-langit kamar.kami terpisahkan oleh sebuah bantal guling.
“Soong joong ki, ahh ani suamikau. Ahahahah aku ingin muntah mengatakan itu.”
“wae isteriku.?”
Aku meliriknya. “aiih tidaklah tidak jangan panggil aku begitu. Kita ini bukan suami isteri. Kau bahkan tidak mencintaiku, aku juga begitu. Ckckck kita ini apa ya? “
Joong ki terdiam.
“kau dan aku harus membuat kesepakatan.”
“hmm” jawabnya.
“Hmm, sepertinya aku belum memberi tahumu, aku sudah kembali dengan seung gi ppa. Dan kami akn kembali setelah setahun kita menikah. Setalah setahu, berakhirlah sudah pernikahan kita. Hmm selama setahun ini, kau dan aku diperbolehkan berkencan dengan siapapu asalkan tidak ketahuan oleh siapapun. Lalu kau tidak boleh menyentuhku. Dan...”
Aku  menenok ke samping kiriku. “Joong ki shii, “
Aku pun mendudukan diriku. Aiisshh benar-benar, sedang di ajak ngobrol begini serius, dia malah tidur. aaaggg. Aku memukulnya dengan bantal gulung. Baiklah, mungkin besok saja kita rundingkan lagi.  Dasar song joong ki.
TBC

Huuhh gimana gimana? Mbosenin ya? monoton? Gak dapet feel? hua huaa >_< Yok utarakan perasaan kalian ttg chap ini di kolom komentar di bawah ini. maakaasiihhh. 

9 komentar:

  1. ini lucu banget hoho. yey aku yg koemtar duluan ^^ , tapi endingnya menyakitkan :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. hiks hiks eaks nih. kaka lisa mana chap selanjutnya aku pengin baca.

      Hapus
    2. hoho ntar aku post kok :D ,kak emil ditunggu chap 11 yaa :D please move on juga ih sukakk >.<

      Hapus
    3. oke okee. hihihi yaa chap 11 lagi otw kok.
      wkwkwk.
      ayoo kaka semangat.
      eh promosi yukk

      Hapus
  2. yee udah di post jg ahirnyaa...
    senang bgt krna gak pendek..
    penasaran sama kisah slanjutnya thorrr
    ditunggu! FIGHTING

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi iya
      alhamdulilah gak pendek jadinya kebablasan malah
      okee
      makasih dah baca mbak daniaa. makasih semangatnya. nungguinnya FIGTING juga yaaa wkwkw

      Hapus
  3. yee udah di post jg ahirnyaa...
    senang bgt krna gak pendek..
    penasaran sama kisah slanjutnya thorrr
    ditunggu! FIGHTING

    BalasHapus
  4. Mw dong cobain makanan x joong ki hehehe, terxata chaewon penakut juga jdi deh tuh dikerjain ma joongki wkwkwk. Joong ki beneran tidur ga tuh??

    BalasHapus