CHAPTER 2
Aku kemaren lupa nulis Cast nya hihi
Pisss
Song Joong Ki
Moon Chae Woon
Lee Seung gi
Song Ji Hyo
Atas
bertebarnya typo di chapter sebelumnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya.
Karena sudah saya peringatkan, bahwa banyak kesembrawudan di dalamnya. Oh ya
terimakasih sudah sudi membaca ff saya. Teman-teman sekalian jangan segan untuk
komentar yaaa... ^_^ Yuk cuss
~~~~
Chae Woon Pov
Kenapa harus ada Seung Gi Sunbae?
Aish nasip nasip.
“Urusanku sudah selesai, jadi kalian
silahkan lanjutkan ngobrolnya. Aku permisi.” Kataku gugup.
Akupun pergi meninggalkan mereka.
Akupun berjalan menuju loker.
Aku memang sudah menyukai seung gi
sunbae sejak dulu. Dia sangat baik. Dia cinta pertamaku, namun sejak dulu aku
tidak pernah berani mengungkapkan kepadanya. Dan sejak awal kufikir dia juga
tidak akan menyukaiku. Aku sih nyadar diri. Hiks hiks sedih banget dah.
Sudahlah jangan meratapi nasip terus chae won, kembali bekerjaa ayo semngat.
~~~
Siang ini aku menengok kamar pasien no 123.
Ku lihat kamarnya kosong. Mungkin dia sedanga da di kamar mandi. Ku lihat
datanya yang telah ku bawa. Dia adalah Song ji hyo pasien penyakit kanker
pencernaan stadium akhir. Tapi aku heran kenapa dia tidak tinggal di unit
kanker dan hanya di rawat di kamr biasa. Kudengar suara seseorang di kamar
mandi, aku mengetuk pintu kamr mandi tersebut.
“Ji Hyo shi Ji Hyo shi apakah kau di
dalam? Jihyo shi.” Aku terus menggedor pintu kamar mandi. Kudengar ia seperti
sedang muntah. Akhirnya aku berhasil membukanya. Dia terduduk memeluk kloset
sabil muntah, kulihat ada darah di muntahnnya. Aku menghampirinya dan
memeganginya. Dia bekata kepadaku
“Dokter tolong berikan ini kepada song joong
ki.” katanya sembari memberikanku sebuah surat.
“tapi..”
“Aku mohon dokter.”
“Baiklah nona tapi aku akan memanggilkan
petugas dulu.” Akhirnya dia di bawa
keruang operasi.
Aku hanya mengantar sampai ke ruang
operasi karena aku hanya dokter magang, aku pun berencana mengerjakan pekerjaan
lain. Ku lihat seorang ibu berlari ke ruang operasi dia bersikeras ingin masuk,
namun dihalangi oleh petugas. Tak lama setelah ibu itu kulihat pria taksi tadi
berlari kerah ruang operasi juga. Wajahnya menyiratkan kekhawatiran yang sangat
mendalam. Dia bahakn hampir menabrakku tadi. Apakah dia yang bernama song joong
ki? sepertinya dia adalah pacarnya. Apa aku berikan sekarang saja ya? iya deh
sekarang saja. Aku pun berjalan kearahnya dan berencana memberikan surat itu
kepadanya. Namun,
Seonggok tangan menjewer telingaku “YA MOON
CHAE WON!”
“AAAA Sunbae appo” rintihku sambil
mencoba melepaskan jeweran Seo sunbae.
Akhirnya sunbae melepaskan jewerannya.
Sementara aku masih memegangi telingaku yang masi sakit.
“ Ini adalah pelatihan magangmu dan kau masih
berleha-leha di sini? Cepat ikut aku sekarang” katanya sambil menarik kerah
belakang jas dokter ku.
“Tapi, tapi sunbae ak harus menyampaikan
sesuatu pada seseorang ini amanah.” Kataku sambil mencoba melepaskan
cengkramannya.
“Tidak ada tapi-tapian cepat ikut aku.”
“Sunbae tapi”
Sunbae tetap tidakmau melepaskanku, dan aku
tetap diseretnya menuju ruang praktek. Ahh praktek kali ini sangat penting
untukku. Lebih baik suratnya ku berikan nanti saja setelah selesai. Maafkan aku
Ji Hyoo shi.
~~~
Selesai praktek aku lelah sekali rasanya
jari-jari kakiku ingin lepas semua. Aaahh oh ya aku belum memberkan surat itu
kepada song joong ki. dimana aku mencarinya. Apakah operasinya sudah selesai?
Aku berjalan keruang operasi kulihat song joong ki tengah terduduk lemas dan
seorang ibu tengah menangis dipelukan seorang bapak-bapak yang sepertinya
adalah suaminya.
Aku melihat sunbae ku dengan pakaian operasi
menghampiri ibu tadi. Dan membicarakan sesuatu. Aku tidak tahu pasti apa yang
mereka bicarakan. Kemudian sunbae kembali berjalan. Aku menghentikannya.
“Sunbae apa yang terjadi dengan pasien itu?”
“Operasinya gagal. Kankernya sudah terlanjur
menyebar sehingga dia tidak bis adiselamatkan lagi.”
Aku seketika menelan ludah. Jadi dia
meninggal.
“YA! kau kenapa malah hanay melihat begitu.
Jika kau ingin menyelamatkan pasien cepatlah belajar.” Ujarnya yang kemudian
menotok kepalaku. Aku heran kenapa semua senior sangat suka melakukan
kekerassan kepadaku. Aku memanyunkan bibirku sambil memegangi kepalaku.
Sekali lagi aku menatap song joong ki yang
mengis dengan tersedu-sedu seperti itu. ahh kenapa nona itu harus menitipkan
surat ini kepadaku. Bagaimana ini, apakah aku harus memberikannya sekarang?
Aduh gimana ini. lebih baik aku berikan sekarang saja. Sepertinya ini waktu
yang tepat.
“aauu.” Aku merintih kesakitan. Aku pun
menoleh ke belakang menghadap orang yang menjewer telingaku.
“aaaauu sunbae, lepaskan dulu aku ada urusan
penting sebentar.” Ujarku smabil mencoba melepasakn jewerannya di telingaku.
Namun dia malah menarikknya lebih keras ambil berjalan.
“Aaaa, sunbae, sebentar saja. Sunbae.” namun
seperinya aku tidak akan lepas dari genggamannya. Sunbae , ini penting aahh.
Yasudah mungkin besok saja kau memberikannya.
~~~
Aku menerjapkan mataku karena mandapati sinar
matahari yang menerobos jendela apartemenku. Aku maenarik selimutku menutupi
wajahku. Moon chae won sudah cukup bermalas-malasannya. Padahal aku masih
sangat lelah setelah 3 hari yang lalu aku tidak tidur di rumah. Dan sangat
sibuk di rumah sakit. Aku bahkan baru pulang jam 2 pagi tadi. Dan hari ini ja 8
aku harus sudah berangkat ke rumah sakit lagi. Yaa tuhan kuatkanlah hambamu
ini.
Segera aku bergegas menuju rumah sakit.
Di rumah sakit.
Aku mengecek pasien di beberpa ruangan. Aku
melewati kamar 123. Kamar 123? Sepertinya aku mengingat seseuatu. Apa ya?
Aku berhenti sejenak di depan pintu kamar
itu.
ASTAGA yatuhan! Chae won kenapa kau bisa
lupa? Kau harusnya memberikan pesan dari nona itu untuk kekasihnya. Tapi kenapa
kau bisa lupa? Yaaa apa kau ingin berdosa sampai mati. Aduuhh dimana ya aku
meletakan surat itu? aah. Aku segera berlari ke loker ku.
Namun aku tidak juga menemukan surat itu.
aduh bagaimana ini chae won.
Aku melangkah ke kafetaria dengan lemas. Aduh
nona kenapa kau harus menitipkan sura ini kepadaku sih? Aku meghampiri Jang mi
yang sedang makan di sebuah meja dekat jendela sana. Aku duduk lemas dan
mejatuhkan kepalaku di meja.
“Hya kau kenapa?”
“Aku bingung,”
“Wae?”
Aku menengakkan tubuhku dan menghadap jang
mi. “ Kau tahu, jika seseorang yang akan meninggal meninggalkan pesan untuk
orang yang dicintainya. Lalu sesorang yang di beri amanah untuk memberikan
pesan itu belum membrikan pesan itu.
sementara seorang yang kan meninggal itu sudah meninggal.”
“waaa, itu hantu orang itu pasti sudah
mengikutimu sekarang.” Jawab jang mi
sambil menyendok nasi di mangkuknya.
“Hya kenapa kau bilang begitu? Jangan
menakut0-nakuti ku hong jang mi.
Lagipula kenapa dia mengikutiku.”
“YA moon chae won, kau fikir kau tidak tahu,
aku sudah mengenalmu sejak smp. Aku tahu kau sedang membicarakan dirimu
sendiri.”
Aigo kenapa anak ini sudah tahu. Aku
menenggelamkan diriku diatas meja lagi “ aahh jang mi aah aku harus bagaimana?
Semua keluarganya sudah tidak ada di rumah sakit ini.”
Jangmi
meletakkan sendoknya dengan kesal. “apa susahnya tinggal tanya ke
resepsionis dimana alamatnya. Lalu kau menemui keluarganya. Masalah selesai.”
Jawabnya.
Aku menegakkan badanku dan segera berlari
meninggalkan jangmi. Namun kemudian aku
kembali lagi ke padanya “ Jang mi ah nanti tolong bilangin sunbae aku izin
hanya satu jam saja.” Kemudian kembali meninggalkannya. Jangmi sepertinya
sedikit kesal aku tinggalkan begitu saja. Ahahah dia makan sendirian dari tadi.
Tiba-tiba aku jadi ingat dimana aku meletakkan surat itu. di saku jas dokter
ku. wkwkw aku memang pelupa.
Aku pun melakukan apa yang jangmi anjurkan
padaku tadi.
Aku segera mencari alamat keluarganya.
~~~
Aku kembali melihat alamat di ponselku. “Aku
rasa ini alamatnya sudah tepat” gumamku. Aku menekan bel. Beberapa lama setelah
ku tunggu akhirnya seseorang kelur dari rumah itu. Namun seorang ahjuma dengan
clemek yang keluar. Sepertinya dia seorang pembantu rumah tangga.
“Apakah benar ini rumah song ji hyo?” tanyaku pada ahjuma itu.
“Ah, ne benar sekali, apa agashi mencari nona
ji hyo?” wajah bibi itu berubah sedih.
“Ahh
animida. Aku hanya ingin bertemu dengan ibu dari non song ji hyo.”
“ahh, nyonya dan tuan sedang pergi keluar
kota kemarin. Setelah kematian nona ji hyo.” Ujar bibi itu sedih.
“Baiklah ahjuma. Kendae aku ingin meni-“ ahh
rasanya tidak sopan jika aku menitipkan lagi surat ini.
“hmm. Ahjuma, apa nona ji hyo memiliki
seorang kekasih?” tanyaku.
“ahh ne, tuan song joong ki. dia sepertinya sangat terpukul dengan
kepergian nona jihyo.”
“Hmmm apakah ahjuma tahu alamatnya,”
Ahjuma itu terdiam. Sepertinya berfikir aneh
tentangku.
“Bukan begitu, aku ini dokter yang mengecek
nin ji hyo terakhir kali. Waktu itu dia mentipka ini kepadaku.” Ujarku sambil
mengeluarkan sepucuk surat di tas ku.
“dia memintaku untuk memberikannya kepada
tuan song joong ki. sebenarnya kau ingin menitipkannya kepada ahjuma, tapi
rasanya tidak sopan jika aku tidak memberikannya langsung kepadanya.” Terangku
kepada ahjuma itu.
“Ahh begitu, baiklah. sepertinya di dalam ada
alamat tuan song joong ki . agashi tunggu sebentar.”
“Ne.”
Alhasil aku pun mendapatkan alamat sng joong
ki. waa ini aprtemen di sebrang apartemenku. Di sana sepertinya biaya sewanya
sangat mahal. Sangat berbanding terbalik dengan apartemenku.
Aku pun menaiki lift dan memencet angka 10.
Hmm dari luar saja apartemen ini sangat terlihat keren. Liftnya juga berinterior indah. Aih kenpa aku
malah slah fokus.
Klonteng
Akhirnya aku sampai di lantai 10. Aku pun
mencari apartemen nomor 1004. Dan menemukannya. Aku menekan bel. Namun belum
juga ada balasan dari dalamnya. Aku pun menekan untuk kedua kalinya. Belum juga
ada balasan. Kemudian aku tekan sekali lagi. Yang terakhir ini aku tidak
menekan lagi hingga beberapa lama. aku sedikit kesal dan menekan lagi sekaligus
tiga kali. Namun pintu apartemen terbuka. Aku mendapati sesosok leleaki dengan
wajah pucat, lemas dengan kaos dan rambut yang berantakan tengah berdiri di
hadapanku. Ia juga ber aroma alkohol. Dia berwajah sama seperti waktu itu tapi
dengan aura yang 1800 berbeda
dari sebelumnya. Kali inii auranya sangat putus asa.
Aduhh aku bingung mau bilang apa.
“Hmm, benar ini rumah song joong ki shi?”
“Ne, saya sendiri. Ada perlu apa?” ujarnya
ketus.
Aku merogoh tas yang ku selamper ku dan
mengambi sepucuk surat itu. kemudian menyodorkannya pada orang ini. Sungguh aku
sedikit takut.
Ia menerimanya dengan malas kemudian
membacanya. Mata sipitnya seketika melebar dan mulai berair setelah sekitar 15
detik membaca surat itu. sepertinya dia sudah menyadari dari siapa surat itu.
“Cogiyo, aku permi-“ aku berniat pergi. Namun tiba-tiba ia menarik kerah kemejaku
dengan kedua tangan kirinya.
“Dari mana kau mendapatkannya?” ujarnya marah.
air mata mengalir dari matanya semkin deras. Aku bisa melihat kesedihan yang
amat mendalam dari matanya.
Aduh aku takut banget “i, ii itu”
Ia semakin menarik kerah kemejaku “DARI MANA?
KENAPA SURAT INI ADA DI TANGAN MU? WAE?” ujarnya sambil menegaskan surat yang
berada di tangan kanannya.
“maaf joong ki shi, aku bisa menjelaskannya.”
Aku berusaha melepaskan cengkaramannya.
Namun cengkramannya tba-tiba melemah. Mtanya
kini tak lagi menatapk. Ia tertunduk lalu tiba-tiba jatuh menimpa tubuhku.
Tubuhnya lunglai seketika.
Aduh berat sekali lagi. Namun aku masih bisa
menahannya berdiri dengan posisi seperti memelukknya. Kepalanya tersandar di
bahu kananku. Kudengar hembusan nafasnya yang tidak teratur.Aku mengguncangkan
bahunya. “Song joong ki shi, sadarlah. Soong joong ki shi.”
Aku pun segera menelfon ambulan dan
membawanya ke rumah sakit.
~~
Aku membawanya sampai di UGD. Segera dokter
ugd pun langsung berhambur menghampiri song joong ki dan mendorong kasurnya. (
lah yang biasanya orang tiduran trs didorong itu namanya apa sih. au ah pokonya
ku sebut kasur dorong ya).
“sepertinya dia dehidrasi dan tidak makan
beberapa hari tapi dia meminum banyak alkohol” ujar ku. sunbae jong suk pun
meng iyakan. Namun sepertinya ia tidak menyadari bahwa yg berbicara ini adalah
dongsaengnya yang membolos.
Sunbae Kang So Ra menghampiri ku “apa anda
walinya?” tanyanya terburu-buru. Sunbae kang sepertinya juga belum menyadari
bahwa ini adalah aku. Sampi ia menoleh ke arah ku.
“YA! Moon chae won. Apa yang sedang kau
lakukan. Bukankah kau sedang melakukan pelatihan magang?”
Aku menggaruk belakangkepalaku. “ hehehe
sunbae, tadi aku ada urusan.”
“lalu kenapa kenapa kau bersama pasien itu
sekarang.”
“Sunbae ceritanya panjang.”
“kalau begitu apakah kau adalah walinya?”
Aku menggelengkan kepalaku cepat. “Aniyo,
bukan aku.”
“Lalu siapa walinya?”
“Aku tidak tahu sunbae.”
“Aih kau ini. ya sudah sementara kau saja
yang mengurusi administrasinya. Aku mau menanganinya.” Sunbae pun
meninggalkanku.
“tapi sunbae.” aduh giamana nih.
Bagaimana aku menghubungi walinya? Ahhhhh aku
mengingat sesuatu. Waktu itu aku melihatnya mengobrol dengan seung gi sunbae.
lebih baik aku menemui seung gi sunbae saja. Setelah mengurus administrasi, aku
pun mencari seung gi sunbae. untung saja aku langsung menemuinya sedang
berjalan di koridor lantai satu. Aku berlari kecil menghampirinya sambil
emmanggil namanya. “sunbae, sunbae”
Ia pun berhenti dan menoleh. Aku berhenti di
sampingnya dan menata nafasku sejenak.
“Kenapa?” tanyanya.
“apa kau kenal song joong ki?” tanyaku.
“iya, memang kenapa?”
“itu, dia di UGD sekarang,”
“apa kau bilang?”
~~
Kami pun menuju UGD. Seung gi sunbae pun
menghubungi keluarga joong ki. aku jadi lupa rasa canggung ku kepada seung i
sunbae, padahal dulu aku bahkan tidak berani berbicara dnegannya.
Sunbae bilang orang tua joong ki akan segera
kemari. Sunbae bertanya kenapa aku bisa mnemukannya. Kau pun menceritakan
semuanya kepadanya. Dia berkata mungkin joong ki memang sangat terpukul dengan
kepergian ji hyo noona nya. Pasalnya penyakit ji hyo yan parah tidak ia ketahui
hingga kemarin setelah ji hyo meninggal. Sunbae pun menyuruhku kembali bekerja.
Aku memberikan surat yang terjatuh saat joong ki shi pingsan tadi. Sunbae
berkata ia akan menyampaikan kepada keluarganya joong ki bahwa kau yang
menyelaatkannya tadi. Namun aku
menolaknya agar sunbae tidak mengatakannya. Akhirnya aku pun kembali bekerja.
Waa sebegitu cintanyakah dia kepada
kekasihnya itu. aku berdecak kagum. Beruntung sekali nona itu. ahhh yang penting
sekarang aku sudah tenang. Akau yakin arwah nona itu tidak mengikutiku lagi
sekarang. Hwaa leganya diriku.
Namun pelatihan magangku belum berakhir. Itu
berati juga penderitaan ku belm berakhir. Aahhhhh.
~~~
Beberapa hari setelah kejadian itu aku bekerja
seperti biasa. sekarang aku sudah tidak perlu melakukan praktek lagi. Dan
tugasku akhir-akhir ini adalah hanya mengecek kondisi pasien di
ruangan-ruangan. Sementara jang mi di pindah di UGD. Hahaha dia pasti akan
sangat kelelahan disana. Apalagi sunbae disana kan lebih garang garang. Yeee
aku akhirnya bisa sedikit bersantai. Yaa walau terkadang seo sunba emasih terus
mengawasiku.
Aku berjalan menuju ke unit rawat inap
dewasa. Aku berjalan menunju ke (yg banyak susternya itu) kesitu. Aku berdiri
sambil mengisi bekas pasien di sana.
“aigoo, kau tahu lelaki tampan di ruangan 223
itu sangat galak. dia selalu saja marah-marah. hanya ibunya yang bisa
mananganinya.” Ujara perawat Jung so min kepada perawat lee boo young. Aku
mendengar perkataan perawat jung namun hanya diam saja dan melanjutkan
pekerjaanku.
“Padahal dia sangat tampan. Sayang sekali.”
Uajr perawat lee sambil kembali msuk ke ruang perawat.
Perawat jung menatapku sekarang. Aku menoleh
ke padanya “ada apa dengan pasien di kamar 223?” tanyaku.
Perawat jung mendekatkan wajahnya ke arahku.
“lebih baik dokter tidak perlu ke sana, dia sangat galak. ia bersikeras untuk
pulang. Ia hanya mau dokter seung gi yang menanganinya. Dan dia selalu saja
marah-marah. ia hanya kaan diam jika di tanyai, namun kemudian ia akan marah.
ihh meneyeramkan.”
“ahh, begitukah? Siapa namanya kalau boleh
tahu?”
“dia sangat tampan, jadi aku selalu mengingat
namanya. Song jong ki.” ujar perawat jung.
Aku mennelan ludah seketika. Waduh song joong
ki. iya benar perkataan perawat jung. Sebaiknya kau tidak usah mengecek ke
kamar itu. aku pun pamit pergi kepada perawat jung.
Namun seseorang menarik kerah belakang jas
ku.
Aku tahu ini pasti seo sunbae.
“kau mau kemana?” sunbae pun melepaskan
pegangannya.
Aku berbalik menghadapnya. “Hhmm tugasku
sudah selesai. Hehe.” Aku melongos hendak pergi. Namun dia kembali menarik
kerah belakangku hingga aku berdiri di sampingnya.
Ia memberikan ku sebuah daftar pemeriksaan
untuk pasien kepadaku.
“Ini, periksa psien ini. dokter seung gi
sedang berhalagan hadir sekarang.”
Aku menerimanya dan melihat nama pasiennya.
Song Joong Ki
Aku langsung menyodorkan lagi berkas itu.
“hehe sunbae tapi aku ad aurusan, lagipula kenapa melimpahkan tugas kebawahan
seenaknya begitu.”
“kau hanya menggantikannya hari ini. dan
hanay tambah satu pasien saja sudah mengeluh. Kau bilang ingin menyembuhkan
pasien.”
Dengan terpaksa aku pun menerima nya ahh ya
tuhan kuatkanlah aku. Semoga aku bisa menghadapinya.
~~~
Aku menarik nafasku dalam sebelum mengetuk
pintu kamar 223 ini. dengan sekuat tenaga aku memberanikan diriku mengetuk
pinyu kamarnya. Kemudian masuk dengn senyum semanis mungkin yang ku bisa. Ku
lihat dia sedang duduk bersandar di ranjangnya sambil membaca buku.
Aku melangkah ke samping ranjangnya.
“Anyeonghaseo tuan. Hmmm-“ aku menelan
ludahku sejenak.
“Tuan song joong ki. aku dokter mon chae won.
Aku kan memeriksamu hari ini.” dia tidak emnatapku sama sekali.
Aku pun mulai memeriksanya pertama-tama aku
mencoba menyuntikan obat ke infusnya. Namun dia kemudian meletakkan dengan
kasar bukunya dan menahan tangan kananku ku hingga suntikanku terpental entah kemana.
Aku terbelalak melihat cengramannya yang
sedikit kasar di tanganku. ia masih belum menatapku . “dimana dokter seung gi?”
“anu,” aku mencoba menjelaskan.
“aku hanya mau di perikasa olehnya.” Ujarnya
ayang kemudian baru menatapku.
Ia sedikit terbelalak menyadari akulah yang
memeriksanya. Ia kau, orang yang memeberikan surat dari kekasih yang sangat ia
cintai. Aku mundur selangkah darinya dan tertawa garing. “hehe , ne dokter
seung gi tidak bi-“
Ia kemudian bangkit dan mencengkram kedua
tanganku kasar. “Kau, kau. Dari mana kau mendapatkan surat itu eoh? Apa yang
kau lakukan kepada Ji hyo noona ku? APA YANG KAU LAKUKAN?” teriakknya di akhir
kalimat. Aku mundur darinya. Namun ia terus maju danmenatapku dengan penuh
kemarahan.
Ia
emudian meraih bahuku dan menggoncangkannya. Aduh sial dia mengerikan
sekali. “WAE?” terakknya lagi. Namun
setets air mata mengalir di sudut matanya. Aduh mas, itu infisnya terlepas.
Darah menetes dari bekas infusnya itu. aihh kenapa dia terus memojokkanku
seolah aku yang membunuh pacarnya.
TBC
tiba tiba muncul inspirasi buat lanjutin please move on wwkwkwk. semoga pada suka yaaaa.
yee akhirnya di post.
BalasHapuspnasaran sama kisah slanjutnya..
jangan lama2 nee!
semangat thorr !
ehehehe iya. maapin nih.
Hapussoalnya baru muncu inspirasinya.
ya semoga saja yaaa.
oke oke. makasih kak dania wkwk
Woaaaa daebak! Kasian euy joongkinya, moonie juga krn kebanyakan dijewer hahaha Ditunggu next chapternya
BalasHapusihiihih. iya nih si abang galo mulu
Hapusoke.
makasih sudah baca dan komen.
duh bingung mau pangginya apa.
astaga pengen guling guling bacanya ini lucu banget :D ih mauk lagi cepetan dong chapter 3 nya :D
BalasHapuswkwkwk masa sih. emak mu gak bingung apa liat anaknya guling-guling sendiri. iya. seminggu lagi dah kak lisa wkwkwk
Hapuskan saya dikamar hihi :D inikan chap yg saya tunggu hihi
Hapusmin ijin share yaa :D hihoho
BalasHapusiya, iya gapapa banget. makasih malah. heheheh. kak lisa makasih ya sudah promoin blog ini wkwkwk
Hapuskitakan seperjuangan hihi :D malahan aku yang makasih jd bagian blog ini :D
Hapusini genrenya apa min? perasaan aku aja atau emang warna blognya berubah?
BalasHapusgenrenya, roance, comedi little bit sad,
Hapusemang tak ganti hehehhe. bosen.
tuhkan typo *romance
Hapustuhkan maafin aku yaa min uda menuh-menuhin tempat komentarnya tapi aku udah gak tahan mau komentar dan nunggu cerita baru dari kak emil hihi , :* {} setiap hari kek uploadnye *eh hehe :D
BalasHapusgak papa atuh, aku kayaknya bakalan upload malem deh, soalnya aku pakai kuota malam wkwkwk ngalong mode on.
Hapuseh ngmng-ngmng line berapa kak lisa? aku 98 nih.
Aku juga desember 98 hehe :D kita panggil kakak-kakakan aja :D
Hapus