Senin, 18 Mei 2015

FF Chaeki | Please Move On | Chapter 4



Title : Please Move On
Chapter 4
Author : Happyreading
Genre : Romance , Sad gagal
Cast:
Song Joong Ki
Moon Chae Woon
Lee Seung gi
Song Ji Hyo
dan another cast lainnya
                        Atas bertebarnya typo dan segala kekurangan  di chapter sebelumnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Karena sudah saya peringatkan, bahwa banyak kesembrawudan di dalamnya. Sekali lagi Ff yang akan anda baca ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan tempat, nama, tokoh, semuanya hanya khayalan saya semata. Hope you guys like it. Maapin juga bahasa ane yang rancu dan apalah-apalah. Mungkin saat membaca ini kebosanan akan melanda di benak anda. Typo bertebaran dimana-mana. Oh ya terimakasih sudah sudi membaca ff saya. Teman-teman sekalian jangan segan untuk komentar yaaa... ^_^ Yuk cuss

~~~
Suadah sekitar seminggu setelah hari itu. aku sudah tidak pernah melihat joong ki shi lagi. Mungkin dia sudah kembali melanjutkan hidupnya. Yaa itu lebih bagus ketimbang terpuruk karena kematian kekasihnya. Ckckc beginilah aku tidak tahu bagaimana perasaan itu. ya bagaimana yaa beginilah nasib seoang jomblo. Yang aku tahu adalah perasaan bagaimana menjadi seorang secret admirer *jiaaah*.
Aku dan Joo jang mi sedang nongkrong di restoran bir dan ayam. Aku mengambil sepotong paha ayam goreng dan memekannya dengan lahap. Sementara jang mi menengguk segelas besar bir nya.
“Moon chae won, jam tanganmu baru ya?” jang mi menarik tangan kiri ku. Aku masih melanjutkan makan dengan tangan kananku.
“whooaaaa, kau tahi ini jam tangan model terbaru dan limited edision. Hanya di jual 5 di korea.” Ujar jang mi sambil masih memelototi jam tangan pemberian song joong ki shi ini.
Aku menelan ayam di mulutku. “benarkah? Hmm ternyata dia orang kaya toh.” Jawabku santai.
Jang mi melepaskan tanganku lalau menyipitkan matanya. “Dia? kau mendapatkan jam ini dari siapa?”
“Dari seorang pria tampan.” Jawabku santai. Lalu kemudian meraih gelas birku dan meminumnya.
“ya moon chae won. Jawab dengan benar.”
“arraseo, pria waktu itu yang memarahiku.”
“Benarkah? Kenapa dia memberikan itu padamu?”
“kepo ya??”
Jang mi kesal dengan jawabanku. “ya, moon chae won!”
“Dia memberikannya karena aku sudah memberikan pesan kekasihnya yang sudah meninggal itu.”
“oohh, begitu. Hmm apakah dia benar-benar tampan? Apakah lebih tampan dari seung gi sunbae?”
Wajahku tiba-tiba merona. “y, y , yaa joo jang mi. Sudahlah. Makan saja ini.” jawabku kesal kemudian memasukan dada ayam goreng ke dalam mulutnya.
~~
Sudah sekitar pukul 22.30 Aku berjalan menuju pulang menuju apartemenku. Berhubung tempatku dan jang mi makan tadi tidak terlalu jauh dari apartemenku. Aku berjalan sambil memainkan game get rich di hp ku.
Aku melewati sebuah gang kecil.
Kresek kresek
Aku sontek berhenti karena mendengar suara di gang itu. aku menoleh ke gang gelap itu.
Kresek kresek
Bunyi itu kembali terdengar. Ah, mungkn iu hanya kucing liar, fikirku. Aku kembali berjalan dan memainkan hpku lagi.
Wuusshhh
Seseorang berlari hingga menenggorku. Hp ku pun terjatuh. Seoranng dengan jaket blink blink namun celananya sudah sedikit koyak dengan rambut gondrongnya yang acak-acakan bahkan ada beberepa helai daun di rambutnya dan membawa karung beras juga tanpa alas kaki terjatuh di depanku bersama hp ku yang telah tergeletak di sampingnya.
Ia menatapku denga senyuman aneh. Kemudian ia melirik hpku, kemudian kembali melirikku. Ia kembali tersenyum aneh. Aku mengerti maksudnya, dia ingin mengambil hp ku.
“Andwaeee” teriakku pecah.
Namun terlambat orang gila itu sudah mengambil hpku dan kabur. Aku tidak tinggal diam. Segera aku berlari mengejarnya.
Eomma!! Jangan-jangan dia orang gila yang yeng perna di bicarakan ahjuma tetanggaku. Yang suka mencuri barang-barang orang. Pantas saja jaketnya blink-blink seperti itu tetapi celananya sudah koyak. Pasti di karung yang ia bawa itu banyak barang-barang lain curiannya. Ya tuhan kenapa aku apes sekali. Hp ku diambil oleh oran gila ini.
“Ahjushi, berhenti.” Aku masih berlari mengejar ahjushi gila itu. ia berlari sambil sesekali menoleh ke arahku sambil tertawa girang. Aahh sebenarnya aku takut sekali dengan orang gila. Dan sekarang aku harus mengejarnya. Sial larinya kencang sekali. Padahal ku sudah berlari sekuat tenaga. Apartemenku sudah terlihat di sebrang sana.
“Hahaha hahahaha” lagi-lagi ahjushi itu tertawa menakutkan seperti itu. tertawa gila. Aku masih mengejarnya.
Jedug
“Aawww” rintihku karena seseorang tiba-tiba lewat di depanku sehingga aku menabraknya.
“kau baik-baik saja agashi?” tanyanya sambil membantuku bangun. Aku pun bangun dan melihat ke ahjushi gila itu. ia masih berlari, namun berbelok ke sebuah jalan.
“Ohh, dokter moon chae won?” heh? Dia mengenalku.
“song joong ki. shi.”ternyata song joong ki.
“aku ingin minta tolong” lanjutku.
“Ne, kendae-“
“ayo ikut aku.” Aku menariknya lari bersamaku. Aku berlari mengikuti kemana arah ajushi gila tadi itu.
Kami pun berhenti di sebuah taman. Namun aku tidak melihat seorang pun di sana. Aku mengatur nafasku dan menyandarkan sebelah tanganku ke pohon.
“Dokter moon, sebenarnya apa yang anda kejar?” ujar joong ki yang juga masih ngos-ngosan.
“huahh T_T.. eottokae? Hp ku di ambil orang gila tadi.”
“Ne?”
“sekarang bagaimana?”
Huahahaha huahahaha hihihi hihihi
Suara orang gila tadi terdengar kembali.
Aku menoleh ke atas.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA aAAAAAAAAAAAA” orang gila itu melompat hingga menubruku. Aku tersungkur di semak-semak.
Orang gila itu kabur. dan penglihatanku mulai buram.
~~~
Author pov
Joong ki duduk di samping chae won yang tergeletak di bangku taman. ia memendangi chae won yang sangat berantakan dan kumal setelah tersungkur di semak-semak tadi.
Chae won berbaring di ranjang rumah sakit. ia menerjapkan matanya.
“HP kuuu” rintihnya.
“Dokter Moon, kau sudah sadar.” Joong ki mengayunkan telapak tangannya di depan wajah chae won.
Chae won berusaha duduk. “Mana Ahjushi gila itu? apa dia kabur?”
“ahh, dia sudah di tangkap polisi dan ini ponselmu” joong ki menyodorkan ponsel chae won. Chae won pun mengambilnya dan mengecek hpnya tersebut.
“huuufftt, untung kau selamat nak.” Ujar chae won sambil memeluk ponselnya.
“Kau tahu, ajushi gila tadi memeng sudah sering mencuri di sekitar sini. Kata ahjuma tetanggaku, dia bahkan mencuri sepatu high heels dan jaket-jaket mahal. Kau tahu karung yang di bawanya itu berisi barang-barang curiannya. Namun belum ada yang melaporkannya. Dia sepertinya terobsesi dengan barang-barang mahal sehingga menjadi gila seperti itu. untung saja kau langsung melaporkannya kepolisi sehingga dia tidak akn meresahkan warga lagi.” Terang chae won panjang lebar.
Joong ki memandangi orang yang duduk di sampingnya ini dengan heran. Padahal Chae won baru saja bangun dari pingsannya dan langsung bisa mengoceh panjang lebar seperti itu. di tambah lagi dahinya tengah lecet sekarang. “Dokter moon, apa kau baik-baik saja?”
Chae won bingung. “Ne? Aku baik-baik saja memang kenapa?”
“Itu, dahimu” jawab joong ki sambil menunjuk dahi chae won.
Chae won pun menyadari dahinya yang terluka. “Ahh pantas saja. Rasanya sedikit perih.”
“aku sudah membelikan beberapa obat di apotik tadi.” Uajar joong ki sambil memberikan sekantong plastik obat.
Chae won pun menerimanya. “Terimakasih.” Ia mengambil plester dan mencoba memasangkannya di dahinya. Namun sepertinya ia kesulitan.
“Ahh biar ku bantu dokter moon.” Joong ki meraih plaster di tangan chae won. Kemudian membantunya memasangkan plester di dahi.
Chae won tertegun menyadari wajah joong ki sangat dekat dengan wajahnya. Ia menelan ludah.
“Aduh dia tampan sekali. Jambulnya, dahinya, matanya, hidungnya, bibirnya, aahhh.” Pikir chae won dalam hati. Namun ia segera menyudahi lamunannya. Joong ki pun telah selesai memasangkan plester.
“aaww, ahh lututku. Dan sikut ku,” ujar cha won sambil melihat goresan luka di lutut dan siku kirinya.
Jong ki hendak membantu chae won. Namun kemudian ponselnya berdering. Ia pun mengangkatnya. Beberapa lama kemudian.
“Chae won shi, hmm sepertinya aku ada urusan mendadak. Bolehkah aku pergi dulu?” ujar joong ki. ia bangkit dari duduknya.
“Ne tentu saja. Silahkan.” Chae won mempersilahkan sambil mencoba berdiri. Namun ia masih kesakitan. Joong ki mengisyaratkan agar chae won duduk saja.
“Joong ki shi, terimakasih atas bantuanmu. Kalau tidak ada kau mungkin hp  ku sudah pergi bersama orang gila itu.” ujar chae won ketika joong ki hendak pergi.
“ya, aku juga senang bisa membantumu.” Joong ki berbalik. Lalu kemudian kembali melanjutkan jalannya.
Sementara chae won mengobati lukanya sendirian.
“aahh dasarr moon chae won kau apes sekali hari ini. ckck” gumam chae won di sela kegiatannya.
~~
*kaya begini lah kira-kira emaknya Chae won

Chae won membuka pintu apartemennya yang masih menggunakan kunci manual. Ia pun membuka pintu setelahnya. Namun ia di kagetkan dengan kehadiran seorang wanita paruh baya dengan gaun abu-abu panjang dan sweater dan tatanan rambut di gelung yang sedang menggebug-gebugi sofa.
“Eomma, kenapa kesini?” tanya chae won sambil melepakan sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumah berbentuk kepala pinguin.
“Aiiigoo, ck ck ck ini sofa apa keset? Debunya kok tebel banget.” Gumam chae won eomma.
Chae won berjalan mendekati ibunya sambil memegangi lututnya yang sakit. “Eomma” panggil chae won. Ia tampaknya sedikit tidak senang dengan datangnya eommanya ini. pasalnya jika datang kerumah pasti chae won akan di ceramahi. Chae won eomma tinggal di kampung bekerja sebagai bidan desa. Namun sesekali mengunjungi anaknya yang merantau ke ibu kota. Sebenarnya jika mengunjungi chae won, chae won eomma akan membawa banyak oleh-oleh dari kampung. Bahkan terkadang eomma akan ikut ke sekolah chae won dan membagikan oleh-oleh kepada teman dan senior-senior chae won juga. Baik sekali Chae won eomma ini.
Chae won menghampiri beberapa kardus yang tergeletak di samping sofa. “eomma bwa makanan lagi?”
Eomma masih sibuk dengan gebukan sofanya. “Tentu saja. Sekarang kau sudah bekerja di rumah sakit. dan eomma harus memberikan itu kepada teman-teman magangmu.”
“Eomma, tidak perlu. Mereka tidak akan mau.”
Eomma menghentikan kegiatannya dan menoleh kepada chae won “Haiisshh, sudahlah nanti eomma yang akn kasih bukan kau.”
“Eomma” rengek chae won.
Ema mendekati chae won “Ada apa dengan dahi dan lututmu tu?” tanya eomma.
“Aku habis jatuh gara-gara mengejar orang gila.”
“Apa ada orang gila di sekitar sini? Omo menakutkan sekali.”
“iya ada. Suka mencuri lagi”
“YA! kenapa kau masih tinggal di aprtemen ini eoh? Bukankah eomma sudah kirimkan uang untuk pindah apartemen? Dimana uang itu?”
Chae won melangkahkan kakinya menuju dapur yang tak jauh dari sofa dan menuangkan airkedalam gelas kemudian meminumnya. “Eomma, sekarang sedang susah cari apartemen murah. Disini saja sudah enak kok. Jadi uang itu bisa ku tabung.”
“YA! eomma sudah kasih uang banyak biar pindah ke apartemen mahal. Dan kau malah cari yang murah lagi. Kau ini pelit sekali seperti siapa sih?”
“Eomma aku sudah suka tinggal disini. Lagipula disini nyaman.” Chae own eomma berteriak di sela-sela perkataan chae won. Chae won mendekati eommanya yang berlonjak kaget dan sekarang sudah di atas sofa.
“Kenapa eomma?”
“Itu” ujar eomma sambil menunjuk pada seokor kecoak yang kini merayap di di dinding samping kulkas. Chae won hanya melirik ke kecoa itu dengan santai. Kemudian kecoak itu terbang ke dekat sofa. Eomma chae won sontak kaget ia hampir saja kena serangan jantung.
“Sudahlah biarkan saja. Nanti juga pergi sendiri.” Kecoak adi pun masuk ke kolong sofa.
“YA! kenapa kau bisa sesantai itu? lihatlah ini bukan tempat tinggal manusia. Kau bilang ini nyaman? Bagaimana jika mahluk tadi menggerayangimu saat kau tertidur?”
“Biarkanlah, dia mungkin hanya ingin tidur denganku.”
“Ihh, sudahlah pokoknya besok kita cari apartemen baru untuk mu.”
Chae won menghea nafas kesal “ eomma, aku tidak mau ah. Besok aku kerja.”
“Baiklah eomma yang akan cari.”
“eomma, tidak perlu. Nanti eomma kesasar dan nanti di tipu gimana? Mereka akan menaikan sewa karena tahu eomma orang desa”
“Apa? Kau sedang meremehkan eomma mu sekarang? Dulu eomma juga tinggal di seoul. Eomma tidak se kampungan yang kau kira.”
Chae won menutupi mulutnya dengan kedua tangannya. “Maafkan kelancangan saya nyonya.” Ujar chae won sambil membungkuk 900.
~~~~
Jam makan siang rumah sakit.
Chae won memandangi eommanya yang sedang bagi-bagi ubi cilembu, rendang, pisang ambon, kacang bogares, dan kimchi kepada temann-teman magangnya. Tak lupa kepada Seo sunbae. eomma selalu menitipkan chae won kepada sunbaenya agar di awasi supaya chaewon selalu beada di jalan yang lurus.
Chae won juga bingung dengan eommanya. Apa motivasinya ngasihin makanan ke orang-orang. Mending uangnya di simpan. Begitu fikir chae won.
Setelah selesai. Sepulang kerja chae won pun di ajak emaknya untuk melihat apartemen barunya. Chae won dan eommanya pun masuk kedalam apartemen baru chae won. Semua barang-barang chae won sudah di pindahkan dari apartemennya yang lama. entah kapan eommanya melakukan semua itu.
Ternyata Chae won eomma membelikan apartemen yang berada di depan gedung apartemennya yang lama.
Chae won melihat-lihat apartemen barunya yang lebih luas dan lebih bersih. Dapurnya juga lebih keren. Ada satu kamar yang terpisah dengan ruang tamu. Tak seperti apartemen chae won yang dulu yang ruang tamu dan tempat tidurnya idak ada pembatasnya.  Ia kemudian duduk di sofa. Ia menyalakan tv. Ia sedikit kegirangan karena tvnya cukup besar tdak seperti di apartemennya yang dulu. Iyalah lebih mahal.
Eomma memandanginya sambil tersenyum “Ck, lihatkan, kau senang. Kau bersikeras tidak mau beli apartemen baru. Sekarang kau malah kegirangan begitu.
Chae won berusaha terlihat biasa “hmm eomma darimana dapat uang sebanyak itu? sampai bisa membelikanku aprtemen ini. apa eomma mejual klinik?”
Eomma chae won menotok kepala anaknya yang tidak bisa menjaga mulutnya ini “ YA! kau ini. tentu saja eomma punya uang.”
Chae won mengelus kepalanya yang sakit akibat di totok oleh emaknya tadi.
“Aww, bercanda eomaa. Makasih yaa.” Chae won mendekati eommanya dan mencium pipi eomma.
“Sudahlah eomma mau nganterin makanan ke tetangga.” Eomma pun bangkit.
“Lagi? Eomma, sekarang sudah tidak jaman seerti itu. lebih baik tidak usah.”
Eomma menghentikan langkahnya. “Ck bagaiaman bisa seperti itu. kita harus sopan kepada tetangga.”
“ahh terserah eomma.” Chae won pun kembali menonton tv.
~~~~
“Eomma pulang dulu ya.” ujar eomma chae won di depan pintu.
“Eomma benar tidak perlu ku antar sampai setasiun?”
“Tidak perlu. Kau ini, biasanya juga gak pernah nawarin dianter.” Ujar eomma.
“Ya pingin nganter sekali-sekali.”
Eomma mengangkat tasnya yang sedari tadi sudah tergeleak di sampingnya. “Eomma pulang yaa, kamu kerja yang bener.” Ujar eomma kemudian.
Chae won memeluk Eommanya. “iya, iya. Hati-hati ya eomma.” Eomma membalas pelukan chae won.
Eomma pun bersiap membuka pintu. Namun kemudian ia berbalik. “Ahh, kotak kimchi di tetangga nomor 1004 sebelah belum diambil. Nanti kamu ambilkan ya.”
“Ne arrasoyo.”
Eomma pun pergi.
~~
Chae won menekan bel apartemen 1004. Ia sepertinya tidak menyadari bahwa itu adalah aprtemen Song joong ki. padahal waktu itu dia pernah ke sini sebelumnya.
Chae won memasukan tangannya ke saku jempernya. Ia menunggu sambil mengemut lolipop.
Ia kemudian membungkuk setelah pemilik apartemen keluar. Ia sedeikt kaget setelah menyadari ternyata itu adalah song joong ki.
“Oh, dokter moon.?”
Tetangga 1004? 1004? Ahh benar itu nomor apartemen song joong ki. kenapa aku bisa lupa ya. sekarang kan aku tinggal di gedung apartemen yang sama dengannya. Dan nomor apartemenku 1003 . fikir chae won dalam hati.
“Ahahahah” tawa chae won terdengar seolah dibuat-buat. “Song joong ki shi, hai. Itu, aku mau mengambil kotak kimchi eommaku.”
“aahh, yang kemarin itu eomma mu?”
“iya, kita tetanggaan sekarang.”
Joong ki memandangi penampilan chae won yang mengenakan celana training jemper putih dengan tudung panda dan sandal pinguin. Joong ki heran, ia fikir chae won adalah wanita sangar yang membentaknya waktu itu. ternyata... Chae won menyadari dirinya berpakaian terlalu kekanakan sekarang. Namun ia berusaha tertawa. “ahahaha, ya beginilah aku jika di rumah. Kotak kimchinya?”
“ah iya, biar ku ambilakn sebentar.”
Tak lama setelah itu joong ki pun kembali dengan kotak kimchi di tangannya. Ia kemudian memberikannya kepad chae won.
“terimakasih kimchinya.” Ujar joong ki.
“Yaa, akan ku sampaikan pada ibuku. Aku pulang ya. bye.” Chae won pun melesat pulang.
~~~
Chae won sedang mengisi data pasien yang tealh ia periksa tadi sambil bergumam tidak jelas. Tak lama setelah itu Jang mi datang dan langsung mengguncang tubuh chae won.
“Ya ya  ya! apa kau tahu?” ujar jang mi. Namun ia kemudian terdiam dan terlihat memikirkan sesuatu. Setelah itu ia melepaskan pegangannya pada Chae won.
“Nggak deh gak jadi.” Kemudian terdudu lesu.
“YA!! kalau ingin bicara, katakan langsung. Kenapa malah tidak jadi seperti itu!” ujar chae won kesal.
“aku pergi dulu.” Jang mi malah melesat pergi begitu saja. Meninggalkan chae won yang penasaran setengah mati.
“Dasar anak aneh.” Gumam chae won.
Chae won berjalan menuju lobby kemudian ia bertemu Ji Chang Wook teman magangnya.
“Chae won ah, kau sudah tahu? Ada berita gembira sea anero rumah sakit ini.” ujarnya.
Chang wook kemudian terdiam. Ia kemudian tertawa garing “ ahehehehe, tidak jadi deh. Aku sedang ngawur. Ahaha. Dahh aku pergi dulu.” Ujarnya yang kemudian malah kabur begitu saja.
“YA! apa kau bersekongkol dengan jang mi untuk membuatku kesal.” chae won berteriak dengan kesal.
Tak lama setelah itu, dokter Seung gi lewat di hadapan chae won. Chae won sedikit sumringah. Dokter seung gi pun menghampiri chae won.
“Ah, Chae won. Kebetula kau lewat.”
“Ne sunbae ada apa?”
“aku ingin memberikan ini kepadamu.” Ujar sung gi sambil memberikan sepucuk undangan bertulisakan pernikahan kepada chae won. Chae won terbelalak.
“Me, me, menikah?” ujar chae won sedikit terbata.
“Ahahahaah, ne.”
Chae won membukanya dan membaca nama mempelai wanitanya.
“Im Yoona?”
“Hhehehe iya, kau tahu kan aku sangat menyukainya sejak dulu. Dan sekarang dia akn menjadi istriku.” Ucapan seung gi bagaikan petir yang menyambar chae won di siang bolong. Chae won hanya bisa terdiam dan mencoba memaksakan senyumnya.
Seung gi sedikit mengguncang bahu chae won yang sedari tadi hanya diam denga tatapan kosong. “ Chae won kwenchana?”
Chae won menatap seng gi dan tersenyum walaupun hatinya menangis. Lelaki yang ia cintai sejak sma dulu. Sekarang dengan mata kepalanya sendiri dan dengan tangannya sendiri ia menerima undangan pernikahan nya dengan orang lain. Kata cinta yang bahkan belum pernah chae won ungkapkan pada lelaki itu.  kini lelaki itu malah akan bersanding dengan wanita lain di pelaminan.
“Cu cukkae sunbae.” Ujar chae won.
Seung gi mengacak rambut chae won gemas “ Ahaha kau harus datang ya.”
“Baiklah. aku mau memberikan ini pada yang lain” lanjut seung gi.
Chae won masih diam di tempat dengan undangan di tangannya. Rasanya kakinya kaku untuk di gerakkan. Seketika iapun lunglai. Ia berjongkok dan masih dengan tatapan kosong. Ia tak menitihkan air mata namun, terlihat jelas keputus asaan dan penyesalan. Dimana dia belum pernah  mengucapkan kata cina kepada orang yang ia sukai sejak dulu.
~~~
Chae won dan jang mi duduk di kedai soju. Jang mi menuangkan soju ke gelas chae won. Chae won langsung meminumnya sekali teguk tanpa memperlihatkan ekspresi apapun. Hanya tatapan kosong yang mengjiasi wajahnya. Jang mi terus menuangkan soju di gelas chae won dan chae won meminmunya juga. Sampai botol soju ke 3.
Jang mi sedikit kesal karena sedari tadi chae won hanya diam saja “YA! kenapa kau diam saja? Setidaknya menangislah atau apa ke?”
Chae won menghela nafas. Helaan nafanya terdengar sesak. “Jang mi ah. Aku bahkan belum mengatakannya.” Chae won menatap jang mi dengan tatapan putus asa.
“hei jangan menatap seperti itu. kau sanat menakutkan.” Ujar jang mi yang kemudian menuangkan soju ke kegelas chae won lagi.
“rasanya seperti kertas yang di coret coret lalu di tipex lalu di sobek sobek lalu di remas-remas lalu di buang ke tong sampah an organik.”
“Apa?”
chae won menundukkan kepalanya. sepertinya i sudah mabuk berat.
~~~
Jang mi memapah chae won sampai ke ke lantai 10 apartemen chae won.
“YA mana rumahmu.”
“itu.” chae won menunjuk salah satu kamar.
Jang mi pun memapah chae won sampai di depan pintu. Jang mi berniat memencetkan tombol namun chae won berkata “Sana pulang. Aku bisa sendiri” jarnya setelah menghempaskan tangan jang mi.
Jang mi kesal. “Dasar kau. Ini. yasudah aku pulang ya.”
“Sana!” ujar chae won sambil emnggerakkan tanagnnya mengisyaratkan untuk jang mi segera pergi. Jang mi pun telah menaiki lift.
Chae won pun berusaha memencet kodnya dengan sempoyongan. Namun gagal. “ahh, kenapa ini?”
Ia kembali mencoba, namun gagal.
“Yaaa!! Kau tidak mau membuka? Akan ku dobrak nih pintu.” Ujarnya kesal.
Ia kembali menekan sandi. Namun kemudian pintu terbuka.
Tetapi chae won bukannya masuk ke kamar 1003 tetapi 1004.

~~~

TBC
Yuhuu yuhuu. Aku lagi pengen  lanjutin yang Please Move On. Yang New love entar aja ya. wwhiwhwihw.

Lagi males ngedit lagi nih. *Elah biasanya juga gak di edit lagi*. Maapin typonya yaa.  

9 komentar:

  1. kyaa >.< dia masuk kamar joongki hihi ih cepetan dong pokonya besok uda harus upload wkwk :D , astaga aku ngakak banget kostum chaewon itu hhaaha, new love jgn lama-lama min,yg ini juga harus dipercepat hoho

    BalasHapus
    Balasan
    1. wadaww. wani piro? hihii
      new love baru sedikit. aku bingung ngeddsss.
      ini juga bikin di sela-sela mau ulangan fisika 3 bab sekaligus *curcol
      dan sekarang aku baru belajar satu bab.
      ahh sudahlah. yaaa nanti deh new love nya wikwiwkwikwi.

      Hapus
    2. beginii deh nasib jadi anak SMA ipa pula :'' tegar yaa :'' fisika itu? hoammm >.<

      Hapus
    3. wkwkw setuju banget.
      tadi pagi gak jadi ulangan ternyata.
      tapi besok malah ulangan kimia. sedih deh.TT

      Hapus
    4. aku kamis kimia nya :') deket ulangan tengah semester tugas numpuk yaa :')

      Hapus
  2. bagus critanya thor, crta yg new love jg bagus,, tapi bahasanya msh byk yg aneh,, klo boleh saran mending pake bahasa baku/formal aja, kaya fanfic2 chaeki yg lain,, coba deh dikit2 mulai d kurangi kata2 yg aneh contoh kaya bete, gue,dll. dikit2 tp nnti lama2 pemakaian katanya jg rapi, dan qt jg bs enak baca critanya, ok thor

    BalasHapus
    Balasan
    1. wihihi makasih yaa. wkwkw iya bahasa ku emang begitu tergantung mood. kalo lagi waras ya mungkin bahasanya sedikit baik. wkwkw oke deh insyaallah aku akan berusaha agar mengurangi kata-kata anehnya. makasih sarannya love ya

      Hapus
  3. kok eonnie tau ya sandi apartemen oppa?
    masih sama sperti yg kmarin. menarikk
    cepetann ya thorr. hehehe new love nya jugaa
    tetap semangat neee

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu bukannya tahu sandinya loh. yaa nanti akan di jelaskan sih di chapter 5.
      new love nya aku belum menemukan ide nih. aku bingung bingits.
      oke deh nanti di usahain.
      okidoki. makasih.

      Hapus