Title : New Love
Capter : 10
Author : Happyreading
Genre : Romance, Comedy,
Cast :
Song Joong Ki
Moon Chae Woon
Lee Seung Gi
Yura Girls day aka Yoo Se
Mi
Lee Yo Bi
Dan masih banyak yang
lainnya.
Ff
yang akan anda baca ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan tempat, nama,
tokoh, semuanya hanya khayalan saya semata. Hope you guys like it. Eitss jan
lupa komen. Guys kalo ada nama-nama sesuatu yang agak aneh jarang didengar dan
sedikit nyleneh, tolong maklumi saya yakk.oh ya maapin juga bahasa ane yang
rancu dan apalah-apalah. Mungkin saat membaca ini kebosanan akan melanda di
benak anda. Typo bertebaran dimana-mana. Maakasih telah sudi membacaa. Yok
cekidot.
Chae
Won pov
“Pertama
tama kita sambut pengantin pria dengan tepuk tangan yang meriah. Mempelai pria
masuk.” Suara Sunbae kang terdengar di seluruh penjuru gedung pertemuan.
Joong
ki berjalan menuju altar dengan disambut oleh tepuk tangan para hadirin
sekalian. Senyum manisnya tak lupa ia lemparkan kepada seluruh tamu undangan.
Ia berhenti tepat di depan seorang pendeta. Joog ki berdiri dan menatap
sekeliling sambil sedikit membenarkan jasnya. Ia terlihat gugup. Bagaimana
tidak gugup perniakahan yang tidak pernah kami banyangkan akhirnya terjadi.
Bagaimana
denganku? Tentu aku juga gugup setengah mati. Aku tidak tahu kenapa aku gugup
bahkan disaat ini bukan pernikahan yang benar-benar ku inginkan.
“Sekarang
pengantin yang cantik akan masuk ke altar. Mari kita sambut dengan tepuk
tangan. Mempelai wanita masuk.” Ujar sunbae lagi.
Aku
menggandeng lengan ayahku. Dan menatapnya, ia juga menatapku dan melemparkan
senyumannya kepadaku. Aku pun membalas senyumannya. Aku memantapkan langkahku
dan mulai berjalan. Lagkahku di sambut oleh tepuk tangan para tamu undangan.
Selangkah demi selangkah aku mulai mendekat ke pada joong ki. joong ki menatap
ku. aku tidak tahu apa yang ada di fikirannya sekarang, namun dai hanya
tersenyum. Dan sesekali mengalihkan pandangannya kepada penonton. Langkahku pun
terhenti beberapa meter didepan nya. Dia maju beberapa langkah menghampiriku. Tak lupa setelah itu
dia membungkukkan badannya memberi hormat kepada ayahku.
Tugas
ayahku telah selesai. Kini ia menyodorkan lengannya untuk ku gandeng. Aku
melirik kepadanya dan menggandengnya dengan sedikt canggung. Inikah
pernkahanku??
Kami
pun maju beberapa langkah ke arah pendeta.
“Apa kalian sudah siap?” tanya si pendeta
seraya membenahi tata letak kacamatanya. Kami berduapun megangguk pasrah.
“Apakah kau, Song Joong Ki, bersedia
mencintai Moon Chae Won disaat suka maupun duka sampai maut mesihkan kalian
berdua?” ucap pendeta tersebut dengan lantang.
“Saya bersedia,” jawab joong ki lancar. Aku
tidak tahu dia sedang khlaf atau bagaimana. Kini pendeta itu beralih menatapku.
“Apakah kau Moon Chae Won, bersedia mencintai
Song Joong Ki disaat suka maupun duka sampai maut memisahkan kalian berdua?”
Aku menunduk
untuk menghilangkan rasa gugupku .
“A–ku bersedia,” aku melihat sang
pendeta tersenyum ke arahku. Haaaah apa yang barusan aku katakan?
Setelah itu kami pun mengucapkan
janji pernikahan. Maafkan aku ya tuhan
telah melakuak kebohongan ini. Dan sekarang aku sudah menerima hukuman yang
setimpl. Entah apa yang akan terjadi setelah pernikahan ini, kami pun tidak
tahu. Bagaimana dengan hbunganku dengan oppa ku aku pun tidak tahu. Dan pakah
setelah setahun kami akan berpisah au belum tahu. Semua ini adalah raahasia
ilahi.
“Baiklah sekarang mempelai pria
sudah boleh mencium mempelai wanitanya.” Ucapan sunbae ini membuatku sedikit
kaget.
Apa? Kisseu? Aku melotot kepada
joong ki yang kini sudah menghadapku. Kami memulai telepati lagi.
“song
jong ki! aku tidak mau melakukan itu.”
“Ah,
wae kau lihat semua penonton menyoraki kita. Apa yang akan mereka katakan jika
di acara pernikahan pengantinnya tidak berciuman?”
“Aniya,
aku tidak mau.”
“CIUM CIMU CIUM” Suara sorak sorai para
hadirin semakin meriah. Kata-kata itu semakin terngiang di telingaku. Aku menggeleng
kecil ke pada joong ki. mwo?? Dia malah tersenyum licik seoperti itu.
“Wae
kita sudah pernah meakukannya beberapa kali.”
“Song joong ki jika kau berani akan ku-“
“Song joong ki jika kau berani akan ku-“
Joong ki mengangkat kedua bahunya. Sedetik
kemudian tangan kananya telah meraih pinggangku. Dan tangan kirinya meraih
tengkukku. Aku menutup mataku segera ketika bibirnya telah menyentuh bibirku.
Moon chae won kuatkan dirimu. Oppa
maafkan aku. Aku harus melakukan ini didepanmu. Tenang saja hatiku ini masih
milikmu.
Setelah beberapa lama kemudian joong
ki pun melepskan ciuman kami. Kami masih saling bertatapan dimana dalam acara
saling tatap ini aku sedang memarahinya. Sementara para tamu bertepuk tangan.
Terutama kedua orang tua kami. Dan ku lihat Na eun di ujung sana mempriwitin
kami.
Tanpa sadar ternyata lengan joong ki
masih memeluk pinggangku. Aku pun menginjak kakinya dan mundur selangkah
darinya. Ia memutar bola matanya menahan sakit.
~~~
Aku
dan joong ki hanya saling terdiam di perjalanan kami menuju apartemen joong ki.
aku menyandarkan kepalaku di kaca jendel mobilnya. Aku mengetukkan kepalaku ke
kaca beberapa kali.
Benarkah
kami sepasang suami isteri sekarang? Aku masih tidak percaya ini. aku harus
patuh dan menjadi bayangannya? Dan melayaninya? Tidak mungkin. Walaupun begitu
tetap sja aku tidak akan melakuka semua itu. Kita ini kan Cuma pura-pura.
“Hei
apa yang kau lakukan, kau akan memecahkan kaca mobilku?” katanya mendapati
diriku yang sedang mematuk-matuk kaca mobilnya dengan kepalaku.
Aku
menghentikan kegiatanku dan hanya bersender di kursi mobil sambil menutup
mataku.
~~
19.55
Kami
pun sampai di apartemennya. Aku berjalan masuk ke apartemen dengan menyincing
rok putih panjang yang super ribed ini. beberapa orang yang melewatiku menatap
ku sambil senyum-senyum. Aku menghentikan langkahku dan berbalik.
“Song
joong ki shi pallio.” Kataku kesal kepada joong ki yang bejalan dengan santai
di belakangku.
Kami
pun sampai di depan pintu aparteman joong ki. aku bersender di dinding
menunggunya memencet pasword.
Pintu
apartemenpun terbuka. Aku mengikuti langkah joong ki. ia berjalan masuk kedalam
kamarnya. Rasnya kakiku mau patah setelah berdiri lama karena salam-salaman dan
foto-foto. (yg kaya nagita smaa rafi itu lho). Apalagi beberapa hari sebelumnya
aku melakukan olahraga aneh yang ibuku perintahkan. Dan perutku ini rasanya
sangat lapar. Tapi, melihat kasur, aku jadi hanya ingin tidur saja.
Joong
ki masuk ke ruang pakaiannya. Sementara aku, melemparkan diriku keatas
kasurnya. Dan sepertinya mataku rasanya mulai berat.
~~~
Joong
ki pov
Aku melapasakn jas ku. dan
menggantungkannya. Kemudian melepaskan dasi ku. namun kegiataku terhenti ketika
sebuah kata terlintas di benakku.
Menikah,
aku terkekeh sendiri. Aku sudah menikah. Kenapa rasanya seperti ada
manis-manisnya gitu. Memikirkan pernikahanku dengan chae won membuatku merasa
aneh sendiri. Rasanya baru beberapa bulan sejak pertemuan awal kami yang
sedikit terasa aneh. Dan sekarang aku sudah resmi menjadi suaminya.
Aku melepas
jas ku. dan membuka lemari. Heehh?? Apa ini? kenapa ada pakaian wanita disisni?
Beberapa dress sudah tergantung. Aku membuka beberapa laci dibawhnya. Seketika
aku melongo melihat apa yang ada didalamnya. Segera aku tutup laci berisi
pakaian dalam wanita itu. Aku pun membuka lemari disampingnya. Beberapa jeans
dan kemeja yang kurasa bukan milikku sudah tertata rapi di sana. Dan aku baru
sadar ternyata di sini bukan hanya ada barang-barangku tetapi barang-barang
wanita.
Aahh,
sepertinya ibu sudah memindahkan baran-barang chae won ke dalam rumahku. Pantas saja dia tidak membawa koper saat
kemari.sekarang kami bahkan berbagi lemari pakaian.
Aku
kemudian mandi dan selesai mengganti pakaian ku dengan kaos dan celana selutut.
Aku pun keluar dari ruang pakaianku. Kulihat sesosok buntalan putih tengah
tergeletak di atas kasurku. Aku menghampiri sosok itu. chae won telah
tergeletak tengkurep di atas kasurku. Apa dia benar-benar berniat tidur dengan
pakaian seperti itu.
Ia kemudian
menggeliat dan membalik badannya sehingga posisinya tak lagi tengkurep. Namun roknya
ikut terpelintir. Dan juga ia sepertinya kesakitan dengan hiasn di rambutnya
yang belum di lepas. Aku rasa dia tidak akn bertahan dengan keadaan seperti
itu. aku masih memperhatikannya di samping kasur sambil berdiri dan elipat
kedua tanganku.
“Eommaa,
tolong aku.” Jeritnya tiba-tiba. ia berusah abangun namun sepertinya roknya
yang panjang itu membelit kakinya. Dia kemudian menoleh ke arah ku dan baru
menyadari keberadaanku.
“Joong ki
shi.” Katanya sambil menatapku dengan tatapan memelas. Ckck dasar wanita ini.
Aku
membantunya membenarkan roknya dan membantunya berdiri.
“Gomawo.”
Ujarnya datar.
“apakah ada
bajumu yang bisa ku pakai, ibuku tidak membawakan baju-bajuku.” Ungkapnya.
“Aniya,
semuanya sudah ada di sana.” Jawabku sambil menunjuk ruang pakaian.
“Benarkah?
Waaa benar-benar.” Gumamnya. Ia kemudian melangkah kesana. Ia kemudian masuk ke
dalam sana. Aku berniat keluar kamar untuk mengambil minum. namun kemudian
suara pintu ruang pakaian terbuka lagi. Kulihat kepala chae won muncul di sela-sela
pintu.
“Joong ki
shi, “
Aku pun
berhenti melangkah dan menoleh padanya.
“Wae.”
“Itu,
hmm... tidak jadi deh.”
Aku berniat
melanjutkan jaanku. Namun kemudian
“Joong ki
shi,”
“Ahh wae”
ujarku sambil sekali lagi menghadap ke arahnya.
“Bantu
aku.”
Aku pun
menghampirinya.
“Tolong
tarikkan itu, tanganku tidak sampai.” Ujarnya sambil emnunjuk resleting di
belakang gunnya.
Aku
berdecak kesal. dan meraih resletingnya itu. aku menurunkannya perlahan.
Glup glup
Suara air
ludahku yang tertelan secara refleks terdengar lirih. Untung saja chae won
tidak menyadarinya. Bagaimanapun juga aku ini lelaki, aniya joong ki jangan
bayangkan hal-hal seperti itu. sudah cukup. Aku pun menarik dengan cepat
resleting itu dan langsung beranjak keluar.
“Gomawo”
teriaknya dari dalam sana.
~~
Song
joong ki, apa yang barusan kau bayangkan eoh? Aku pun menenggak segelas air di
tanganku dengan cepat.
Aku
pun menenggelamkan diriku di depan layar kaca. Sebenarnya aku masih merasa
lelah setelah kemarin.
~~~
Chae won pov
aku
telah selesai berganti pakaian. Ternyata semua barang-barangku sudah tertata
rapi di rumah joong ki. huft. Aku pun keluar dari kamar mandi mengenakan celana
training dan kaos seperti yang biasa ku pakai di rumahku. Sambil
menggosok-gosokan handuk di rambutku yang basah.
“Joong
ki shi, mapa yang kau lakukan disitu?” tanyaku mendapati joong ki tengah
berbaring di kasur sambil membaca buku.
“Aku
ingin tidur. apa lagi?” jawabnya santai. Aku berjalan menghampirinya.
“Kenapa
kau tidur disini? Aku tidak mau tidur di samping mu. Kau tidur di sofa saja
sana.” Ujarku sambil menunjuk ke arah pinntu. Bagaimana mungkin aku tidur
dengannya. Aku tidak mau laa.
“kenapa
aku yang harus tidur di sana? Ini kamarku jadi kau saja yang tidur disana.”
Ujarnya yang kemudian menjulurkan lidah kepada ku.
“Tidak
mau. Apa kau tega membiarkan seorang wanita tidur di sofa? Aihh lelaki macam
apa itu.”
“kau bilang kau bukan lelaki di amatamu? Yasudah kenapa tidak tidur bersama saja?” ujarnya sambil menepuk bagian kasur di sampingnya. Apa dia tidak waras? Ahh iya sih aku pernah bilang bergitu.
“kau bilang kau bukan lelaki di amatamu? Yasudah kenapa tidak tidur bersama saja?” ujarnya sambil menepuk bagian kasur di sampingnya. Apa dia tidak waras? Ahh iya sih aku pernah bilang bergitu.
~
21.11
Akhirnya
perbincangan kami berakhir dengan aku berbaring di sebelah kiri dan dia di
sebelah kanan. Aku bangun dengan posisis duduk. “Kalau kau kedapatan
menyentuhsehelai rambutpun dari ku-“ aku menunjukkan kepalan tanganku padadnya.
“kau tahu kan akibatnya?” lanjutku.
Ia berdecak
“Apanya yang mau di sentuh” Ujrnya datar sambil menarik selimutnya lalu
kemudian mematikan lampu. Hanya cahaya redup dari lampu tidur disamping kiri
dan kanan tempat tidur yang menyala.
Aku mendesis
kesal. aihh benar-benar. Moon chae won tenangkanlah dirimu. Sabar, sabar. Aahh
aku masih terlalu elah untuk berkelahi dengannya. Lalu kemudian kembali
berbaring memunggungi joong ki.
Sejenak
suasana kamar ini pun menjadi hening. Sesuatu terlintas di benakku. Malam
pertama, ya ketika sepasang engatin telah smelakukan pernikahan. Dan malam
pertamaku dengan song joong ki . ahh kenapa aku jadi memikirkan tentang malam
pertama. Segera kusingkirkan fikiran itu dari benku. Kenapa jantungku berdebar
ya? mungkin aku merasa sedikit khawatir tentang apa yang joong ki akan lakukan
jika aku terlelap nantinya. Tapi aku kan sudah memperingatkannya. Awas saja
kalau dia berani.
21.50
Aihh kenpa
kau belum bisa tidur juga. Apakah joong ki sudah tertidur ya? apa aku lihat
saja? Aahh tidak nanti dikiranya aku mau macem-macem lagi.
22.15
Kruyuk
kruyuk.
Omo?
Suara apa itu? ahh perutku. Sngguh perutku sangat lapar. Aku lupa aku belum
makan apapun setelah hanya makan kue dari na eun tadi siang. Ahh aku mau ke
dapur ah mencari makanan.
Aku
menyibkkan selimut dan bangun. Aku berhenti sebenter di pinggir kasur. Kulirik
joong ki yang tidur memunggungiku. Apa dia sudah tidur? kuharap dia tidak
mendengar suara perutku tadi. Kalau dia masih angun, dia pasti akan tertawa
senang. Ah sudahlah, Lalu aku pun berjalan keluar kamar menuju dapur.
Aku
pun keluar dari kamar. Semua lampu sudah dimatikan. Hanya beberapa lampu yang
tidak begitu terang. Begitu pula di area dapur. Suasananya terasa sedikit
mencekam. Yaa ini bukan rumah yang biasa aku tinggali. Auuhh aku jadi
membayangkan adegan film horror yang pernah ku tonton waktu itu.
Kruyuk
kruyuk
Namun
sepertinya semua itu terkalahkan oleh rasa laparku. Ahh aku tidak perduli. Yang
penting aku mau makan. Aku pun melanjutkan lankahku mendekati kulkas. Yaa di
situ pasti banyak makanan. Ku buka kulkas itu. ahh untungnya cahaya dari kulkas
membuatku sedikit tenang. Namun tetap saja disamping kanan dan kiriku masih
sedikit gelap.
Aku
membungkukkan tubuhku melihat seisi kulkas.
“Kenapa hanya ada makanan mentah disini?” gumamku lirih. Sayur, daging semuanay mentah. Aku hanya ada
air putih dan beberapa minuman lainnya. Apakah dia memakan semuanya. Hanya ada
kimchi. Hahh tadi aku melihat banyak makanan di pesta pernikahanku namun hanya
sepotong kue yang aku makan. Kenapa ibu ku juga tidak membawakan kami makanan
sih? aku berjongkok dan mengamati isi kulkas lagi.
Oh,
ada beberapa buah di bawah sini. Aku mengambil beberpa buah apel, kemudian
memakannya smbil berjongkok. Namun pintu kulkas belum ku tutup. Sehingga aku
tidak bisa melihat sebelah kanan dan kiriku.
Sreekk
sreekk
Heh?
Suara apa itu? aku menelan buah apel yang sedang ku kunyah ini. menengok ke
atas sebelah kanan ku.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.”
~~
Joong ki pov
Aku
berniat untuk tidur. apakaha aku tidur disaii saja an membiarkan dia
beristirahat di kamarku ya? ahh fikiran macama apa ini. tidak aku tidak mau.
Lagi pula kami hanya kan tidur saja.
“Kau bukan lelaki di mataku”
Aahh dia pernah bilang kalau aku bukan lelaki
di matanya.
Akhirnya
aku pun masuk dan berbaring di kasur sambil membaca buku. Kudengar suara pintu
kamar mandi yang terbuka. Chae won keluar dari sana sambil mengeringkan
rambutnya yang basah dengan handuk.
Deg
deg
Deg
deg
Nafasku
rasanya terhenti melihat rambutnya yang basah itu. aku menggelengkan kecil
kepalaku dan kembali mencoba fokus dengan bacaanku meskipun sepertinya
fikiranku sudah kemana-mana.
“Joong ki shi, apa yang kau lakukan disitu?”
tanyanya padaku.
“Aku ingin tidur. apa lagi?” jawabku agar
terdengar santai. Iakemudian menghampiriku.
“Kenapa
kau tidur disini? Aku tidak mau tidur di samping mu. Kau tidur di sofa saja
sana.” Ujarnya.
“kenapa
aku yang harus tidur di sana? Ini kamarku jadi kau saja yang tidur disana.” Jawabku.
Hah kenapa aku berkata seperti itu.
“Tidak
mau. Apa kau tega membiarkan seorang wanita tidur di sofa? Aihh lelaki macam
apa itu.”
“kau bilang kau bukan lelaki di amatamu? Yasudah kenapa tidak tidur bersama saja?” jawabku. Aihh apa lagi ini? kenapa aku malah mengatakan hal semacam ini. seharusnya aku tidur saja di sofa sehingga aku tidak emmbayangkan hal aneh lainnya jika berada disampingnya.
“kau bilang kau bukan lelaki di amatamu? Yasudah kenapa tidak tidur bersama saja?” jawabku. Aihh apa lagi ini? kenapa aku malah mengatakan hal semacam ini. seharusnya aku tidur saja di sofa sehingga aku tidak emmbayangkan hal aneh lainnya jika berada disampingnya.
21.11
Aku
fikir chae won akan menyeretku keuar atau semacamnya. Kali ini dia malah setuju
dan kami pun akhirnya tidur berdampingan.
Ia
berbaring memunggungiku. Sementara aku masih bersender. aku meliriknya. Ahh
sudahalh song joong ki. ayo tidur.
21.30
aahh sungguh jantungku berdegup kencang
seperti ini. aku mencoba terlihat biasa, dan megubah posisi tidurku menjadi
memunggungi chae won. Song joong k tidurlah.
22.13
Aku
masih saja belum bisa tidur. sungguh aku sudah tidak tahan lagi. Aku ingin
pindah ke sofa saja. Ahhhh.
22.15
Aku
perlahan mengangkat kepalaku dan selembut mungkin menyibakkan selimut. Namun,
Kruyuk
kruyuk
Heh?
Suara apa itu. bbbhaahahahahahhahaha apa dia kelaparan? Aku ingin tertawa keras
sekarang. Aku berusaha keras menahan tawaku ini. sungguh moon chae won kau ini.
ahh iya aku baru igat dia hanya makan nasi dan tempe belakangan ini.
Kurasakan
kasurku mulai bergerak ia telah bangun dan keluar dari kamar. Dia pasti ingin
mencari makanan. aku meliriknya yang keluar dari kamar.
Aku
penasaran apa yang akan dia lakukann. Aku pun mengikutinya dengan
mengendap-endap. Oohh ia sedang mencari makanan di kulkas. Kudengar dia
berguma,. Sepertinya dia tidak menemukan makanan matang di kulkasku. Ya benar
saja. Aku memang selalu masak sendiri. Walaupun terkadang ibuku membawakan
makanan.
aku
enyalakan senter di hp ku dan mengarahkannya ke wajahku. Kemudian dengan
langkah kecil aku menghampirinya yang sedang berjongkok di depan kulkas. Aku
melongokkan kepalaku ke bawah.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”
lengkingan teriakannya terdengar sagat keras. Ia sedikit terduduk kebelakang
dan apel yang di pegangnya tadi terlempar entah kemana.
Aku
pun menutup pintu kulkas dan tertawa terbahak-bahak melihatnya ketakutan
seperti itu. tak kusangka ternyata chae won begitu penakut seperti ini. kukira
dia sorang preman yang tidak takut apapun. Tapi ternyata ia takut akan hal-hal
seperti ini.
Chae won pov
Aku
ketakutan setengah mati hingga tubuhku sedikit terduduk ke belakang. Aong joong
ki ternyata kau di balik semua ini. sekarang ia tertawa terbahak-bahak.
Aku
pun bengikit dari keterpurukanku.
“Yaaaa!!!!
Soog joong ki!”
Aku
pun mengeplaki punggungnya dengan sandal. Plak plak pluk der dor
“apa
kau senang eoh? Rasakan ini” ujarku di sela-sela pengeplakanku.
Ia
merintih keskitan “ Chae own sudah cukup cukup aahh appoyo.” Ujarnya sambil
memegangi punggungnya.
Aku
berhenti dari kegiatanku. Apakah beneran sakit? Dia sepertinya benar-benar
kesakitan. “apakah benar-benar sakit?”
Ia
menatapku kesal. “tentu saja.” Ujrnya. Aku menatap sandal swallow yang ku
gunakan unuk memukulinya ini.
Akhirnya
aku pun membantunya mengobati punggungnya dengan salep di sofa depan tv. Ahh
iya sepertinya memang beneran sakit. Beberapa bekas merah yang membentuk sandal
tergambar jelas di punggungnya. Joong ki mengangkat kaosnya hingga terlihat
punggungnya. Sementara aku mengoleskan salep di punggungnya.
“Aaa,
jangan terlalu keras. Itu sakit.” Ujarnya karena aku mengusapi salep di
punggungnya dengan sembarangan.
“Heiis
bael sekali. Aku tahu. Kau ini cengeng sekali. Merah sedikit saja sudah
mengeluh seperti itu.” ujarku kembali melanjutkan mengolesi salep keseluruh
punggungnya.
“ini
memang benar-benar skit” ujarnya. Ia kemudian menurunkan kaosnya dan berbalik
menghadapku.
“apa
kau ingin mencobanya.” Katanya setelah mengambil sandal dan memperlihatkannya
padaku.
Aku
menggertaknya “coba saja kalau berani”
Kruyuk
kruyuk
(hening)
“Heh
suara apa itu? ahahahahaha apa seekor
singa mulai kelaparan sekarang?” katanya kemudian.
Aku
memegangi perutku sambil cembetut. “Tentu saja aku sangat lapar. Kau tahu aku
bahkan tidak makan apapun dari tadi siang.”
“Aahh,
jadi karena itukah kau mengendap-endap kedapuruku?”
“Siapa
yang mengendap-endap. Lagipula kenapa di kulkasmu tidak ada makanan? apa kau
punya ramyeon?”
“Aku
tidak punya.”
“Lalu
aku harus makan apa?”
“Makan
saja seadanya. Atau masaklah sesuatu sesukamu. Aku mau tidur.” ujarnya seraya
bangkit dari posisinya tadi. Iapun berjalan menuju kamar.
“Joong
ki shi kau tega sekali. Dasar jahat!”
~~~
23.23
Aku
menatap kulkas dengan sedih “ Ahh apa yang bisa kumasak? Aku tidak bisa masak
T_T” gumamku.
Namun
tiba-tiba sebuah langkah menghampiriku. Aku menatap pemilik langkah itu. joong
ki berjalan menghampiriku.
“Aku
tidak mau kau menghancurkan dapurku.”ia mendorongku menjauh dari kulkas,
kemudian mengambil beberapa bahan makanan.
“apa
kau akan masak untukku? Kau bisa masak? Benarkah?” tanyaku kepo padanya yang
masih sibuk menyiapkan bahan-bahan.
Aku
memandanginya dari meja makan. Waaa kufikir dia seratus persen lelaki
meyebalkan. Tetapi ternyata dia sedikit baik juga. Tangannya sangat lihai
mengolah bahan-bahan makanan itu. benarkah dia song joong ki? dia begitu cool
ketika sedang diam dan fokus seperti itu. aku sedikit terkesima melihat
kemampuannya itu.
Ekspresinya
bisa berubah begitu mudah. Kenapa terkadang aku merasa dia seperti orang y ang
sangat periang dan jahil. Tapi kali ini dia terlihat begitu keren dan cool.
Glotak.
Suara piring yang diletakan di meja kayu ini menyadarkanku dari lamunanku.
“Hei?
Apa yang sedang kau fikirkan? Apa kau terpesona melihatku tadi?” ujarnya
sembari duduk di kursi yang berada di hadapanku.
Aku
menaikkan sebelah bibirku. “aniya.”
“hwaa
kelihatanya enak. Aku tidak menyangka kau bisa memasak.” Ujarku. “makananya
dibayangin terserah readers aja)
“Aku
uga tidak menyangka kau tidak bisa memasak.” Ujarnya . aku mengerutkan dahiku
kesal.
“siapa
bilang, aku bisa memasak ramyeon.” Jawabku.
Aku
meraih sendok di samping piringku. Kemudian bangkit dan mengangkat piringku.
“Ya
kau mau kemana?” tanyanya.
~~~
Kami pun
makan di depan tv.
“Kenapa
tidak makan di meja makan saja?” tanyanya.
Aku menyuap
sesendok makanan kedalam mulutku. “aku lebih suka makan di depan tv.” Jawabku
kemudian. Aku terdiam. Terkejut merasakan masakn buatan joong ki ini. (anggap
saja nasi goreng korea)
Ia pun
menyantap makanannya. Kemudian melirikku yang masih terdiam dari tadi. “wae?
Pasti enak sekali kan.” Ujarnya.
“yaa
lumayan” jawabku yang kemudian kembali melanjutkan makanku.
Kami
menatap layar kaca. “aihh kenapa acaranya seperti ini sih. Ganteng-Ganteng
Harimau appan kaya gini.” Ujarku. Aku
pun mengganti ke chanel yang lain beberapa kali karena tidak juga menemukan
tontonan yang menyenangkan.
“Hya apa
kau ingin merusakkan televisiku?” ujarnya.
Aku pun
menghentikan kegiatanku mengganti-ganti chanel. Dan meletakkan remote ke atas
meja. “ah benar-benanr menyebalkan” karena sudah terlanjur kesal aku pun
melanjutkan makanku saja.
“berikan
itu padaku.” Ujarnya sambil menunjuk remote. Aku pun memberikan remote itu
kepadanya dan kembali melanjutkan makan. Tiba-tiba suara dari televisi itu
berubah mencekam. Aku melihat ke tv dan yang sedang berjalan adalah acara horor
malam hari [MASIH] Dunia Lain.
Seketika aku langsung menelan makanan di dalam mulutku ini.
“joong ki shi, kenapa ak
menyetel acara seperti ini. sungguh tidak menyenangkan. Sudah ganti saja.”
Ujarku seranya menggeser posisi dudukknu mendekatinya.
Joong ki
terdengar seperti menahan tawanya. “apa kau takut tentang hal semacam ini? ahh
sungguh cemen sekali.” tanyanya.
Aku
berdekhem “ khem, tidak aku tidak takut. Ya sudah biarkan itu berjalan. Tidak
usah diganti.”
“lalu
kenapa kau deket-deket aku begitu.”
Aku
menyadari apa yang ku lakukan. Dan berganti menggeser dudukku ke arah lain.
“kenapa kau
malah menyalakan ini sih. ahh males deh.” Aku dengan cepat ,menghabiskan
makananku dengan cepet. Aku pun bangkit dan meletakkan piring di westafel.
“Kau yang
cuci.” Ujarku datar.
Joong ki
tidak terima. Ia merik kerah belakang bajuku.
Ia melipat
tangannya didada. Mengawasiku yang sedang berdiri di depan tepat cuci piring
(elah namanya apa sih gatau ah) .
“aku yang
emmasak dan sekarang kau menyuruhku untuk mencuci piring?”
“Arraseo.
Baiklah aku yang cuci.” Aku pun memakai sarung tangan karet dengan malas.
Selagi aku mengelapi piring dengan busa, ia malah membawa seperangkat wajan
kotor dan meletakannya di hadapanku kemudian melangkah pergi.
Aku menghea
nafas kesal. ya sudahlah setidaknya aku harus membayar kebaikannya karena sudah
mau memasakanku.
Tunggu, dia
mau kemana? Kenapa aku ditinggal sendirian? Aisshh aku menengok kebelakan
perlahan, karena kurasa suasana rumah ini mulai hening lagi.
Aku berlari
menuju kamar dengan maish mengenakan sarung tangan karet yang bahkan masih
dipenuhi busa sabun cuci. Aku menghampiri joong ki yang sedang besiap tidur.
“moon chae
won apa yang kau lakukan, kau bisa mengotori kasurku.”
“Jangan
tinggalkan aku, temani aku mencuci.”
“kau bilang
tidak takut.?” Tanyanya dengan wajah mengejek.
Aku
berkilah “ bukannya takut, apa kau tidak khawatir aku akan memecahkan
piringmu?”
“aaigoo.”
Selesai
mencuci piring
Aku dan
joong ki berbaring di tempat tidur. lampu belum di matikan. Kami sama-sama saling
menghadap ke langit-langit kamar.kami terpisahkan oleh sebuah bantal guling.
“Soong joong ki, ahh ani suamikau. Ahahahah aku ingin muntah
mengatakan itu.”
“wae isteriku.?”
Aku meliriknya. “aiih tidaklah tidak jangan panggil aku
begitu. Kita ini bukan suami isteri. Kau bahkan tidak mencintaiku, aku juga
begitu. Ckckck kita ini apa ya? “
Joong ki terdiam.
“kau dan aku harus membuat kesepakatan.”
“hmm” jawabnya.
“Hmm, sepertinya aku belum memberi tahumu, aku sudah kembali
dengan seung gi ppa. Dan kami akn kembali setelah setahun kita menikah. Setalah
setahu, berakhirlah sudah pernikahan kita. Hmm selama setahun ini, kau dan aku
diperbolehkan berkencan dengan siapapu asalkan tidak ketahuan oleh siapapun.
Lalu kau tidak boleh menyentuhku. Dan...”
Aku menenok ke
samping kiriku. “Joong ki shii, “
Aku pun mendudukan diriku. Aiisshh benar-benar, sedang di
ajak ngobrol begini serius, dia malah tidur. aaaggg. Aku memukulnya dengan
bantal gulung. Baiklah, mungkin besok saja kita rundingkan lagi. Dasar song joong ki.
TBC
Huuhh gimana gimana? Mbosenin ya? monoton? Gak dapet feel? hua huaa >_< Yok utarakan perasaan kalian ttg chap ini di kolom komentar di bawah ini.
maakaasiihhh.
ini lucu banget hoho. yey aku yg koemtar duluan ^^ , tapi endingnya menyakitkan :(
BalasHapushiks hiks eaks nih. kaka lisa mana chap selanjutnya aku pengin baca.
Hapushoho ntar aku post kok :D ,kak emil ditunggu chap 11 yaa :D please move on juga ih sukakk >.<
Hapusoke okee. hihihi yaa chap 11 lagi otw kok.
Hapuswkwkwk.
ayoo kaka semangat.
eh promosi yukk
yee udah di post jg ahirnyaa...
BalasHapussenang bgt krna gak pendek..
penasaran sama kisah slanjutnya thorrr
ditunggu! FIGHTING
hihihi iya
Hapusalhamdulilah gak pendek jadinya kebablasan malah
okee
makasih dah baca mbak daniaa. makasih semangatnya. nungguinnya FIGTING juga yaaa wkwkw
yee udah di post jg ahirnyaa...
BalasHapussenang bgt krna gak pendek..
penasaran sama kisah slanjutnya thorrr
ditunggu! FIGHTING
hemm sama kaya diatas
HapusMw dong cobain makanan x joong ki hehehe, terxata chaewon penakut juga jdi deh tuh dikerjain ma joongki wkwkwk. Joong ki beneran tidur ga tuh??
BalasHapus